19. Bocah Vs. Alien

3.1K 228 45
                                    

Hari ini kamu menjanjikan  bintang di setiap malamku. Entah esok kamu masih mengingatnya atau tidak. Aku tidak berharap lebih dengan janji, karena kata kata tidak bisa digenggam, kayak kamu, semu.

HESPER

Now Playing Music ;
Lovin U - Devano Danendra

(Bacanya pelan pelan, biar ngayalnya lama)

Saat guru selesai breafing, dan UKS dibuka, Altara di bawa ke UKS tentunya, cowok itu tertidur lelap di brankar, efek gak tidur hampir min log sepuluh pangkat negatif empat puluh delapan. Tara kini berjalan di koridor kelas, dia melewati kelasnya dengan sengaja, dia hanya ingin mengambil buku Altara yang dia buang ke tempat sampah, tadi.

Untung, tempat sampah kalau pagi masih bersih, jadi gak ada sampah di tong sampah kecuali buku dari Altara untuk dirinya. Diambil buku itu, lalu dia pergi menuju kelas.

"Tara, lo abis ke mana?" tanya Rasya yang sedari tadi tidak melihat batang hidung gadis tengik satu ini.

"Gue tadi abis ketemu Altara," jujur Tara dengan cengirannya.

"JLEB BANGET HATI RASYA YA ALLAH! CUP CUP CUP," ejek Milan dengan tawanya yang begitu terbahak bahak.

Rasya bersedekap dada, "ADUH YANG ABIS PUTUS JADI ORANG GILA, KASIHAN OH KASIHAN ADIH KASIHAN!" balasnya sambil menyanyikan lagu ayam soundtrack upin ipin ketika ayam mencari induknya.

"Siapa yang abis putus cinta?" tanya pak Teman guru prakarya yang baru datang ke kelas. Rasya menyengir tak jelas ke pak Teman sedangkan Milan membisikkan kata mampus di telinga Rasya. "Mampus."

"Milan Pak!" jawab Rasya.

Pak Man menepuk pundak Milan dengan muka dramatisnya, "Sabar Nak. Bapak juga pernah merasakannya. Kamu kuat. Kamu yang tabah. Yang ikhlas," kata pak Man.

"Pak, saya putus cinta, bukan meninggal cinta."

"Yaela Pak! Curhat atau gimana?" celetuk Fathan.

***

Malam ini, hujan kembali hadir membukus kota yang dihiasi kemerlap lampu di jalanan. Tara menatap kaca jendela kosannya, melihat rintik rintik hujan, berharap hujan ini akan sampai pagi agar dia nyenyak tidur malam ini. Tara teringat pada buku puisi dari Altara. Gadis itu beranjak dari duduknya, mengambil tas lalu mengambil binder biru itu, warna kesukaannya. Juga karakter Elsa, kesukaannya. Pasti Altara tahu dari Dara. Tangannya membuka lembaran ke dua yang belum sempat dia baca tadi pagi.

Untuk Tara...

Cahaya bintangmu bersinar.
Setiap kamu tersenyum hangat.
Cahaya mu indah, seperti hatimu.
Setiap kali aku menatap senyum itu, rasanya ... ada sebagian cahayamu yang mampu menerobos sampai ke hatiku.
Cahayamu terpancar begitu terang tiap kali matamu menatapku dengan penuh kasih sayang.
Aku merindukan cahayamu...
Aku butuh pancaran sinar darimu lagi, agar indah hidupku, bersamamu.
Maaf, dulu aku terlalu jahat bagi seorang peri yang berbaik hati dan berparas ayu.
Sudikah kiranya kamu menerima maafku?

-Puisi pertama dari bintang Altara hanya untuk bintang Tara, ditulis dengan hati, sambil memikirkanmu di sini.

Entah sedari kapan bibir Tara tersenyum tak henti. Dia menutup wajahnya dengan buku, ah, dia seperti diberi puisi oleh pangeran. Meskipun, puisi Altara gak bagus-bagus amat. Namun setidaknya dibuat menggunakan hati dan dibaca dengan hati pula. Tadi sewaktu sekolah, dia masih menggantungkan permintaan maaf dari Altara. Biar saja, biar Altara menunggu.

HESPER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang