Chapter 21

158 5 0
                                    

'Aku tau apa yang aku lakukan selama itu sala, tapi aku juga tidak bisa mengakhiri semua ini begitu saja.'

•Rangga Rifaldi•

~~~

Pagi hari dikota bogor, Reihan barus saja terbangun dari tidur. Sedangkan Rangga dia masih tidur membelakangi Reihan di ranjang. Tumben pagi ini Dia masih tidur, biasanya suka ngomel buat ngebangunin Reihan yang susah bangunnya.

"Mata empat! Elu udah bangun!" bisik Reihan dengan lembut dan manjanya.

Karena merasakan ada sesuatu yang menjanggal di telinganya. Rangga hanya bisa menggeram kesal, karena tidur nyeyaknya harus digangu.

"Mmmh! Apaan sih Beruang? ganguin tidur gue aja," keluh Rangga yang masih setengah tertidur.

Reihan terus saja mendekati bibirnya di telinga Rangga, dan itu membuatnya terganggu. Padahal ini baru pagi buta dan Reihan udah ngenguin Rangga lagi tidur.

"Gue lapar, kita cari makan yuk! Udah gitu jalan-jalan berduan yuk, mumpung kita di masih bogor," ujar Reihan mengajak.

Rangga pun dengan susah payah bangun dari tidur dan menggambil kacamatanya di meja. Dia pun langsung mengenakan kacamatanya sambil masih menguap.

"Ya udah, Elu mandi duluan aja!" ujar Rangga masih setengah mengantuk.

"Kenapa ngak mandi bareng aja?"

"Gue masih ngantuk, mau tidur sebentar."

"Yee, dasar Elu mah?"

  Reihan pun berdiri dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk melakukan ritualnya. Rangga langsung membanting tubuhnya ke ranjang, lalu melanjutkan tidurnya sebentar. Entah kenapa pagi ini Rangga merasa sangat mengantuk? Padahal dia tidur tidak terlalu malam. mungkin karena Rangga lelah dengan perjalanan menuju kota ini kemarin, di tambah Dia juga malah berkeliling kota seharian dengan berjalan. Jadi wajar aja Rangga masih kelelahan.

~~~


  Saat ini Nissa dan Silvi sedang sarapan bersama di sebuah rumah makan yang ada di penginapan. Terlihat di halaman rumah makan terdapat sebuah taman batu, yang membuat pemandangan rumah makan tersebut lebih menarik untuk dikunjungi dan di tengahnya terdapat sebuah air pancur mini yang menghiasinya. Sambil menyantap makanan mereka, seperti biasa Nissa dan Silvi sedang asik berbincang.

"Nis, menurut kamu ada yang aneh ngak sama Rangga?" tanya Silvi.

"Aneh gimana?"

"Ya, dari kemarin dia kayak ngak semangat gitu buat jalan-jalan kesini."

"Ya, mungkin dia lagi kepikiran sesuatu yang membuatnya ngak bersemangat."

"Gitu ya?"

Sebenarnya, Silvi sudah menyadari ada aneh dengan Rangga. Dia selalu melihat Rangga diam diam curi pandang ke Nissa. Jadi, Silvi pikir kalo Rangga suka sama Nissa. Tapi, kenapa Rangga kayak yang murung gitu? Selain itu ada satu hal yang membuat Silvi agak jengkel, kenapa Nissa enggak menyadari sikap Rangga kepadanya?

"Ngomong ngomong, Nis! Kamu anggap Rangga itu gimana?" tanya Silvi penasaran.

"Aku anggap Dia sebagai teman yang baik, soalnya dia nyaman kalo buat di ajak bicara sama Aku."

Our Secret [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang