Silvi baru saja membeli makanan dikantin, karena sudah waktunya jam makan siang dikantor. sekarang dia sedang berjalan mencari bangku meja kantin yang kosong sambil membawa nampan makanannya. Silvi pun melihat Nissa dan Rangga sedang duduk saling berhadapan dibangku meja di kantin dekat dengan jendela. Saat Nissa melihat Silvi, dia langsung melambaikan tanggannya.
"Silvi, sini!" panggil Nissa sambil melambaikan tangannya.
Silvi pun langsung berjalan menuju bangku meja kantin, lalu dia pun duduk disamping Nissa dan meletakan nampannya diatas meja.
"Loh, dimana Reihan? Tumben ngak bareng sama Elo," tanya Silvi.
"Dia izin keluar dulu sebentar, katanya ada urusan," jawab Rangga.
"Emang urusan apa? Sampai harus izin keluar."
"Kalo itu sih, Dia ngak ngasih tau ada urusan apanya."
"Gitu ya."
Nissa merasa sangat bersyukur karena Reihan tidak ada disini untuk makan bareng dengannya. Males banget kalo Nissa makan bareng lagi sama Reihan, bisa bisa mereka bisa ribut lagi kayak kemarin (tapi emang tiap hari sih, mereka ribut terus).
"Oh ya, Sil! Dari tadi pagi aku ngeliatin kamu ngelamun terus, kayak lagi mikirin sesuatu. Memang ada apa?" tanya Nissa yang khawatir kepada Silvi.
"Ngak ada apa apa kok, cuma lagi agak lemes aja," bohong Silvi.
"Beneran, ngak ada apa apa?"
Nissa bisa langsung tau kalo Silvi sedang berbohong kepadanya, terlihat jelas dari ekspresi Silvi yang keliatan agak gelisah. Pasti ada sesuatu yang dipikirin Silvi, hingga dia ngelamun terus dari tadi pagi. Nissa pun memaksa Silvi untuk memberitahunya ada apa sebenarnya. juga Rangga yang mulai khawatir dan penasaran kepada sahabat semasa kecilnya, yang kayak lagi mikirin sesuatu.
"Sebenarnya sih, kemarin malam aku dapat pesan dari mantanku, Putra," ucap Silvi.
"Emang isi pesannya apaan?" tanya Rangga.
"Dia ngajakin aku ketemuan."
"Terus kamunya, jawab apa ke dia?" tanya Nissa.
"Sama aku langsung diblok nomer dianya," ucap Silvi.
Sebenarnya untuk apa mantanya Silvi ngajakin ketemuan? Dan itu ngebuat Nissa dan Rangga jadi penasaran, dengan tujuan sebenarnya dari mantanya Silvi.
"Jangan jangan, di mau ngajakin elu balikan lagi?" ucap Rangga.
"Bisa jadi sih! Tapi gue udah ngak peduli sama dia lagi, karena udah nyakitin perasaan gue." ucap Sinis Silvi.
Saat ini Silvi benar benar sangat membenci mantannya itu, dia udah ngak peduli lagi kalo mantannya mau ngajakin dia balikan lagi. Itu membuat Nissa jadi pensaran, bagaiman Silvi dan mantanya bisa putus? Sampai Silvi trauma lagi buat pacaran.
"Emang kamu sama mantan kamu, kenapa bisa putus?" tanya Nissa.
"Jadi gini ceritanya, mantan gue, Putra. Dia pernah selingkuh diam diam dibelakang aku. Waktu itu aku mau ke restoran buat makanan, lalu gue ngak sengaja dengan mata kepala gue sendiri, ngeliat mantan gue lagi mesraan sama cewek lain. Terus gue tampar deh sih Putra, dan langsung minta putus sama dia. Walaupun, dia udah mencoba untuk ngebujuk gue buat ngak putusin, tetap aja hati gue udah sakit banget gara gara dia!" jelas Silvi menceritakan masa lalunya dengan kesal.
"Terus, kalo misalkan dia mau balikan sama elo, elonya mau?" Tanya Rangga.
"Ya, engaklah!" sewot Silvi.
Rangga hanya bisa diam, setelah mendengar sewotan Silvi. Dia takut kalo Silvi kesinggung lagi. Setelah melihat Silvi benar benar kesal sekarang, Nissa hanya lebih memilih diam, ketimbang menanyakan tentang Putra.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret [END]✔
General FictionRangga dan Reihan adalah pasangan gay yang tinggal bersama di satu apartemen. Hubungan terlarang mereka sudah terjalin selama 8 tahun dan tidak ada siapa pun yang mengetahui tentang mereka. Hingga ada seorang gadis yang mengetahui rahasia mereka. N...