Kamu masih ingat dengan perjuanganku?
Bodoh, ya, aku dulu.
Memperjuangkan hati yang sudah terisi oleh satu nama.
-Tara
(Riki yang baru putus cinta)
"Ingin rasanya menyerah. Namun, aku masih saja betah. Betah memperjuangkan hati yang justru melukai."
HESPER
Now Play Music
Suatu Saat Nanti - Hanin Dhiya"GILA GILA ALTARA MELUK GUE RAY!!! MELUK GUE!!! SUMPAH GUE GAK MAU MANDI KALAU KAYAK GINI!" teriak Tara di kelas, semenjak kejadian tadi, Tara berubah menjadi orang gila yang harus dibawa ke psikiater. Belum juga lihat Altara senyum, udah gila aja.
Raya yang merupakan satu satunya manusia yang berada di kelas itu menutup telinga dengan kedua tangan, bagaikan Nobita yang tak mau mendengar nyanyian dari suara Jayen. Raya hanya menggelengkan kepala melihat tingkahnya. Dia mengerti, Tara ini sedang senang-senangnya. Jadi, dia membiarkan Tara berteriak sesuka hati, selagi di kelas hanya ada mereka berdua saja.
"Dia meluk gak sengaja, kali," celetuk Riki yang tiba tiba datang. Dia duduk di meja Raya juga Tara yang seketika memberhentikan acara teriakannya.
"Sirik aja," cibir Tara.
"Siapa yang sirik? Gue ngomong fakta!"
"Dih, ga terima bener dah."
Raya hanya menggelengkan kepala, sudah sering mereka mendengar adu bacot antara Tara dan Riki setiap hari. Terlampau sering, hingga mereka enggan memisahkan. Nanti juga kalau udah capek, berhenti sendiri.
"Ya, karena gue ngomong kebenarannya. Sampai kapanpun Altara gak akan suka sama lo."
Tara mengerutkan keningnya, semenjak Riki putus dengan Deandra, omongannya berkali kali lipat lebih menyakitkan, perilakunya pun menyebalkan. "Gak salah denger nih, kuping gue? Atau mulut lo yang emang kayak anjing, kalau ngomong suka ga nyadar."
"Sialan. Lo harusnya yang nyadar, lagian untuk apa sih lo berjuang dapetin Altara? Dia belum bisa move on dari masa lalunya, bego."
"Tapi ada kemungkinan kan, dia jatuh cinta sama gue?"
"Gak ada."
Tara membelalakan matanya. Riki ini kurang ajar pura pura atau emang kurang ajar beneran? "Lo semenjak putus, ga dukung gue sama Altara banget. Kenapa? Biar galaunya bareng-bareng? Ogah."
Riki mengepalkan tangannya. Berusaha menahan diri untuk tidak kelepasan menyakiti gadis di depannya secara fisik. Dia berjalan ke luar kelas tanpa pamit satu kata pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
HESPER (SELESAI)
Подростковая литература[BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] ⚠️UDAH SELESAI⚠️ Kita memang sama. Memiliki sinar cahaya. Namun, apa kita bisa merangkai rasi bersama? Bintang bisa redup kapan saja. Dan, faktanya dia memang benar benar sedang meredup. Apakah b...