Chapter 18

151 4 0
                                    

"Aduh, Aduh! Sakit! Bisa ngak sih, elu pelan pelan aja ngolesnya!" keluh Reihan.

Saat ini Rangga sedang mengoleskan salep ke pipinya Reihan yang lebam, karena bekas pertarung tadi sore. Waktu itu Reihan marah banget ngeliat ketua geng tersebut hampir mau mukul Rangga. Reihan pun bertarung dengan geng beranggotakan 5 orang sekaligus. Hingga pertarungan tersebut dihentikan oleh seorang satpam disana dan mereka semua disuruh ke ruang BK. Untungnya geng tersebut mendapatkan sebuah hukuman, yaitu dikeluarkan dari sekolah, karena sudah ketahuan selalu menganggu para murid cewek dan itu mencoreng nama baik sekolah. Pada akhirnya Reihan mendapatkan luka lebam yang cukup parah dan hukuman diskorsing selama 1 minggu dengan tugas yang banyak, karena pertarungan tersebut.

"Ya, salah elu sendiri. Siapa suruh elu gelut di sekolah? Jadinya elu dapat luka yang parah, dan gue pun kepaksa buat ngolesin salep ini ke muka elu."

"Iya, Gue minta maaf!"

Rangga pun mengoleskan salep tersebut dengan kasarnya ke luka lebamnya Reihan. Itu membuat Reihan lebih mengringis kesakitan lagi. Entah apa yang ngebuat Reihan terlibat pertarungan tersebut?

"Lagi pula, Gue ngak terima kalo elu di apa apain sama mereka. Gue cuma khawatir banget sama elu," Jelas Reihan.

Rangga hanya diam tidak merespons mendengar ucapan Reihan, perasaannya tiba-tiba saja senang mendengarkan itu. Tapi ada yang membuat aneh Rangga kepada Reihan, kenapa Reihan hanya mengkhawatirkan Rangga saja? Sedangkan Merry, padahal dialah yang digoda oleh para geng tersebut. Tapi kenapa Reihan tampaknya tidak mempeduli Merry?

"Mata empat, gue lapar. Kita ke kantin yuk!" ajak Reihan.

Rangga pun tersadar dari lamunannya, yang dari tadi masih mongeleskan salep.

"Tunggu! Elu tadi manggil gue apa? Mata empat," ucap Rangga menatap heran.

"Iya, soalnya Elu kan di kacamata, jadinya elu kayak punya empat mata. Emang salah ya, gue manggil elu gitu?"

"Iya, ngak apa apa sih. Seterah elu aja mau manggil gue apa!"

Rangga pun menutup tempat obat salep tersebut, dan menyimpannya di atas meja. Lalu dia pun berjalan menuju pintu keluar.

"Beruang, hayuk! Katanya elu mau ke kantin." Ucap Rangga.

"Jadi sekarang elu balas manggil gue dengan sebutan itu. Apa karena badan gue besar, terus gue dipanggil Beruang?"

"Iya."

   ~~~

Rangga baru saja memasuki ruang kelasnya, hingga Merry menghampirinya denga wajah yang sangat cemas.

"Rangga! Gimana keadaan Reihan sekarang?" tanya cemas Merry.

"Tenang aja! Reihan baik baik aja kok, dia lagi istirahat dikamar."

"Syukurlah!"

Merry pun bisa bernafas lega mendengar kabarnya Reiha. Tadinya Merry sangat cemas dengan keadaan Reihan sekarang. Merry meresa bersalah atas kejadian kemarin, Karena dirinya Reihan harus berakhir dengan babal belur dan diskors. Walaupun sebenarnya Reihan melakukan semua itu hanya demi Rangga.

Rangga yang melihat Merry yang selalu memandangi Reihan setiap saat, yakin bahwa Merry menyukai Reihan.

"Merry, kamu suka Reihan?" Ucap Rangga.

Tiba tiba saja wajah Merry memerah, mendengarkan ucapan Rangga yang tiba-tiba. Tampaknya Merry emang sangat menyukai Reihan, terlihat dari sikapnya yang mulai tidak karuan.

Our Secret [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang