26

469 60 15
                                    

Semilir angin yang bertiup malam ini, terasa sangat dingin bahkan saking dinginnya sampai-sampai mampu menembus ke dalam permukaan kulitnya.

Wanita dengan tinggi tidak lebih dari dua meter itu, semakin merapatkan mantel tebalnya. Berjalan seorang diri dipinggir jalan seperti malam ini, adalah hal yang paling menakutkan untuknya.

Ia bahkan tidak akan pernah sadar, jika bukan karena kedua putrinya yang tiba-tiba saja merengek kelaparan malam ini.

Dan disaat tadi ia hendak akan memasak, tetapi sayangnya saat ia membuka lemari pendingin diapartement mereka ternyata sudah kosong melompong.

Jadilah kini ia memutuskan untuk pergi ke toko swalayan kecil tak jauh dari lingkungan rumahnya, untuk membeli beberapa bahan.

Setibanya di sana, mata Irene menelisik seluruh isi jajaran rak sayur mayur. Tak lama tangannya bergerak mengambil satu persatu sayur mayur yang ia butuhkan.

Lalu setelahnya ia berpindah kejajaran rak lainnya, untuk mengambil telur, susu, mentega dan bahan makanan lainnya. Tapi saat hendak akan berjalan menuju kasir, dia malah melangkah mundur beberapa langkah.

"Wah, ada ciki merek baru tuh. Coba ah," ujarnya.

Saat tanpa sadar, dia melihat jajaran rak cemilan ringan yang sepertinya baru saja disusun oleh salah satu pegawai di sana.

Setelah merasa cukup banyak membeli bahan belanjaanya, wanita itu kembali bergegas menuju kasir untuk segera membayar dan pulang ke rumah.

Namun baru saja ia berjalan beberapa meter dari toko swalayan kecil itu, tiba-tiba saja suasana berubah menjadi lebih dingin tepat di belakangnya.

Berharap jika pria misterius di belakangnya itu, bukanlah orang suruhan Woojun kembali. Irene berusaha untuk tetap tenang, dan tidak menoleh ke arah belakang.

Saat suasana semakin mencengkam, dan ditambah dengan suasana lingkungan gang dari apartemennya yang sangat sepi, mampu membuatnya langkah kakinya semakin dipercepat.

Tetapi sayangnya, pria itu juga ikut semakin mempercepat langkah kaki. Tiba di depan gedung dari apartemennya, entah keberanian datang darimana.

Wanita itu berbalik tiba-tiba dan berteriak. "SIAPA KAMU?! MAU APA KAMU?"

Seketika suasana mendadak hening. Ya, saat teriakkan itu terdengar Irene berbalik dengan mata yang tutup dan tangan gemetar saking takutnya ia.

Tapi setelah beberapa menit berselang, ia yang tidak mendapatkan jawaban dari pria misterius di belakangnya, perlahan akhirnya Irene memberanikan diri untuk membuka kelopak matanya.

Keningnya berkerut tajam, saat ia tak menemukan sesosok pria misterius itu di belakangnya.

"Eoh? kemana pria menyeramkan itu?" tanya Irene sambil mengedarkan pendanganya mencari-cari pria itu.

Namun ternyata di sebrang sana, tepat di dalam mobil sedan pribadinya. Pria misterius itu sedang menampilkan senyuman menawan miliknya, saat ia dibuat gemas akan tingkah dari wanitanya itu.

Ya, pria itu sengaja memilih untuk tidak menampilkan dirinya, agar Irene tidak lagi dalam bahaya yang bisa saja dilakukan oleh sang ayah. Jika sewaktu-waktu, Woojun mengetahui bahwa dirinya pergi secara diam-diam untuk menemui Irene -wanitanya.

Tapi justru, dengan cara yang seperti inilah. Ia malah dibuat semakin sangat merindukan akan aroma wangi yang menguar dari tubuh wanitanya.

Hingga kemudian, disaat Irene rasa pria itu sudah pergi. Akhirnya wanita itu kembali melangkah memasuki unit gedung apartemennya, setelah pintu lift tertutup ia menyandarkan dirinya pada sisi lift.

HOLD YOU TIGHT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang