Chapter 37

249 7 0
                                    

"Memangnya A'a enggak bisa batalin tawaran kerja ke malaysia?" Nissa bentanya dengan nada sedih.

Malam hari di rumah sakit, Reihan sedang mencoba untu bicara kepada Adiknya mengenai keputusannya pergi ke malaysia. Nissa masih belum bisa terima Kakaknya pergi begitu saja, padahal mereka baru saja dipersatukan.

"Enggak bisa, keputusan A'a udah bulat." Reihan merasa yakin.

"Tapi kenapa?"

"Alasannya adalah A'a enggak sanggup menatap wajah orang yang A'a cintai, dan pastinya kamu tau siapa yang dimaksud A'a."

"Iya Aku tahu, tapi A'a tetap saja Kakaknya Nissa. Walaupun A'a seorang laki-laki...."

Nissa rasanya tidak sanggup untuk mengatakan Kakaknya adalah seorang gay. Bagi Nissa, dia sudah sangat menyayangi Reihan, walaupun Reihan sendiri adalah seorang gay. Bagi masyarakat seorang gay itu hina di mata mereka. Reihan tidak mau membuat malu keluarganya, terutama Nissa. Ditambah keluarga mereka adalah keluarga yang pandang baik bagi semua orang, Reihan tidak mungkin membuat nama keluarga tersebut tercemar karena dirinya. Jadi itulah alasan sebenarnya Reihan ingin pergi.

"Aku tahu Nissa ingin bilang hal itu kan, dan itulah alasan A'a harus pergi. Bagaimana pun A'a adalah aib bagi keluarga." Reihan merasa sedih.

Nissa Hanya diam murung dan sedih, dia bisa mengerti keadaan kakaknya sekarang. Tapi tetap saja Nissa ingin selalu bersama dengan Reihan, setelah sekian lama berpisah. Reihan tetap lah Kakaknya Nissa, walaupun Reihan tidak normal. Sebenarnya Nissa juga masih belum bisa menerima ketidak normalan Kakaknya, tapi tetap saja dia sudah menyayangi Reihan.

Melihat Adiknya yang terlihat sedih seperti itu, Reihan langsung mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Reihan menunjukan 2 gantungan kunci yang dulu pernah diberikan oleh Nissa di pasar malam waktu itu. Satu gantungan kunci berbentuk berbentuk beruang dan yang satu lagi berbentuk strawberry.

"Loh, bukannya waktu di pasar malam itu Aku cuma ngasih satu yang bentuknya beruang ya, kok yang satu lagi ada di A'a juga?" heran Nissa.

"Waktu itu kamu lagi pingsan, terus gantungan kunci yang kamu bawa jatuh ke tana. Jadi sama A'a ambil aja."

"Oh, Nissa pikir hilang waktu itu."

Reihan pun mengengam lengan Nissa yang masih memakai gelang, lalu mengaitkan gantungan kunci berbentuk beruang pada gelangnya Nissa. Reihan pun melakukan hal yang sama pada gelang yang dipakainya, yaitu mengaitkan gantungan kunci berbentuk strawberry ke gelangnya. Lalu Reihan pun tersenyum kecil pada Adiknya itu.

"Ini sebagai kenangan kita, bila saling rindu." ujar Reihan dengan nada lembut.

Nissa hanya diam saja sejenak, lalu menghela nafasnya. Kini Nissa sudah tidak bisa berbuat apapun pada keputusan Kakaknya, Dia hanya bisa menyetujui hal tersebut. Lalu Nissa pun tersenyum pada Reihan yang ada disampingnya.

"Baiklah A'a boleh pergi. Tapi A'a harus kembali untuk Nissa, tidak peduli berapa tahun A' Fari disana!" Minta Nissa.

"Tentu aja A'a bakal kembali buat kamu, karena Nissa adalah Adiknya A' Fari."

"Janji?"

"Janji."

Reihan pun dengan lembutnya langsung memeluk Nissa, Nissa pun balas memeluknya. Tiba tiba saja, Mata Reihan berkaca kaca, karena sedih harus meninggal Nissa lagi. Walaupun begitu, Nissa tetap tersenyum kecil, karena Dia sudah rela bila Kakaknya harus pergi meninggalkannya.

"Terima kasih atas semuanya, A' Fari."

~~~


Saat ini Rangga sedang berada di toko perhiasan, sambil melihat lihat cincin yang berjejer rapih di etalase. Rangga masih bingung harus memilih cincin yang mana, karena semua cincin tersebut pada bagus semua. Melihat Rangga yang terlihat kebingungan, salah satu penjaga wanita dari toko tersebut langsung menghampirinya.

Our Secret [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang