Chapter 29

122 2 0
                                        

Rangga dan Reihan sedang dalam perjalan ke kantor menggunakan mobil. Ini adalah hari pertama berkerja setelah liburan. Jadi para karyawan harus kembali bekerja dengan dokumen-dokumen yang menumpuk. Rangga hanya terus memandangi jalanan dari balik jendela mobil, rasanya dia ingin segera bertemu dengan Nissa lagi.

"Kenapa hari ini Elu lagi sih, yang nyetir mobilnya?" tanya Rangga.

"Iya, pengen aja gitu gue yang nyetir mobilnya. Bosen juga kan kalo cuma duduk di mobil terus."

"Tapi hati-hati nyetir mobilnya, ini mobil kesayangan gue!"

"Kenapa Elu cemas sama mobilnya, bukan gue?"

"Soalnya gue udah nabung lama buat beli nih mobil."

"Iya, gue ngerti."

Akhirnya mereka pun sampai di depan gedung kantor. Rangga pun segera keluar dari, lalu Reihan menghentikannya berjalan.

"Mata Empat!" Panggil Reihan.

"Apa?"

"I Love You."

Reihan pun tersenyum manis pada kekasihnya itu. Rangga hanya diam sejenak, lalu tersenyum ringan padanya.

"Thank You."

"Cuman itu doang?"

Rangga pun berjalan memasuki gedung kantor. Di gedung, dia merasa ada yang aneh karena beberapa karyawan disana memandanginya dengan sinis dan jijik. Tampak juga ada karyawan yang saling berbisik seakan membicarakannya. Rangga mencoba untuk tidak menghiraukan orang orang disekitar. Dia pun menunggu lift untuk terbuka. disebelahnya ada 2 orang wanita yang ikut memandangi Rangga dengan sangat sinis.

Rangga pun memasuki lift tersebut, tampak 2 wanita itu juga memasuki lift yang sama. Kedua wanita itu masih saja memandangi Rangga dengan sinis. Itu membuat Rangga merasa heran dan dan tidak nyaman, apa yang membuat semua orang memandangi nya seperti itu? Rangga pun memperhatikan pakaian yang dia pakai, dia pikir ada sesuatu di pakaiannya atau wajahnya yang membuatnya jadi bahan perhatian.

Saat lift terbuka, kedua wanita itu pun langsung pergi berjalan meninggalkan Rangga. Tampak Nissa sedang menunggu kedatangan Rangga di dekat lift, tapi kenapa raut mukanya terlihat agak panik? Nissa pun langsung menghampiri Rangga yang baru saja keluar dari lift.

"Rangga ada sesuatu yang mau aku omongin, Sekarang!" ujar Nissa agak panik.

"Sebenarnya ini ada apa sih? Kok semua orang pada natapin aku, kayak yang jijik sama aku."

"Sebenarnya..."

"Dan kenapa kamu kayak yang panik gitu, ada apa sih?"

Tibat-tiba tampak Silvi sedang berajalan menghampiri mereka berdua, dengan raut muka yang sangat marah. Dia terus saja memandangi Rangga dengan sangat dinginnya. Tiba tiba saja tanpa mengatakan apapun, Silvi langsung menampar Rangga dengan sangat kasarnya.

Plakk.

Mata Rangga pun mulai melebar, karena kaget dengan tampar tersebut, hingga pipinya memerah. Nissa kaget melihat betapa Silvi melakukan itu.

"Silvi, kamu ini apa apaan?!" bentak Nissa tidak percaya.

Silvi tidak mempedulikan bentakan Nissa, dia hanya menatap marah bercampur kecewa kepada Rangga. Rangga semakin merasa kebingungan dengan kejadian pagi ini.

"Gue kecewa banget sama elu!" ucap sinis Silvi.

"Maksud Elu apaan? Sebenarnya ini ada apa ini? Gue nggak ngerti!" Rangga semakin merasa heran.

"Enggak usah pura pura ngak tau, deh!" Bentak Silvi meninggikan suara.

Silvi pun dengan sangat kasarnya menarik kerah Rangga. Kini dia menatap Rangga dengan sangat tajamya.

Our Secret [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang