Prolog

1.9K 139 22
                                    

Disudut ruang yang sunyi, kini kita bisa mendengar dengan samar-samar suara desahan yang mengalun dari dalam sana. Suara seorang pria dan wanita yang entah sudah berapa lama mereka bermain.

"Hiks... hentikan, hiks.. ahh.."

Namun sayangnya perkataanya diabaikan. Sang pria masih asik saja terus mengais kenikmatan dari dalam lubang kewanitaanya.

"Sialan! kau nikmat sekali Ren. Akh.."

Ya, wanita yang berada dibawah kukuhannya itu adalah primadona kampus. Yang terkenal oleh semua mahasiswa karena kepintarannya dan juga parasnya yang cantik.

"Ah.. akuh.. mohon.. Ini sudahh.. cukuph.."

Hingga pelepasan kesekian kalinya melebur keluar, masuk ke dalam rahim Irene. Hangat? tentu saja hangat! saat cairan itu masuk dan terkumpul penuh di sana.

Sedangkan Irene hanya bisa pasrah sambil berusaha mengatur napasnya kembali, setelah melakukan sesi bercinta bersama Sean. Seorang pria yang dikenal playboy, dan dingin itu kepada semua wanita.

Kini pria itu telah berhasil mengambil mahkota paling berharga bagi Irene, setelahnya Sean merapihkan kembali pakaiannya. Lalu kemudian dia kecup bibir Irene yang bengkak akibat permainan panasnya.

"Terimakasih, kau sangat nikmat. Aku suka." Katanya dan setelah itu dia berlalu keluar dari sana.

Saat punggung lebar itu telah hilang ditelan pintu, Irene menangis mengeluarkan air matanya. Tidak ada siapa-siapa diruang perpustakaan ini. Hanya ada dia seorang, jadi tidak ada yang akan mendengarnya menangis.

"Hancur.. hiks.. hidupku telah hancur, hiks.."

Tubuhnya gemetar hebat, saat isakan tangis itu semakin pecah. Hingga tanpa sadar, beberapa jam telah berlalu. Dengan mata bengkaknya, dia berjalan tergontai keluar dari ruang perpustakaan.

Irene terus berjalan, dengan pandangan kosong. Hingga tiba ditempat yang dia tuju, dia memanjat besi pembatas antara daratan dan sungai. Ya, Irene berniat untuk mengakhiri hidupnya.

Untuk apa lagi dia hidup, masa depannya sudah hancur oleh laki-laki berengsek yang telah mengambil paksa mahkota kesuciannya.

Ditambah lagi, jika dia masih harus bertahan dia hanya akan menjadi beban untuk paman dan bibinya yang berstatus sebagai wali dari kedua orang tuanya.

Sebab dia sudah tidak punya siapa-siapa selain mereka. Orang tuanya sudah tiada, jadi akan lebih bagus kalau dia ikut pergi menyusul kedua orang tuanya.

Irene bersiap melompat terjun ke bawah, yang di mana sungai Han sudah siap menyabut tubuhnya dan menenggelamkannya di dasar sana.

"Ibu, bapak, Irene akan segera bergabung sama bapak dan ibu. Jadi tunggu Irene ya. Maafkan Irene yang telah gagal jadi anak bapak, sama ibu. Paman, bibi Irene pergi ya. Selamat tinggal." katanya tanpa ekspresi.

Byur!!

Kemudian tubuh Irene pun terjatuh ke dalam sungai tersebut, disaat tubuh Irene sudah masuk ke dalam air. Sean terbangun dari mimpi buruknya, dengan keringat yang bercucuran dipelipisnya ia terbangun dengan deru napas yang tersengal-sengal.

Hosh! Hosh!

Dia berkata, "tidak! itu pasti hanya mimpi."

JEDAR!!!

Hingga beberapa menit kemudian, suara gemuruh petir datang bersamaan dengan turunnya hujan malam itu.

Hingga beberapa menit kemudian, suara gemuruh petir datang bersamaan dengan turunnya hujan malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HOLD YOU TIGHT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang