15

498 53 3
                                    

Setelah menggendong Maguna naik kedaratan, Hugo langsung segera memberikan napas buatan untuk anak itu. Beberapa kali dia mencoba melakukan hal tersebut, tapi tak ada respon dari tubuh Maguna.

Hingga akhirnya, saat percobaan terakhir Hugo berikan pada Maguna, tubuh anak itu beraksi dengan bangun dan terbatuk-batuk memuntahkan air kolam yang tertelan olehnya.

Uhuk! uhuk!

"Paman," lirihnya memanggil Hugo.

"Maguna, kau baik-baik saja?" Maguna mengangguk lemas.

Seketika itu juga tubuh Hugo terduduk lemas, saat melihat Maguna sudah bisa menjawabnya dengan anggukan kecil. Walau sebenarnya tubuh anak itu masih terlihat lemas, tapi setidaknya anak itu sudah kembali sadar sepenuhnya.

Lalu tak lama Hugo berdiri, dan menggendong Maguna menuju kamarnya. Namun sebelum ia melangkah, matanya melirik sekilas ke arah Irene.

Ada apa dengan wanita itu? kenapa dia hanya terdiam mematung di sana? bukankah anaknya sudah selamat? lantas apa yang ia lihat di kolam itu.

Ya, begitulah sekiranya pertanyaan yang muncul di dalam benaknya. Saat melihat Irene masih berdiri diam membatu di sana. Setelah menggantikan pakaian Maguna, dan Hugo juga sudah berganti pakaiannya.

Ia segera berjalan menuju kamarnya.
Karena tadi beberapa menit setelah Maguna hampir tenggelam, pria itu meminta Soojung -sang istri- untuk menelepon seorang dokter pribadi keluarga miliknya.

Agar ia datang memeriksa kondisi terbaru Maguna. Tapi saat ia sampai di depan kamarnya, ia bisa melihat Irene masih setia terdiam berdiri menatap kosong ke arah Maguna.

Hugo menghela napas lelahnya, dia benar-benar tidak habis pikir dengan wanita berstatus ibu tersebut. Hingga suara beratnya mengintrupsi semua orang untuk menoleh, "Bagaimana dok kondisinya?"

Dokter itu tersenyum, setelah melepaskan stetoskop miliknya. Lalu tak lama ia berkata, "Untunglah, dia segera di selamatkan, jika tidak? Aku tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi padanya selanjutnya."

Hugo menghembuskan napas leganya, "Ini resep obatnya, dan pastikan untuk selalu membuat tubuh anak itu tetap hangat." Mendengar itu Hugo mengangguk patuh.

"Sayang tolong antarkan Dokter Andra sampai depan pintu." titah Hugo pada Soojung.

Wanita itu mengangguk mengerti, lalu setelahnya wanita itu bangkit dari posisi duduknya dan berjalan keluar mengantar Dokter Andra menuju pintu depan resort itu.

Tapi saat dirinya berdiri tepat di hadapan Irene, wanita itu menepuk pelan pundak Irene dan berkata.

"Kak Irene aku bener-bener minta maaf ya. Aku--" ucapnya terhenti.

"Soojung! Kau dengar apa yang aku minta? Cepat pergi antar dokter andra." Sela Hugo dengan suara dingin.

Soojung menoleh, lalu ia mengangguk patuh. Setelah kepergian Soojung, kini di kamar pria itu hanya ada Hugo dan Irene.

Lalu tak lama pria itu berkata, "kau itu ibunya kan? Kenapa kau hanya terdiam saat melihat anakmu hampir mati tenggelam di sana? huh?" marah pria itu pada Irene.

Kedua iris mata tajamnya menatap Irene, di mana wanita itu hanya terdiam tertunduk sambil memainkan kedua tangannya yang saling bertautan.

Sampai akhirnya, pria itu membuang napas kesalnya. Setelahnya ia bangkit dan berjalan, mengkikis jarak antara dirinya dan Irene. Hingga saat tubuhnya sudah menghimpit Irene.

Hugo menarik dagu Irene, untuk tetap menatap dirinya. Saat manik mata mereka saling menatap dalam diam, tanpa sadar bibirnya mereka telah menyatu.

HOLD YOU TIGHT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang