33

479 55 19
                                    

BRAK!!

Tubuh salah satu dari kedua anak gadis itu terhempas jauh dan tak lama tubuhnya tergeletak lemas tak berdaya. Kala perlahan darah segar mulai mengalir dari sisi belakang kepalanya.

Maguna yang mendengar suara tabrakan itupun membatu ditempatnya, hingga tak lama dia memberanikan diri untuk menoleh ke arah sampingnya.

Saat mata itu bertemu air matanya mengalir, dan dipersekon selanjutnya ia menjerit hebat, "MEGAAANNN!!"

Ya, anak gadis yang tubuhnya terhempas karena ditabrak oleh sebuah mobil sedan berwarna hitam yang melaju kencang tersebut adalah Megan sang saudari kembarnya.

Karena ia ingat betul, bahwa tadi saat mobil itu melaju cepat ke arahnya. Ia hanya bisa terdiam kaku di sana, tapi tak lama tubuhnya didorong oleh seseorang tepat disaat mobil itu semakin dekat dengannya.

Tetapi setelah dia mendengar suara tabrakan itu, dia terheran karena justru dia tidak terluka sedikitpun. Karena ternyata Megan lah yang telah mendorong tubuhnya dari belakang untuk menghindari tabrakan maut, namun sayangnya Megan sendiri yang menjadi korban dari tabrakan itu.

Dengan tubuh yang melemas, Maguna berusaha untuk mendekat ke arah tubuh Megan yang sedang menggeliat seolah sedang meminta pertolongan padanya.

"Megaan.. hiks.." lirih Maguna saat tiba di sampingnya.

Mulut Megan bergerak kesusahan, berusaha untuk mengatakan sesuatu. "Jangan banyak berbicara.. hiks.. seseorang pasti akan datang untuk menolong kita."

Maguna menunduk sambil terisak, sedangkan Megan berusaha untuk mengengam erat tangan sang saudari kembarnya. "Ma–magun–na.."

"Hiks.. bertahanlah, aku mohon.." lirihnya.

Beberapa menit kemudian..

"Bagaimana apa kau sudah menemukan meraka?" tanya Irene yang semakin panik.

Sean yang tengah menyetir itupun dibuat semakin panik, saat mendengar kekhawatiran Irene yang semakin tak menentu.

Berusaha untuk melirik ke kanan dan ke kirinya sesekali terus dia lakukan, hingga tak lama dia menginjak pedal remnya kuat.

"Cepatlah, temukan mereka. Perasaanku semakin tidak karuan Sean." Mata Sean semakin melebar kala melihat dua sosok anak gadis yang dia kenal tengah terduduk di tengah jalan raya yang sepi di pinggir kota.

Setelah dia memastikan dengan mata kepalanya sendiri, ia berkata. "Aku menemukan mereka!"

"Sungguh? di mana? beritahu aku di mana kau menemukan mereka Sean?" Sean menggelengkan kepalanya, saat arah pandanganya menurun ke paha Maguna.

"Tidak! tidak, aku mohon.." Irene yang mendengar hal itu semakin dibuat panik.

"Sean ada apa? apa yang terjadi pada meraka?" Namun sayangnya Sean tak menjawab.

"Sean kau dengar aku tidak!! HAN SEAN!!"

Bip

Sean memutuskan sambunganya dan segera keluar dari dalam mobilnya. Saat dia telah keluar dari dalam mobilnya dia berlari, "Maguna!! Megan!!"

Maguna mendongakkan kepalanya, ia menoleh saat menemukan sang ayah datang setelah lama menunggu.

"Ayah.." lirihnya.

"Hah?! Astaga!! Megan! apa yang terjadi padanya?" Maguna hanya bisa menangis kala ia tidak bisa menjawab pertanyaan sang ayah.

Melihat reaksi dari Maguna yang hanya bisa menangis, Sean pun mengerti apa yang telah terjadi sebelum dia tiba di sana.

HOLD YOU TIGHT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang