30

484 55 9
                                    

Sejam yang lalu, ponselnya berdenting. Menandakan sebuah pesan masuk dari sang kakak, awalnya dia enggan untuk menanggapi.

Namun saat matanya menangkap sebuah foto seorang wanita yang sudah tidak asing lagi baginya itu, seketika ia melompat kegirangan dan berlari menuju mobilnya.

Bak seperti bocah berumur 5 tahun yang baru saja diizinkan untuk mendapatkan mainan baru oleh sang ibu. Dengan kecepatan yang tidak tanggung-tanggung, Hugo terbang bersama mobil sedan kesayanganya.

Bayangkan saja, jika yang biasanya perjalanan dari rumah menuju kantor dan begitupun sebaliknya bisa memakan waktu satu setengah jam lamanya.

Kini ia tempuh hanya dalam 30 menit saja. Gila! apa dia pikir, ia sedang mengikuti arena balap disirkuit.

Bahkan seorang petugas hukum pun yang saat itu sedang melakukan penertiban, hanya bisa terdiam terpaku saat matanya melihat nomer plat mobil yang sangat ia kenal melesat bagaikan kilat tepat di depan matanya.

Untuk mengedipkan mata saja ia tak berani, bagaimana dia bisa bersuara saat itu. Setelah mobilnya ia parkir asal diperkarangan rumah, dia berlari kecil memasuki rumah sambil bersenandung senang.

Namun saat hendak membuka pintu utama rumah itu dari luar, sebuah suara mengintrupsinya untuk berhenti. "Loh, kamu udah pulang mas?"

Ya, Soojung yang kala itu tengah terduduk diam dikursi taman. Tiba-tiba saja berdiri dan tersenyum, saat melihat sang suami pulang dengan wajah berseri senang.

Ia sangat tahu apa yang bisa membuat wajah sang suaminya itu begitu bahagia saat memasuki rumah besarnya. Kalau bukan sang suami yang baru saja habis bertemu dengan wanita dan kedua anaknya sebelum pulang, atau mendapatkan kabar tentang wanita kesayanganya itu.

Hugo merotasi mata malasnya, "Yang ko gak dijawab." Soojung melangkah mendekat. Dengan rasa malasnya, pria itu berbalik untuk menghadap sang istri.

"Kenapa memangnya kalau aku ... " ucapnya terhenti saat melihat pintu utama rumah itu terbuka dari dalam dan menampilkan ketiga wanita cantik di sana.

Ceklek!

Jungah sang ibu tersenyum saat melihat wajah putranya, tapi tak lama senyumannya luntur saat manik matanya mengikuti arah pandangan Hugo.

"Eh, uri adeul sudah pulang. Kapan datangnya si ganteng?" Jungah sang ibu berusaha untuk mengalihkan pembicaraan sepasang suami istri di depannya ini.

Hugo memutarkan kepalanya sejenak, lalu tak lama dia menampilkan senyuman bahagianya sebelum menjawab sang ibu.

"Baru saja tiba ko, eomma." namun intesitasnya tak pernah lepas menatap Irene.

Rahee tersenyum geli saat melihat tingkah sang adik yang tidak hentinya menatap ke arah Irene dengan tatapan memuja.

"Ekhem.. Biasa aja dong lihatnya, sampe gak kedip gitu matanya." godanya yang membuat Hugo semakin salah tingkah.

Sementara Soojung, rahangnya mengeras saat sang kakak ipar semakin menggodai sang adiknya yang tidak bisa melepaskan tatapannya.

Bahkan tanpa sadar tangannya ikut mengepal kuat. "oh ya, karena Sean sudah di sini. Bagaimana kalau Irene diantar oleh Sean saja?"

Rahee memainkan alis matanya, "tidak perlu kak, aku bisa naik taksi atau bus saja nanti." tolaknya.

"Ey, ayolah ... sesekali sajakan tidak masalah? bukan begitu, Soojung-ah?" Soojung yang terkejut menunjuk ke arah dirinya sendiri.

"Ne-naega?"

Rahee mengangguk semangat, sebelum benar-benar menjawab hati Soojung ingin berkata tidak. Tapi saat melihat ada sang kakak ipar berserta ibu mertuanya itu, dia berkata.

HOLD YOU TIGHT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang