Hugo menerjapkan matanya, lalu tak lama ia berusaha menetralkan kembali debaran jantungnya. Hingga setelahnya ia yang hendak ingin menanyakan akan kebenaran itu pada Irene, seketika harus terhenti.
Saat suara Soojung datang mengintrupsi gerakkannya.
"Sayang? kamu ngapain ada di sini?"
Pupil mata Irene, Hugo dan Woojun seketika kompak membelalak, kala mendengar suara Soojung yang memanggil nama Hugo -sang anak terdengar kencang.
Irene dan Woojun saling melemparkan pandangannya satu sama lain, saat mendengar suara derap langkah kaki semakin mendekat. Tetapi tak lama suara derap langkah kaki itu tiba-tiba saja menjadi lenyap, dan sunyi.
Menghilang entah kemana. Irene dan Woojun bergerak mendekati tombok pembatas itu, hingga saat kepala Irene muncul dari balik tembok.
Mereka tak menemukan siapapun di sana. Irene menerjap bingung kala itu, lantas suara siapakah yang tadi terdengar oleh mereka? Hingga di detik selanjutnya, Irene kembali menegapkan tubuhnya lalu kemudian ia berkata.
"Kau tenang saja, aku tak akan merampas apapun dari dirimu. Dan tak ada satupun yang bisa ku ambil dari dirimu ... karena itu memang bukan milik ku, jadi aku tidak akan mengambil apa yang bukan milik ku. Kecuali," Irene menggantungkan ucapannya sejenak.
"--kau yang datang dan ingin merampas semua yang pernah ku miliki." katanya sebelum melenggang pergi dari sana.
Melihat kepergian wanita itu begitu saja, tangan Woojun mengepal kuat. Pria paruh baya itu sangat tidak suka, jika wanita itu selalu berada di dekat putranya.
Baginya Irene hanya seekor lalat pengganggu yang akan menghalangi jalan karirnya menuju dunia politik. Belum lagi ia akui, jika wanita itu terlampau pintar dan licik.
Woojun membuang napas kesalnya, dengan tatapan yang masih mengarah pada punggung Irene itu. Ia berucap, "aku pasti, akan membuatmu menyesal karena telah berani mengganggu hidupku."
***
Langit malam berbintang dengan sang rembulan bersinar terang di atas sana, sangat menampakan keindahanya. Ditemani dengan deburan obak yang menabrak bebatuan karang, membuatnya menjadi terdengar bagaikan alunan lagu yang sedang dimainkan oleh alam.
Semakin membuatnya merasa tenang. Berkali-kali ia menarik napas lalu kemudian ia hembuskan kembali, menjadi tanda ada sesuatu yang tersilip dihatinya.
Ya, tepat beberapa jam yang lalu. Saat waktunya makan malam tiba, Irene disuguhkan dengan pemandangan keluarga yang harmonis. Bagaikan klise akan kehidupannya sedang diputar kembali di sana.
Tapi sayangnya bukan rasa kebahagian yang ia dapatkan, melainkan hanya sebuah kesedihan saat fakta yang sebenarnya menaparnya cukup keras.
Ia mendongakkan kepalanya, membuang kasar napasnya kala hatinya terasa penuh dan sesak. Belum lagi cairan bening dipelupuk matanya sudah mulai menumpuk.
Sehingga membuatnya siap meluncur kapan saja, jika tidak dia tahan. Dan di detik selanjutnya, suara seseorang yang sedang gelisah terdengar olehnya.
Irene menoleh, dan perlahan dia bangkit dari posisinya. Langkahnya semakin mendekati asal suara itu terdengar. Hingga dia tiba diruang tengah dari resort pribadi itu, ia terdiam saat melihat Hugo yang sedang tertidur dengan kondisi gelisah tak menentu di sana.
Apa yang terjadi denganya? kenapa dia mengigau seperti itu?
Benaknya bertanya, yang entah pada siapa pertanyaan itu diucapkan. Awalnya Irene berniat tidak ingin tahu lebih lanjut akan kondisi pria itu, namun saat baru 10 langkah ia melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD YOU TIGHT ✔
Fanfiction[C O M P L E T E D] [Pindah ke Dreame] Adakah di antara kalian yang tidak mengenal sesosok Hugo Jeff? Jika ada, mari aku perkenalkan. Hugo Jeff sendiri adalah seorang CEO disebuah perusahaan ternama di Asia. Namanya pun juga sudah sangat disegani di...