17. Salah Faham

3.2K 245 32
                                    

"Di dalam kisah ini. Ada dua tokoh. Aku dan kamu. Kita sama, saling tersakiti karena sama sama punya hati. Hanya saja, kita sama sama terperangkap di sudut pandang masing-masing. Jadi, menganggap yang lainnya menyakiti. Padahal, yang dianggap menyakiti juga disakiti."

HESPER

Now Playing Music ;
Beautiful Goodbye - Chen Exo

Baru saja bel masuk berbunyi, namun kebanyakan siswa masih saja santai berjalan di koridor, duduk di kantin, dan lainnya. Padahal, guru di meja piket sudah menegur berkali-kali. Termasuk, Tara, Raya, Rasya, Fathan, Milan yang masih berada di koridor bersama dengan Shaula dan Rafto. Tadi, mereka mempergoki Shaula dan Rafto yang bermesraan di lorong belakang koridor. Padahal, Shaula sudah jadian dengan Milan.

"Lo sebenernya suka gak sih sama gue, La?" tanya Milan santai, tetapi Shaula justru membalas dengan nada tak terima. Satu yang harus kalian tahu, sesantai apapun pembawaan Milan yang sok ganteng itu. Dalam hatinya juga sakit. Banget. Liat orang yang kita cinta selingkuh itu ... sakit sih, tapi kita bisa apa?

"Lo ngeraguin perasaan gue, Lan?"

"Bukan ngeraguin, tapi sikap lo yang bikin gue ragu. Lo ke mana aja seminggu? Gue chat, lo ga bales, gue telpon, ternyata lo lagi telponan sama orang lain. Sama Rafto?" tuduh Milan dengan menatap Rafto dengan tatapan smirknya. Dari awal, Milan memang tahu kalau Rafto ini mencintai Shaula. Tapi, Shalanya juga mencintainya. Mau tak mau, Rafto yang harusnya mengalah, bukan?

"Gue emang cinta sama Shaula. Dan, gue gak suka liat Shaula sakit hati karena lo!" kata Rafto.

Milan tersenyum remeh, "Emang lo yakin, lo gak bakal nyakitin Shaula?"

Milan ini selalu santai jika hubungannya terancam berpisah. Baginya, perempuan itu banyak, laki laki dikit, jadi dia punya peluang nyari pengganti lebih banyak. Orang ganteng bebas itu berlaku bagi Milan. "La, kita putus," putus Milan lalu pergi ke kelas, bersama dengan Fathan dan juga Rasya. Raya dan Tara awalnya ingin pergi juga, namun Shaula menahan mereka.

"Please ... bantu gue, gue gak mau putus sama Milan, gue cinta banget sama dia," bujuk Shaula dengan air matany yang berderai. Tara sebenarnya tidak tega melihat Shaula. Namun dia harus bagaimana jika Shaula sudah membuat tepung menjadi adonan yang gagal?

"Lo yang udah nyia-nyiain kesempatan, La, kita gak bisa membolak balikin hati orang, apalagi modelannya kayak Milan. Mending, lo sama Rafto yang emang udah jelas cinta lo. Dan emang karena Rafto kan lo seminggu ga kontekan sama Milan? Kalau lo mau tau, Milan galau seminggu itu, kalau lo sakit hati karena Milan, lo jangan merasa paling tersakiti. Lo gak tau kan sudut pandang Milan? Dia juga diem-diem sakit hati. Karena, di dunia ini yang punya hati yang bisa luka itu bukan cuma lo" jelas Tara kemudian melenggang pergi bersama Raya.

"Setelah kejadian ini, semoga lo jadi lebih kuat dari sebelumnya, La," ujar Tara sebelum benar benar jauh.

Tara selalu begitu, menasihati percintaan orang dengan panjang kali lebar, tapi nasehatnya gak munafik, dia memaparkan apa kesalahan orang supaya orang itu sadar dan gak ngulangin kesalahan.

Baru saja duduk di kursi tercintanya, tiba tibanya bu Niken memanggilnya dari luar pintu. Mau tak mau, Tara kembali berdiri dan menghampiri guru kimianya itu. "Ada apa ya, Bu?

"Gini Tara. Saya kesulitan menjelaskan materi kelas, anak anak juga gak mengerti. Dia minta temannya yang mengajari, tapi di kelas mereka pada gak mau maju. Kalau di kelas kamu kan, kamu yang selalu maju. Sekarang, saya minta tolong sama kamu. Ngajar di kelas Ibu, mau kan?" tanya bu Niken.

"Saya kan juga belajar, Bu," alibi Tara.

"Sebentar doang, Kok. Satu soal, doang. Nanti saya izinkan ke guru mata pelajaran kamu."

HESPER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang