Chapter 34

139 4 0
                                    

Pagi hari hujan lebat di kota bandung. Untungnya Silvi tidak perlu berangkat kerja menaik motor. Karena dia berangkat bersama Rangga dengan menggunakan mobil. Kebetulan juga motor Silvi habis bensin, jadi dia bisa dengan tenang berangkat kerja.

Tetapi tidak dengan Rangga, selama menyetir Dia tampak gelisah, karena takut dikantor bertemu dengan Reihan. Rangga merasa bersalah kepada Reihan tentang masalah kemarin, ditambah kalo melihat wajah Reihan yang benar akan terlihat murung. Itu akan membuat Rangga merasa tidak enak dan bersalah dengannya. Sebenarnya, Rangga tidak mengkhawatirkan orang orang akan membicarakannya, dia hanya sedang siap mental. Tapi setidaknya ada Silvi yang bisa menemaninya.

Akhirnya Rangga dan Silvi sampai di gedung. Saat berjalan membuka pintu kantor, ternyata ada Reihan yang sedang diam berdiri didepan pintu. Wajah Reihan tampak murung dan pucat, selain itu matanya keliatan kayak kurang tidur semalaman. Rangga dan Reihan pun saling berhadapan dan bertatap muka. Itu membuat orang orang kantor memperhatikan dan membicarakannya merek. Tapi mereka tidak menghiraukan orang orang, dan tetap saling menatap dengan datarnya.

Silvi yang merasakan hawa yang mulai tegang antara Pria di sampingnya dan pria di depanya, langsung berjalan meninggalkan mereka dan membiarkan 2 pria itu saling bertatao muka. 2 pria itu masih saja saling menatap, hingga di antara mereka ada yang membuka mulut.

"Hi!"

"Hi!"

Setelah membalas sapaannya, Rangga langsung berjalan meninggalkan Reihan menuju meja kerjanya. Dia bersikap seperti itu pada Reihan, karena tidak sangup bicara dengannya.

Reihan tetap diam berdiri lalu melangkah menuju pintu. Hingga Nissa membuka pintu tersebut, dan mulai menatapnya. Nissa langsung berjalan melewati Reihan. Reihan ingin membicarakan sesuatu dengan Nissa, tapi dia ragu ragu untuk bicara padanya.

"Nissa!"

"Reihan!"

Setelah memanggil secara bersamaan, kini Nissa dan Reihan berdiri saling berhadapan dengan wajah terheran-heran.

"Elu dulu!" Reihan mempersilakan.

"Kalo gitu, kita ngomongnya di kantin aja!"

Reihan menganguk iya sambil masih ekspresi datar. Rangga yang melihat mereka berdua saling berhadapan, langsung menghampiri mereka berdua dan di susul oleh Silvi.

"Aku ikut dengan kalian berdua!"

                             ~~~

Hujan masih saja turun dengan derasnya, membuat hawa di kantin menjadi cukup dingin. Saat ini Reihan dan Nissa sedang duduk saling berhadapan, dan samping mereka ada Rangga dan Silvi. Suasan tampak hening, karena salah satu dari meraka belum membuka obrolan pembicaraan. Reihan masih saja dengan santainya meminum kopi yang ada didepan.  Gadis yang ada dihadapan Reihan hanya bisa menatapnya dengan tatapan yang tidak busa artilan. Sedangkan Rangga dan Silvi, mereka berdua masih heran dengan tatapan Nissa yang seperti itu pada Reihan. Akhirnya Reihan pun membuka mulutnya.

"Gue dapat tawaran buat kerja di malaysia selama beberapa tahun, dan gue udah memutuskan buat nerima tawaran tersebut. Walaupun Gue enggak tau berapa tahun Gue disana." Akhirnya Reihan berbicara.

Mata Rangga dan Silvi langsung melebar merasa kaget mengetahui Reihan akan pergi.

"Bukannya itu mendadak ya, kenapa baru kasih tau sekarang?" tanya Silvi masih kaget.

"Sebenarnya gue dapat tawaran ini dari seminggu yang lalu, dan gue mikir soal ini dulu hingga akhirnya gue mau kerja disana. Lagi pula, Gue juga belum nyiapin surat surat buat kesana. Jadi masih ada waktu buat kerja bareng kalian disini."

Our Secret [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang