Sejak beberapa bulan telah berlalu, kehidupan Irene dan Sean semakin harmonis. Tidak ada lagi penghalang untuk keduanya.
Walau sesekali ia merasa cemburu, bila Timmy menelepon Irene disaat mereka tengah duduk bermesraan. Sean merasa jika Timmy bisa sewaktu-waktu merebut wanitanya.
Sementara yang ada dipikiran Irene, justru Sean lah yang bersikap terlalu kekanakan. Bagaimana tidak? Disaat Timmy menghubunginya semalam, Sean berusaha merebut ponselnya.
Padahal Timmy baru saja menghubunginya setelah sekian lama, pria itu tidak memberikannya kabar padanya. Pasca penolakkannya terhadap pria itu, Timmy memilih untuk kembali ke Paris.
Lalu hingga bertahun-tahun berlalu, akhirnya, ia menghubungi dirinya. Dia hanya memberikan kabar, jika dia sudah menikah, dan memiliki satu orang anak dengan wanita yang ia cintai.
Mendengar akan hal tersebut, Irene mengucap syukur. Hatinya benar-benar lega, karena pada akhirnya pria itu bisa merelakannya.
Bahkan pria itu sudah menemukan wanita yang jauh lebih baik dari dirinya. Seorang wanita cantik, bernama Aurora Eden.
Sesosok perempuan berdarah Paris-Korea itu, terlihat sangat cocok dan sempurna jika dipasangkan oleh Timmy Jins.
Pria itu juga mengatakan jika hari ini, ia dan keluarga kecilnya akan segera kembali ke Korea.
Jadi, saat ini Irene tengah mempersiapkan sebuah acara penyambutan. "Kamu tuh kalau nyetir yang bener apa? Jangan ngebut, bisa gak sih?" Marah Irene pada Sean.
Ya, siapa yang tidak akan kesal. Disaat kaliam meminta tolong pada seseorang, tapi orang yang kalian mintai tolong tersebut melakukannya secara tidak rela.
Seperti yang dilakukan Sean saat ini. Sepanjang perjalanan menuju pasar tradisional. Pria itu menyetir dengan kecepatan yang tidak bisa dibanyangkan.
Selama pria itu mengemudikan mobilnya, ia terus saja menggerutu tidak jelas. "Giliran dia yang mau datang, semuanya dipersiapkan dengan baik. Coba kalau aku yang dateng kerumah kamu? boro-boro disedian minum atau makan. Yang ada suruh masak sendiri."
Irene yang mendengar itu, hanya mendengkus kesal. "Ya, besok kalau kamu mau dateng kerumah bakalan aku masakin."
Sean menoleh dengan semangat, "benarkah itu?"
Irene mengangguk, "Kamu bakalan masakin aku apa? Udang saus krim? Kalguksu? atau ... Ah, chicken?"
Semua tebakkannya dijawab gelengan oleh Irene, hingga setibanya mereka di sana. Irene yang hendak akan turun dari mobil Sean, seketika terhenti saat tangannya dicegah oleh pria itu.
"Katakan dulu, apa yang mau kau masakkan untukku?"
Irene menatap dengan tatapan datarnya, sebelum berkata. "Batu kerikil dicabein."
Setelah itu Irene keluar dari mobil Sean, saat ia melihat ekspresi raut wajah Sean yang tercengang bukan main, lalu kemudian Irene menutup pintu mobil itu dan berjalan mengabaikan amukan Sean dibelakangnya.
Namun siapa yang mengira, jika setelah mengatakan hal tersebut. Senyuman manis Irene terbit diwajahnya, "Asik juga ya, ngerjain pria itu," katanya dan diakhiri dengan sebuah cekikikkan kecil.
Setelah beberapa jam berlalu, Irene telah usai dari kegiatan berbelanjanya. Sementara Sean, pria itu hanya pasrah mengikuti Irene dari belakang sambil sesekali dia mendumal entah pada siapa.
Hingga tak lama, "Kamu mau apa?" tanya Irene saat tiba disebuah kedai makanan siap saji.
"Terserah," ucapnya acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD YOU TIGHT ✔
Fanfiction[C O M P L E T E D] [Pindah ke Dreame] Adakah di antara kalian yang tidak mengenal sesosok Hugo Jeff? Jika ada, mari aku perkenalkan. Hugo Jeff sendiri adalah seorang CEO disebuah perusahaan ternama di Asia. Namanya pun juga sudah sangat disegani di...