Reihan dan Nissa sedang berada di Mall bersama untuk mencari hadiah ulang tahun Aisyah. Tadinya Silvi lah yang menemani Nissa membeli hadiah, Tapi dia lebih membantu Bu Mira untuk mempersiapkan acaranya. Sedangkan Rangga di paksa oleh Silvi untuk membantu Bu Mira memasak makanan, karena Rangga jago memasak. Jadi Reihan lah yang menemani Nissa untuk pergi ke mall, walaupun Nissa sendiri tampak keberatan dengan hal itu.
"Jadi, Elu udah mutusin mau beli apa buat Adik Elu?" tanyanya.
"Belum, Aku juga enggak tau harus ngasih hadiah apa ke Dia."
"Kok Elu nggak tau sih? Elu kan kakaknya, pasti tau dong apa yang Dia mau di hari ultahnya."
"Iya, tapi Aku masih bingung mau ngasih apa."
"Payah elu mah! Masa yang begituan Elu nggak tau."
Tiba tiba saja Nissa menjewer daun telingannya Reihan, hingga dia meringis kesakitan.
"Auw! Sakit! Apaan sih Elu tiba-tiba ngejewer gue?" ringisnya.
"Kamu bilang Aku apa?"
"Gue bilang Elu payah."
"Apa?!"
Mata Nissa pun melotot dengan kesalnya menarik daun telinga Reihan lebih kasar lagi. Hingga Pria berbadan besar itu menringis kesakitan lagi, dan meminta pengampunan pada gadis berhijab tersebut.
"Okay, gue minta maaf! Lepasin dong!" Reihan memohon ampunan.
Nissa pun melepaskan jewerannya dari telinga Reihan. Reihan pun langsung mengusap-usap telinganya yang sudah memerah karena jeweran tersebut.
"Tuh kan, telinga gue jadi merah!"
"Salah kamu sendiri, kenapa nyebut aku payah?"
"Iya, maaf! Soalnya mau ngasih kado doang masa nggak tau."
Apa yang sedang di inginkan Aisyah saat ini? Itulah yang sedang di pikirkan Nissa saat ini, Dia masih bingung untuk membelikan adiknya itu apa.
"Gini aja, deh! Gimana kalo kita keliling mall dulu? siapa tau ada hadiah yang bagus," usul Reihan.
Nissa pun menerima usul Reihan. Mereka pun mulai berjalan mengeliling pertokoaan yang ada di mall, sambil melihat apa saja yang di jual disana. Reihan pun melihat sebuah toko baju, yang di depannya terdapat patung wanita yang sudah di pakai setelan gamis ukuran gadis remaja.
"Gimana kalo kita beliin gamis buat dia?" tanya Reihan mengusulkan.
"Tapi Aku udah beliin dia gamis waktu di bogor, masa ngasih gamis lagi."
"Gitu ya."
Mereka berdua pun melanjutkan perjalan mereka sambil berpikir untuk memberi hadiah apa pada Aisyah.
"Kalo pakaian dalam gimana?" tanya Reihan dengan polosnya.
Tiba tiba saja mata Nissa melotot pada Reihan dan merasa risih mendengarnya bertanya seperti. Dan mengapa Pria itu mengatakan hal tersebut dengan polosnya pada seorang gadis yang ada di sampingnya?"Kok, kamu jadi mesum sih?" sewot Nissa.
"Bukan gitu maksud Gue. Kalo elu mau tau, biasanya ada beberapa orang yang ingin dibelikan pakaian dalam, tapi Dia malu untuk memintanya."
"Udah, jangan ngomongin yang begituan lagi! Kesannya Kamu kayak yang mesum gitu."
"Ya Udah, kalo gitu! Lagi pula, Gue juga cuma ngasih saran doang. Di tambah gue itu Gay, jadi buat apa gue mikir yang begituan?"
Nissa seketikan diam mendengar perkataan Reihan. Kenapa Reihan dengan gamblangnya mengaku dirinya gay? Emang dia ngak takut kalo kedengaran sama orang lain? Di tambah, Nissa juga melihat ekspresi Reihan yang biasa saat mengakuinya. Mungkinkah, Reihan ngak masalah kalo ada yang tau dirinya itu Gay.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret [END]✔
General FictionRangga dan Reihan adalah pasangan gay yang tinggal bersama di satu apartemen. Hubungan terlarang mereka sudah terjalin selama 8 tahun dan tidak ada siapa pun yang mengetahui tentang mereka. Hingga ada seorang gadis yang mengetahui rahasia mereka. N...