Chapter 7

266 15 2
                                    

Matahari sudah dari tadi terbit dari arah timur di kota bandung, Reihan masih saja tertidur lelap di kamarnya, padahal jam sudah menunjukan pukul 07.30 WIB. Rangga dari tadi shubuh sudah terbangun dan sudah bersiap siap untuk pergi dikantor. saat ini Rangga sudah mengenakan kemeja kerjanya dan mulai jengkel melihat Reihan yang masih tertidur diranjangnya. Rangga beberapa kali sudah mencoba membangunkan Reihan, dan dia tidak mau bangun dari ranjangnya itu. Kalo Rangga tidak dengan segera membangunkan Reihan lagi, mereka akan terlebat kerja lagi, karena Reihan ngak mau bangun.

"Woy Beruang bangun! Nanti kita telat lagi gara gara elu," teriak Rangga sambil menampar pantatnya Reihan.

"Aduh! Mata empat, bisa ngak sih elu ngak ganguin gue lagi tidur, udah tau kalo gue lagi enak enaknya tidur!" keluh Reihan masih setengah mengantuk.

"Udah cepatan bangun, nanti kita telat pergi kerja lagi!"

"Iya iya, gue bangun."

Dengan susah payah Reihan pun bangkit dari ranjangnya, dan berjalan setengah mengatuk menuju kamar mandi sambil membuka seluruh pakaian piyamanyanya sampai telajang.  itu membuat Rangga merasa lebih jengkel lagi. karena Reihan dengan sembarangan mengeletakan pakaiannya di atas lantai.

"Hiiih! Bisa ngak sih elu, ngak dengan sembarangan ngegeletakin pakaian lu kelantai, kan jadi berantakan!" kesal Rangga.

Reihan tidak menjawab Rangga, dan hanya berjalan ke kamar mandi sambil masih setengah mengatuk. Rangga dengan kesalnya mengambil piyamanya Reihan yang tergeletak di atas lantai, lalu melipatnya dan meletakannya di lemari. Rangga dengan segera merapikan ranjangnya. Lalu setelah selesai merapikan kamarnya, Rangga pun pergi kedapur untuk membuat sarapan.

Selalu saja dalam urusan bersih bersih apartemen, Rangga selalu yang melakukannya, karena Reihan selalu saja membuat berantakan dan tidak mau membereskannya lagi, dan itu ngebuat Rangga harus ngomelin Reihan terus. Di tambah dalam urusan memasak, Rangga juga yang melakukan, dari dulu emang Dia itu jagonya memasak selain kutu buku. Walaupun begitu, agar Reihan tidak menjadi orang yang sangat pemalas, Rangga selalu memasaknya untuk mencuci piring piring kotor yang sudah sangat menupuk, mau tidak mau Reihan harus mencuci piring piring itu agar Rangga ngak ngomel ngonel terus.

Rangga Baru saja selesai masak nasi omelet, lalu meletakan 2 piring nasi omelet itu diatas meja makan, dan meletakan 2 gelas air mineral. Reihan pun datang ke dalur untuk makan,  juga baru saja selesai mandi dan sudah mengenakan kemeja kerjanya, walaupun rambutnya masih keliatan berantakan karena belum di sisir. Rangga pun mendekati Reihan, dan mencoba untuk merapikan rambutnya Reihan.

"Elu kalo selesai mandi, di sisir dulu yang benar, jangan langsung kesini!" omel Rangga sambil masih menyisir rambut Reihan.

"Iya bawel! Elu hari ini masak apa?"

"Masak nasi omelet, sana cepat makan! Nanti kita telat lagi."

Reihan pun dengan segera langsung duduk di bangku meja makan, lalu langsung dengan lahapnya memakan nasi omelet yang dibuat Rangga. Rangga hanya bisa geleng geleng kepala ngeliat Rangga dengan rakusnya memakan nasi omelet itu, kayak orang kelaparan aja.

"Beruang, kalo lagi makan pelan pelan aja napa! Kayak orang kelaparan aja," omel Rangga lagi.

Reihan pun keselak makanannya, dan mencoba untuk menelan makan yang ada didalam lehernya, lalu dengan meminum minumannya.

"Tuh, kan! udah gue bilangin juga apa?" ucap Rangga.

"Iya iya bawel! Kenapa sih elu dari tadi ngomel terus?"

"Iya, elunya aja yang cereboh banget."

Rangga pun langsung duduk di bangku meja, lalu memakan nasi omeletnya itu. Setelah mereka berdua selesai makan, mereka pun segera berangkat bekerja. Untungnya, saat sampai di kantor mereka ngak terlambat lagi, karena Rangga ngomel ngomel terus dijalan.

Our Secret [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang