"Jika kamu benar-benar tak mencintaiku. Ku mohon, jangan memperpanjang harapan penuh luka itu."
HESPER
komen sampe 100 dulu baru update. harus kudu wajib. Gak sampe 100? ya gak update-update. wkwk jadi ayo gerakan jari untuk komen.
Matahari belum muncul ke permukaan langit, tapi suara ayam sudah mulai berkokokan, berniat menjadi alarm bagi manusia sekitarnya yang masih tertidur lelap. Tara baru selesai cuci muka dan sikat gigi, juga mengganti pakaiannya. Tidak berniat untuk mandi, sebab takut kedinginan di luar sana.
Tara menguakkan kunci pintu ke arah kanan dan memegang ganggang pintu hingga daun pintu terbuka. Di luar kamar, sudah terdapat Altara yang berdiri dan tersenyum hangat di pagi yang dingin. "Eh? Kok nggak bilang kalau udah di sini? Dari kapan?" tanya Tara. Pasalnya, dia lumayan terkejut dengan kehadiran Altara di depan kamarnya.
"Banyak tanya mulu, udah ayo ke luar," celetuk Altara yang berhalan lebih dulu ke pintu keluar. Tara memutar bola matanya, mengikuti Altara seperti biasa, "Kebiasaan, orang nanya tuh jawab jangan ngajak pergi, udah jalannya duluan lagi. Gak sopan tau, Altara!"
Dari belakang, tampak Altara mengangkat kedua bahunya tak memperdulikan ucapan Tara yang memekik keras di telingannya. Sudah ke luar dari villa Altara tetap berjalan tanpa henti sedari tadi, sudah terhitung sepuluh menit. Tara sudah capek pagi-pagi begini jalan sepuluh menit tiada henti.
"Al, mau ke mana sih?"
"Tuh, kan, banyak tanya."
"Tuh, kan, bukannya jawab!"
Altara tidak menjawab lagi, membuat Tara semakin kesal dibuatnya. Tara terkekeh geli kala sebuah ide konyol muncul di pikirannya. "Altara, jongkok bentar. Capek gue sumpah!"
Altara menegok ke belakang, menatap Tara yang sudah dahinya sudah penuh dengan keringat padahal matahari belum muncul. Altara kembali menghadap depan dan berjongkok, Tara terkekeh pelan berlari ke arah Altara dan memeluk leher cowok itu, "Gendong! Capek tau!"
Terdengar kekehan kecil dari mulut Altara yang perlahan berdiri dan kembali berjalan dengan menggendong Tara, "Bener kan, ucapan gue waktu itu kalo lo cewek modus," celetuk Altara.
"Emang gak boleh? Kan, modusnya cuma ke lo."
"Kenapa nanya terus sih? Kalo gue gak ngebolehin lo. Gue udah turunin lo dari awal, Tara."
Tara mengangguk, dibenarkannya ucapan Altara barusan. Dia baru sadar kalau ucapan Altara selalu benar. Dia memang gadis banyak tanya, pantas Altara tidak mau menjawab pertanyannya. Sebab, pertanyaan yang dia ajukan justru sudah terdapat jawaban yang seharusnya tidak perlu dijelaskan lagi oleh Altara.
"Al, lo pernah jatuh cinta nggak sih? Perasaan gue belum pernah liat lo deket sama cewek."
"Lo apa? Transgender?"
"Lo kan gak cinta sama gue, gue tanyanya lo pernah jatuh cinta atau nggak," ulang Tara. Dia sengaja mengajukan pertanyaan seperti itu. Siapa tahu dengan memancing pertanyaan, Tara bisa tahu Altara sebearnya mencintainya atau tidak.
"Gue udah jatuh cinta satu kali."
Tara menghela napas beratnya. Jawaban Altara tak sesuai dengan ekspetasinya. Altara benar-benar tak mencintainya?
"Gue jadi keinget dia, gue nolongin dia waktu kecil di kolam renang kota ini. Dia hampir tenggelam waktu itu. Gak ada siapa-siapa di sana. Keluarganya juga nggak ada di sana,gak tau di mana. Padahal, dia nggak kenal gue waktu itu dia pingsan. Tapi, sampe sekarang gue masih kepikiran tentang dia," jelas Altara.
KAMU SEDANG MEMBACA
HESPER (SELESAI)
Teen Fiction[BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] ⚠️UDAH SELESAI⚠️ Kita memang sama. Memiliki sinar cahaya. Namun, apa kita bisa merangkai rasi bersama? Bintang bisa redup kapan saja. Dan, faktanya dia memang benar benar sedang meredup. Apakah b...