Chapter 14

182 7 2
                                    


Malam ini. Rangga mengajak Reihan, Nissa, dan Silvi untuk pergi ke pasar malam bersama. Saat ini mobil Rangga sudah berada didepannya rumah Nissa. Rangga, Reihan, dan Silvi pun langsung keluar dari mobil dan berjalan menuju teras rumahnya Nissa. Malam ini Silvi ikut nebeng dimobil Rangga, karena dia lagi males banget bawa motor. Jadi, karena itulah setelah Rangga menganter Silvi, mereka pun langsung menganter Nissa. Silvi pun mengetuk pintu rumahnya Nissa dan mengucapkan salam.

"Assalamuailakum."

Beberapa saat kemudian, ada seseorang yang membuka pintu tersebut. Ternyata orang yang muncul dibalik pintu itu adalah Bu Mira.

"Walaikumsalam. Oh, ternyata kalian. Masuk aja dulu! Nissanya masih siap-siap," ucap Bu Mira.

"Ngak usah kok, Tan. Kita tunggu disini aja," ucap Silvi.

"Kalo gitu, Tante panggili Nissanya dulu ya. Kalian duduk dikursi dulu aja!"

"Iya, Tante."

Mereka bertiga pun duduk di kursi yang ada di teras, sambil menunggu Nissa yang masih bersiap-siap. Sudah sekitar 10 menit mereka bertiga menunggu Nissa keluar. Itu membuat Reihan kesal menunggu.

"Tuh cewek, sebenarnya lagi ngapain sih? Siap-siap aja pake lama," ucap Kesal Reihan.

"Sabar aja napa! Mungkin bentar lagi juga Nissa keluar," Ucap Rangga.

"Mau sampai kapan dia keluarnya? Sampai tuh pasar malam udah kelar."

Rangga dan Silvi hanya bisa pasrah mendengarkan ocehan Reihan yang engak sabaran. Akhirnya setelah di tunggu tunggu, Nissa pun muncul. Saat ini Nissa sedang mengenakan gamis yang cukup cantik, tapi juga sederhana. Gamis tersebut berwarna merah mudah, terdapat garis biru yang dipergelangan bajunya, dan corak bunga yang ada di eroknya. Hijab Nissa pula berwarna merah mudah dan sangat cocok dengan pakaian yang ia gunakan. Nissa saat ini terlihat sangat cantik. Rangga hanya bisa terpesona melihat kecantikannya Nissa dan terus memandanginya. Sedangkan Silvi hanya terkagum kagum melihat Nissa.

"Wah! Gamis kamu cantik banget, cocok banget sama kamu," puji Silvi.

"Makasih, Sil!" ucap Nissa.

"Emang kamu beli dimana gamis ini? Bagus banget," tanya Silvi.

"Aku engak beli kok. Aku ngak sengaja nemu gamis ini di lemari, jadi aku mutusin pakai ini buat jalan jalan," jelas Nissa.

"Tapi, ini bagus banget."

Reihan pun mulai merasa jengkel, karena kedua gadis yang ada didepan terus saja saling memuji. Walaupun, Reihan harus akui kalo Nissa cantik banget hari ini.

"Kalo gitu, kita langsung berangkat aja!" ajak Rangga.

Bu Mira pun muncul dari balik pintu, untuk berpamitan kepada mereka semua.

"Kalian hati hati ya, dijalan! Sama kalian tolong jagain Nissa, ya!" pinta Bu Mira.

"Tenang aja kok, Tan! Kita bakal jagain Nissa, kok," ucap Reihan.

Tunggu, kenapa Reihan tiba tiba saja mengucapkan hal itu kepada Bu Mira? Emang sih, kalo ketemu sama keluarganya Nissa, Reihan tuh malah sok akrab sama mereka. Padahal kalo sama Nissanya, Reihan suka ngeselin banget. Nissa berharap di pasar malam, Reihan ngak cari masalah terus sama dia.

"Ya udah, Bu! Kita berangkat dulu ya," pamit Nissa sambil mencium tangan Bu Mira.

"Iya, hati hati di jalan!" ucap Bu Mira.

Lalu Silvi, Rangga, dan Reihan pun ikut mencium tangan Bu Mira dan pamit kepadanya.

"Assalamuailakum."

Our Secret [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang