Soojung tengah berdiri menatap ke arah luar dari jendela kamarnya. Namun raut wajahnya mendadak menjadi suram, setelah melihat sebuah foto kemesraan sang suami dengan Irene.
Tangannya mengepal kuat, hingga tanpa sadar sebuah retakkan timbul dilayar ponselnya. Ya, diam-diam wanita itu juga mengirimkan seseorang untuk terus membuntuti sang suami.
Karena feeling-nya berkata jika sang suami pasti akan kembali ke dalam pelukan wanita murahan itu. Dan benar saja dugaannya, Hugo -sang suami ternyata diam-diam juga mengawasi wanita itu dari jarak yang cukup jauh.
Sialan! batinnya meradang. Berbeda dengan dirinya yang tengah dimuat emosi, justru Hugo sang suami tengah tersenyum sambil memandangi botol kaleng pemberian dari Irene.
Dengan berjalan sambil bersiul memasuki rumahnya, pria itu sangat merasa bahagia. Tak lama langkah kakinya terhenti, saat ia melihat sepasang sendal tidur berdiri tepat menghadangnya untuk memasuki kamar tidur utama.
Sangat jelas siapa pemilik sedal tersebut, hingga kemudian ia mendongak menatap wanita itu yang sepertinya terlihat sedang menahan emosi.
Tangan wanita itu terulur ke arah Hugo yang mampu membuatnya mengangkat satu alis mata, sehingga. "Berikan botolnya."
"Ck, tidak mau. Ini milikku."
Soojung merapas botol kaleng tersebut dari tangan Hugo, "HYAK!! KENAPA KAU MERAMPASNYA!" bentak Hugo yang terkejut.
"Kau tidak boleh meminum minuman instan seperti ini. Apa kau lupa dokter sudah memperingatkan mu berulang kali?" Tanpa di duga Hugo kembali merebutnya.
"Aku tidak perduli," acuhnya.
Namun sebelum pria itu kembali melangkah, Soojung berkata. "Ya, kau tidak akan perduli pada perkataan dokter itu. Tapi kau sangat perduli pada benda ini. Karena botol kaleng ini pemberian dari Irene."
Deg!
Tubuh Hugo terpaku sesaat, "aku benarkan? bukankah tadi kau habis bertemu lagi dengan wanita jalang itu. Kenapa? sejak kapan kau mulai mengingatnya lagi?"
Hugo menampilkan seringai mematikannya. Sebelum akhirnya dia berbalik, pria itu berjalan mendekat ke arah Soojung.
Hingga wajahnya tepat di samping telinga Soojung, Hugo berkata. "Sejak kau memberikan obat palsu itu pada makananku."
Soojung yang mendengar itu terdiam membatu, matanya melebar menatap ke arah Hugo. Dan seketika lidahnya mendadak menjadi keluh.
"Kenapa? apa kau pikir, aku tidak tahu. Jika obat penyembuh itu bukanlah yang asli. Melainkan ... obat pelupa yang akan semakin membuatku menjauh dari Irene. Wanitaku." Ada penekanan suku kata diucapan terakhirnya.
Setelahnya Hugo tersenyum penuh arti, baru saja pria itu membalikkan tubuhnya namun tak lama dia kembali berkata.
"Ah satu lagi, beritahu orang suruhanmu itu untuk berhenti mengikutiku. Atau ... Akan kupatahkan kaki dan juga tangannya. Kau dengar itukan, istri orang asing."
Lalu kemudian pria itu berjalan memasuki kamar mandi, sedangkan Soojung hanya bisa terjatuh lemas. Dengan derai air mata yang sudah tidak sanggup lagi ia bendung.
Mungkin jika di dalam drama Korea ketika sang wanita sedang menangis, langitpun seolah juga akan ikut menangis dengan turunnya rinai hujan tak berselang lama kemudian.
Tapi sayangnya ini dunia nyata, karena langit nampaknya sedang tidak ingin mendukungnya saat wanita itu menangis tersedu-sedu.
Namun Justru langit malam ini menampakkan keindahannya, dengan bertaburkan banyak bintang di atas sana yang mampu membuat siapapun berdecak kagum saat melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD YOU TIGHT ✔
Fanfiction[C O M P L E T E D] [Pindah ke Dreame] Adakah di antara kalian yang tidak mengenal sesosok Hugo Jeff? Jika ada, mari aku perkenalkan. Hugo Jeff sendiri adalah seorang CEO disebuah perusahaan ternama di Asia. Namanya pun juga sudah sangat disegani di...