Sesuai dengan pelaporan pihak terkait, dan beberapa saksi yang telah dihadirkan selama proses persidangan. Kami nyatakan bahwa Han Woojun selaku pemilik Han group dan beberapa nama perusahaan cangkang miliknya. Di mana seluruh bukti transaksi illegal didapatkan di sana.
Kami memutuskan untuk menuntut, Han Woojun dengan kasus perdagangan illegal no 3 dan kasus percobaan pembunuhan terhadap anak. Maka dari itu, Han Woojun dijatuhkan hukuman penjara selama 20 tahun dan denda sebesar 200 juta won dengan masa percobaan 5 bulan penjara.
TOK!! TOK!!
Sebuah hasil sidang keputusan yang dibuat oleh para hakim 5 tahun yang lalu, mampu membuat Sean bernapas lega, setidaknya itu sepadan dengan apa yang pernah dilakukan oleh sang ayah dulu.
Tapi di sisi lain, dia juga merasa sedih bahwa keputusan Irene untuk tidak hidup bersama dengannya mampu membuatnya sangat kecewa.
"Hei, kenapa masih di sini? ayo pulang?" Ajak Rahee saat melihat Sean masih duduk termenung di dalam ruang sidang seorang diri.
Sean membuang napas pendeknya, sebelum ia mengangguk lemah. Ya, sejak hari itu Rahee akui perubahaan sikap Sean yang menjadi pendiam cukup membuatnya kesulitan.
Belum lagi dengan kondisi dirinya sendiri pasca keguguran. Semua berakhir tragis, tanpa adanya kebahagian yang tersisa.
"Sean, apa kau sudah membeli buket bunga untuknya?" tanya Rahee saat sudah di dalam mobil.
"Sudah ka, bahkan Maguna juga sudah menunggu kita di sana."
Rahee mengulas senyuman manisnya, "iya, mereka pasti sudah sangat menunggu kita."
Setibanya di sana, Sean membuka pintu mobil untuk sang kakak setelah ia sudah lebih dulu keluar dan membawa sebuah kursi roda.
Lalu kemudian Sean menggendong dan mendudukan Rahee di sana. Tak lama Sean mulai mendorong kursi roda milik Rahee perlahan, setibanya dijajaran batu nisan tersebut langkah kakinya terhenti.
Sean mendongakkan kepalanya perlahan, saat manik mata mereka saling bertatap. Jantungnya berpacu cepat, layaknya sedang berada di area pacu kuda.
Bahkan lidahnya mendadak keluh, hanya untuk menyebut nama wanita yang selama 5 tahun itu menghilang dari hadapannya.
"Daddy?" Panggil Maguna saat melihat wajah sang ayah.
Lalu tak lama gadis yang dulu kecil itu, kini mulai tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik persis seperti sang ibu. Sean tersenyum sejenak, saat menatap sang putri.
Kemudian tanpa diduga pria itu membentangkan kedua tangannya lebar, seolah memberikan isyarat bahwa ia ingin segera dipeluk oleh putrinya itu.
Tanpa banyak bicara, Maguna segera berhambur ke dalam pelukkan sang ayah. "Daddy, i miss you," ucapnya manja saat sudah mendekap tubuh sang ayah.
"Miss you too, princess."
Meninggalkan kedua orang yang sedang melepas rindu tersebut sejenak, Rahee mengalihkan pandangannya menatap seorang wanita mungil tepat di hadapannya.
"Long time no see, doctor," ujarnya.
Wanita itu terkekeh kecil, sebelum akhirnya menjawab. "Eonni, hentikan. Panggil saja aku Irene, jangan tambahkan kata dokter di depannya."
Rahee mengangguk untuk menyetujuinya, "Bagaimana kabarmu eonni?" tanya Irene.
"Ya, beginilah aku sekarang. Hanya bisa duduk, dan membiarkan orang lain mendorongku dari belakang kursi ini." jawabnya dengan rasa tidak senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD YOU TIGHT ✔
Fanfiction[C O M P L E T E D] [Pindah ke Dreame] Adakah di antara kalian yang tidak mengenal sesosok Hugo Jeff? Jika ada, mari aku perkenalkan. Hugo Jeff sendiri adalah seorang CEO disebuah perusahaan ternama di Asia. Namanya pun juga sudah sangat disegani di...