Chapter 8

252 12 1
                                    

Saat ini Nissa sedang berjalan menuju gedung kantor. Nissa merasa bersalah kepada Dimas soal kejadian kemarin sore, karena dia sudah menolak Dimas. Pastinya, itu membuat hati Dimas sangat sakit dan kecewa. Jadi, karena itulah kenapa Nissa sangat ragu ragu sekali untuk masuk kerja hari ini, dia takut ketemu sama Dimas nanti dikantor. Waluapun Nissa sudah minta maaf setelah menolak Dimas, tapi tetap saja Dia merasa tidak enak kalo ketemu sama Dimas.

Saat ini Nissa sudah berada di teras gedung, lalu saat Nissa memasuki gedung, dia melihat Mba Sovi dan Silvi sedang berjalan mendakatinya.

"Benaran! Kemarin kamu nolak si Dimas," ucap Mba Sovi yang tiba tiba.

"Ya, itu benar," Jawab Nissa ragu ragu.

"Tapi, kenapa?"

"Soalnya aku mau fokus kerja dulu, Mba."

Mba Sovi merasa sangat disayangkan, karena Nissa menolak cowok ganteng dan baik kayak Dimas, padahal ini kan kesempatan Nissa buat punya cowok.

"Tapikan, dia juga salah satu cowok ganteng yang ada dikantor ini, sama dia juga baik banget sama kamu, dan kayaknya dia tulus deh suka sama kamu," jelas Mba Sovi.

"Ya, itu benar Nis! Kamu bisakan pikir pikir lagi soal Dimas," bujuk Silvi.

"Benar kata Silvi, coba pikirin lagi soal keputusan kamu!" ucap Mba Sovi.

"Ya, tetap aja, sampai sekarang aku ngak ada persaan suka sama Dimas," jujur Nissa.

Silvi yang sependapat dengan Mba Sovi, juga kasihan kepada Dimas, karena telah di tolak oleh orang yang disukainya itu. Padahal Silvi dan Mba Sovi sangat mendukung Dimas buat pacaran dengan Nissa. Tapi, keputusan Nissa sudah bulat, untuk saat ini dia ngak mau mikirin soal percintaan, karena dia hanya ingin membantu Ibunya saja sekarang. Ditambah, emang Nissa ngak punya persaan apa apa sama Dimas.

"Ya, padahal sayang loh Nis! Diakan udah baik banget sama kamu, sampai tiap pagi suka ngasih kamu roti terus," ucap Mba Sovi.

"Ya, mau gimana lagi? Buat sekarang aku cuma mau fokus ngebantuin keluargaku aja," jelas Nissa.

"Ya udah, itu mah seterah kamu aja! Tapi aku kasihan sama Dimas," ucap Silvi.

"Oh ya, kalian tau darimana kalo dimas nembak aku?" tanya Nissa.

Benar juga, dari mana Silvi dan Mba Sovi tau kalo Dimas nembak Nissa.

"Sebenarnya, kami juga tau soal ini dari orang orang kantor, soalnya mereka pada ngomongin kamu sama Dimas," jelas Mba Sovi.

Nissa merasa malu untuk masuk ke ruang kantor, karena dia telah menjadi bahan gosipan para karyawan di kantor. Nissa merasa lebih tidak enak untuk ketemu sama Dimas. Dia harus minta maaf lagi sama Dimas, soal kejadian kemarin!

"Ya udah deh, kita masuk kekantor aja dulu!" ajak Silvi.

Mereka bertiga pun berjalan ke ruang kantor. Saat sudah memasuki ruang kantor, Nissa merasa lebih malu lagi, karena para karyawan disana mulai pada menatapnya. Ada juga beberapa karyawan yang diam diam mulai bisik bisik ngomongin soal Nissa, Nissa ngak tau lagi harus berbuat apa. saat sudah duduk di kursi meja kerjannya, Nissa melihat ke meja kerjanya yang tidak seperti biasanya tidak terdapat roti di atas mejanya. biasanya tiap pagi Dimas suka naruh sebungkus roti diatas meja Nissa, tapi untuk kali ini tidak, pasti Dimas merasa sangat sakit hati ke Nissa. Nissa hanya bisa mengalihkan pikirannya soal Dimas.

"Oh ya, Nis! Selain Dimas, sebelumnya ada yang pernah nebak kamu, ngak?" tanya Silvi yang sudah dari tadi duduk di kursinya.

"Pernah sih, beberapa kali aku di tembak sama cowok, dari waktu aku Masih SMA sampai Kuliah."

Our Secret [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang