"Memang, sirrius paling terang, cahayanya begitu dekat, sampai-sampai kepergianmu tak terlihat."
HESPER
Now Playing Music ;
Malaikat Baik - ShalsabillaIstirahat adalah waktu yang Tara tunggu-tunggu hari ini, karena istirahat kali ini berbeda, istirahat kali ini bersama Altara. Diambilnya buku paket bahasa inggris dan juga pulpen pink kesukaannya. Tanpa izin pada temannya, Tara langsung pergi begitu saja ke kelas Altara.
Berjalan sambil bersenandung riang, dia berharap hari ini akan menjadi hari indah bersama Altara. Terlihat, Altara duduk di bangku koridor bersama Samuel tentunya. Tara dengan yakin berhenti di hadapan mereka. "Al, jadi kan?" tanyanya.
"Jadi, duduk," jawab Altara.
Tara mengangguk, bukannya duduk di bangku, Tara justru lebih memilih duduk di lantai dengan buku yang diletakkan di bangku samping Altara. Altara mengernyitkan alis melihat tingkah Tara, "Heh! Sinting. Duduk di atas.
Tara merengut kesal, "Kalo gue duduk di atas, gak ada tempat nulisnya Altara!"
Altara diam, dia membenarkan ucapan Tara barusan. Disuruhnya Tara untuk membuka buku paket untuk bertanya hal yang tidak dia pahami dan akan dijawab olehnya. Keduanya sesekali tertawa juga saling berbisikan. Mengabaikan Samuel yang masih memantau mereka berdua.
"Al ... " gumam Tara.
Altara memajukan wajahnya, seakan menyuruh Tara untuk berbisik padanya. Tara mendekatkan bibir di telinga Altara, "Gue risih tau Samuel liatin kita terus, serem."
Altara terkekeh, "Gak boleh gitu, haha." Mereka berdua kembali belajar Di pertengahan jalan, Dara datang dengan setupuk buku matematika di tangannya yang ditaruh dengan kasar di bangku koridor samping Tara.
"Altara ajarin gue!" rajuknya.
Altara hanya melirik Dara sekilas, lalu kembali mengajarkan Tara. Tara jadi tak enak hati kepada Dara yang kini masih berdiri dengan tampang memohonnya. Diinjaknya kaki Altara dengan sepatunya. Altara mendesis pelan, ditatapnya Tara dengan tatapan bertanya-tanya.
"Ajarin Dara," gumam Tara.
Altara menggeleng, "Gak. Gue maunya ngajarin lo."
Tara tersipu malu sebentar, ya hanya sebentar, karena lagi lagi Dara memohon pada Altara untuk membantunya. Akhirnya, Tara menawarkan diri untuk membantu Dara, "Sama gue mau, Dar?"
Dara mengangguk, Tara menyuruhnya untuk menunggunya di sini dan belajar di sini sesudah dia belajar bersama Altara. Namun, Dara menolaknya. Dia ingin belajar di taman katanya. Tara mengikuti kemauan Dara, disuruhnya Dara ke taman lebih dulu, nanti dia akan menyusul.
Setelah selesai belajar bersama Altara, Tara hendak pergi ke taman, "Gue ke taman ya, thanks udah ngajarin gue."
"Gue ikut."
Tara membelalakan matanya, dia awalnya ingin menolak agar Altara tidak ikut. Altara lebih dulu menarik tangan Tara ke taman, seakan tak ingin mendengar penolakan dari mulut Tara. Di taman, Dara teheran dengan kehadiran Altara. "Katanya lo gak mau ngajarin gue?" tanyanya.
"Siapa yang mau ngajarin lo? Gue mau nemenin Tara."
Dara berdecak sebal. Tara mengalihkan suasana, dia mulai membahas matematika bersama Dara. Mata Altara tak pernah lepas menatap mereka berdua, entah apa gunanya. Bel masuk berbunyi, Altara menyuruh Dara untuk menyelesaikan segmen belajar kali ini.
Mereka berdua berjalan kembali ke koridor. Bedanya, setelah berada di kelas, Altara justru membuka tasnya, diambilnya kotak bekal berwarna biru dan berjalan masuk ke kelas Tara. Tara sedang mengobrol bersama teman-temannya mengernyit heran dengan kedatangan Altara.
KAMU SEDANG MEMBACA
HESPER (SELESAI)
Ficção Adolescente[BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] ⚠️UDAH SELESAI⚠️ Kita memang sama. Memiliki sinar cahaya. Namun, apa kita bisa merangkai rasi bersama? Bintang bisa redup kapan saja. Dan, faktanya dia memang benar benar sedang meredup. Apakah b...