"Kamu bintang utama paling bersinar di hidup. Tolong, jangan pergi. Nanti bitang mana yang akan mengganti?"
HESPER
Now playing music ;
Promise - Exo(Pelan pelan bacanya... biar gak cepet sampai ujung haha.)
Altara terdiam, memandang Tara dengan tatapan tak percaya, sedangkan yang ditatap justru menyodorkan bunga yang Altara selipkan di telinganya tadi. Altara bergerak pelan mengambil bunga tersebut, ditatapnya bunga ungu itu sekali lagi, meneguk salivanya yang kering.
"Enak kok. Gue pernah nyobain."
Altara menatap Tara dengan tajam sebelum memakan bunga ungu ini. Dikunyahnya dengan buru buru lalu menelannya dengan berat. Rasanya, tak ada. Sama sekali gak ada rasa, hambar. Dan gadis ini bilang enak?
"Sinting lo naik satu level," celetuk Altara setelah memakan bunga, Tara tertawa melihat ekrpresi konyol yang ditampilkan oleh Altara. Bel berbunyi bersamaan dengan burung yang pergi dari pohon mangga di taman. Tara menarik Altara untuk pergi dan menuju kelas masing masing.
Mereka berhenti di depan kelas Tara. Gadis itu selama di koridor menahan tawanya. Dan tawa itu pecah ketika sampai di depan kelasnya. "Jangan lupa minum air comberan, ya, Al!" ujarnya sebelum masuk ke kelas tak lupa dengan juluran lidahnya pertanda mengejek Altara.
Altara sedikit menunduk, menyembunyikan senyumnya. Tara benar benar menggemaskan meskipun menyebalkan tingkat Dewa. Altara bergegas menuju kelasnya. Waktu mengajar belajar berlalu begitu cepat hari ini. Bau saja masuk, sekarang bel pulang sekolah sudah mengaktifkan gelombang bunyinya.
Altara baru saja keluar dari kelas dan sedang memakai sepatu, tapi suara emas Tara terdengar di kelasnya. "ALTARA!!!"
Tara menghampiri Altara. Dia berdiri di depan Altara, tak ada niat untuk duduk di samping cowok satu ini. Tara tersenyum, entah kebahagiaan dari mana asalnya. Tiap kali melihat Altara, Tara akan bahagia.
"Mau apa?" tanya Altara.
"Jangan pulang dulu. Main ABC lima dasar sama gue, gue bawa plester untuk hukumannya, mau kan?" tanya Tara yang sudah menujukkan plester lakban yang dia bawa di tangannya.
"Gak."
"Yah Altara ... please ... gue mau main sama lo. Masa ga boleh?" rengeknya.
"Jalan jalan aja, ayo," ajak Altara yang sudah berjalan lebih dulu dibanding Tara ke arah parkiran. Tara membututinya dari belakang. Dia mendengus kesal, masa dia belakang cowok itu, Altara jalannya cepat dengan kakinya yang jakung, Tara jadi harus sedikit berlari.
Sampai di depan motor Altara, Tara membungkukkan badannya, kedua tangannya menempel di kedua lututnya. Nafasnya tersegal segal karena berlari sedari tadi.
"Apa liat liat?" tukas Tara saat Altara keciduk menatap dirinya sambil menahan tawa.
"Lain kali, kalau gue jalannya kecepetan, lo bilang aja. Biar gue yang ikutin kecepatan lo, Siput."
"Eh? Siput?" pelongo Tara. Lagi lagi Altara mengejeknya.
"Iya. Lo siput, lambat," kekehnya.
"Dari pada lo Domba! Mbe mbe ... "
"Itu suara kambing, bego."
Tara terdiam, membenarkan ucapan Altara. Lagi lagi dia kalah adu bacot dengan cowok satu ini. Tak bisakah dia mengalah satu kali saja? Altara tertawa, dia mulai menaiki motor dan menyalakan mesin. Altara menyuruh Tara untuk naik. Dengan ogah ogahan gadis itu melakukannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/211261203-288-k335746.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HESPER (SELESAI)
Fiksi Remaja[BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] ⚠️UDAH SELESAI⚠️ Kita memang sama. Memiliki sinar cahaya. Namun, apa kita bisa merangkai rasi bersama? Bintang bisa redup kapan saja. Dan, faktanya dia memang benar benar sedang meredup. Apakah b...