20

543 60 6
                                    

Soojung kini tengah berjalan mundar-mandir tak menentu diruang tamu rumahnya, layaknya seperti sebuah setrikaan yang sedang digunakan.

Bahkan sesekali dia menggigiti kuku jari tanganya, saat dirinya diselimuti rasa cemas yang berlebih. Entahlah apa yang wanita itu sedang khawatirkan?

Karena pasalnya, detak irama jantungnya berdebar sangat cepat, bagaikan dia sedang mengikut lomba lari maraton sejauh 15 kilometer.

Ia membuang napas beratnya, saat pria yang ditunggu belum juga tiba di rumah. Ya, sepertinya ia sedang menantikan kehadiran seseorang di sana.

Hingga tak lama kemudian, sebuah suara decitan dari ban mobil yang beradu dengan lantai licin dari garasi rumahnya terdengar. Seketika mampu membuatnya menghentikan seluruh gerakannya.

Dia menoleh sejenak, dengan wajah khawatirnya yang semakin jelas tergambar. Hingga dipersekon selanjutnya, wanita itu segera beranjak dari sana.

Namun baru saja ia berjalan beberapa langkah untuk mendekati pintu rumah besar itu. Ia kembali harus membuat langkahnya terhenti, kala wajah seseorang muncul dari balik pintu yang dibuka dari luar rumah tersebut.

Ya, seorang pria yang baru saja tiba itu tersentak kaget. Saat manik matanya menatap sang istri yang sudah berdiri tepat di depannya.

Kedua alis pria itu menukik tajam sesaat, kala ia menyadari bahwa wanita itu sedang merasa cemas. Sebelum akhirnya ia berkata, "ada apa dengan wajahmu?"

Tanya Hugo yang dibuat kebingungan dengan wajah pucat sang istri. Tapi alih-alih untuk menjawab, ia malah berhambur dan langsung memeluk tubuh atletis Hugo dengan erat.

Pria itu terkejut bukan main saat melihat respon dari Soojung -sang istrinya tersebut. Hingga tak lama, Hugo yang berusaha melepaskan pelukkan dari sang istri, akhirnya kembali berkata.

"Kau ini kenapa sih? ada apa dengan wajahmu? kenapa kau pucat sekali?" Soojung bersikeras untuk tetap tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Hugo.

Lalu tanpa sadar, Soojung menyentuh pergelangan tangan Hugo yang terkilir tadi. Saat di mana pelukkannya pada Hugo sudah melonggar. Soojung mendongakkan kepalanya, saat mendengar ringisan sang suami. Hingga.

"Kau terluka? di mana yang terluka? katakan padaku, dibagian mana yang sakit?" tanyanya panik.

Hugo mendesah lelah, "Sudahlah. Aku tidak apa-apa," jawabnya dengan malas.

"BAGAIMANA BISA! KAU BAIK-BAIK SAJA! SAAT KAU HAMPIR SAJA MATI KARENA LEBIH MEMILIH MENYELAMATKAN ANAK ITU!!" pupil mata Hugo melebar kala mendengar perkataan Soojung.

'Apa ini? bagaimana wanita itu bisa tahu tentang kejadian kecelakaan itu? atau jangan-jangan ... ' Seketika saja batin Hugo berucap.

Tak lama Hugo mencengkram kuat kedua lengan Soojung, semetara wanita itu memalingkan wajahnya takut - akan menatap mata Hugo yang sudah menatap tajam ke arahnya.

Bahkan wanita itu, sepertinya sudah menyadari kesalahannya dalam berucap tadi. Kemudian, "katakan padaku dengan terus terang? apa kau yang tadi berada di dalam mobil sedan merah itu?"

Soojung diam seribu bahasa, saat melihat wanita itu bungkam Hugo semakin menguatkan cengkramannya.

Soojung meringis kecil, "ah sakit.."

"Jawab aku!!" katanya penuh penekanan.

Bukannya menjawab, wanita itu malah menangis sambil meringis kecil. Hugo yang semakin geram akan keterdiam Soojung, tanpa sadar tangannya semakin kuat meremat kedua lengan Soojung.

HOLD YOU TIGHT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang