"Aku sadar. Aku hanya seberkas cahaya tak terlihat di mata manusia seperti kamu. Namun, aku akan selalu ada, meski kamu tak melihatku."
HESPER
Now Playing Music ;
Haopy Anymore - Savannah Sgro(Akan update lagi, jika telah mencapai 50 komentar. Ayo, dong, spam komen, ehe.)
Hari ini, hari Sabtu hari di mana sekolah seharusnya diliburkan. Namun, pak Rayhan, guru seni Budaya yang tingginya pengin ngalahin tiang menyuruh kelas sebelas IPA untuk datang ke sekolah. Akan diadakan latihan ansambel, untuk pengambilan nilai bulan depan sekaligus seleksi kelompok yang akan tampil di perpisahan kelas dua belas.
Tara yang memang tidak ingin mengapalkan nada itu memilih untuk memegang alat perkusi. Semua siswa diperbolehkan latihan di studio musik sekolah, aula, lapangan, panggung, boleh juga di kelas. Kelompok Tara yang terdiri atas Raya dengan pianonya, Shaletta yang memainkan terumpet, Dayra menjadi gitaris wanita ditemani Milan yang juga memegang gitar , Fathan sebagai pemain bass dan Rasya yang menjelma sebagai drummer, mereka memilih untuk berlatih di kelas.
"Bawain lagu apa, ya?" tanya Rasya.
"Kepompong aja, persahabatan," usul Dayra.
Semuanya melirik ke arah Dayra, Dayra yang ditatap seperti itu risih sendiri jadinya, "Ada yang salah?"
Tara, Shaletta juga Raya berhentian menabok pelan pipi Dayra, sedangkan para cowo berteriak dengan suara bassnya, "KEK ANAK KECIL FERDAYRA."
Dayra mengelus pipinya seraya mengunjukkan gigi kelicinnya, "AKU KAN AKAN KECIL PAMAN KARENA KAU DAYRA BUKAN SHIFA," balasnya.
Semuanya menepuk jidat Dayra yang kini merengutkan wajah sebalnya. Yang lain masa bodo, sudah terlewat kesal dengan Dayra setiap harinya. Milan juga Fathan memilik usul mengambil lagu Ahmad Dhani judulnya Munajat Cinta. Karena, drum tidak ada di kelas. Selagi yan lain mencari nada, Rasya mengajari Tara untuk menyeimbangkan ketukan nada.
"Rasya, gue perasaan cuma perkusi doang, tapi kenapa ga bisa bisa sih anjir," curah Tara yang sedari tadi selalu salah ketukan.
Rasya duduk di lantai, dia menarik tangan Tara untuk duduk di sampingnya. Rasya mendekatkan handphonenya yang sudah menyetel instrumen lagu ke telinga Tara, "Dengerin bunyi perkusinya coba sambil di eja."
Tara mencoba mendengarkan dan mulutnya mulai mengeja bunyi perkusi dari istrumen tersebut. "Udah," kata Tara selesai lagunya habis. Rasya menyuruh Tara untuk berdiri dan memukul meja sambil mengeja nada tadi, "Jangan kaku, ibarat kayak lagi mukul mukul meja di pelajaran pak Man aja," celetuk Rasya yang sekarang berdiri di samping Tara.
Dipukulnya meja dengan mulut yang mengeja ketukan nada, matanya berbinar karena kali ini dia bisa menyesuaikan ketukan nada, "Bisa! Makasih, Sya!"
Rasya terkekeh,dia mengacak pelan poni Tara. Di lain sisi, Altara yang semula berniat mengajak Tara untuk pergi ke studio musik bersamanya, mendapat pandang pertama adegan antara Milan dan Tara yang terlihat sangat serasi. Keduanya sama-sama bahagia. Altara mengepalkan tangannya diam-diam tanpa sadar.
"Altara?" panggil Tara yang melihat keberadaan Altara di mulut pintu. Tara berlari menghampiri Altara dengan senyumanya, perlahan, hati Altara kembali menghangat.
"Mau ketemu gue ya?" tebak Tara.
Altara menengulkan dahi Tara dengan pelan, "Ge-er!"
Belum sempat Tara mengomel, Altara lebih dulu menarik tangannya ke luar kelas, "Gue mau ngajak lo ke studio, liat gue latihan gitar."

KAMU SEDANG MEMBACA
HESPER (SELESAI)
Fiksi Remaja[BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] ⚠️UDAH SELESAI⚠️ Kita memang sama. Memiliki sinar cahaya. Namun, apa kita bisa merangkai rasi bersama? Bintang bisa redup kapan saja. Dan, faktanya dia memang benar benar sedang meredup. Apakah b...