5. Awal Badai

642 47 0
                                    

Happy Reading




Rani POV

Kenapa harus Sari yang menjadi rekan bisnis Mas Alfian. Bukannya aku takut kalah saing dengannya, hanya saja aku takut kalau Sari bertindak nekad untuk mendapatkan suamiku kembali.

Aku percaya cinta suamiku hanya untuk diriku seorang, dan tak akan dibagi-bagi dengan perempuan lain. Karena nyatanya ia rela melakukan apapun untuk membuatku bahagia selama aku hidup dengannya. Ya, meskipun ada beberapa kali kami berbeda pendapat, tetapi itu wajar kan dalam rumah tangga?

Hari ini adalah hari kelima Mas Alfian dinas keluar kota. Otomatis kalau tidak berhalangan, ia akan pulang hari ini. Aku memutuskan untuk pulang ke rumah kami, aku ingin memberi kejutan buat Mas Alfian.

Untuk memastikan kepulangannya, aku mencoba mengirim pesan kepada Mas Aji. Bukan apa-apa, hanya saja suamiku itu masih ngambek sama aku. Suka banget ngambek sih sayangku......

Me:

Assalamualaikum Mas Aji

Lima menit berselang baru dibalas oleh Mas Aji.

Mas Aji:

Waalaikumsalam, kenapa Ran?

Me:

Nanti jadi pulang kah kalian?

Mas Aji:

Insyaa Allah jadi Ran, mungkin habis Ashar take off dari sini.

Me:

Makasih infonya Mas

Mas Aji:

Kalian lagi salah paham ya?

Aku tahu Mas Aji tidak bodoh dalam mengartikan setiap pesan yang aku kirim. Pasti ia berpikir kenapa aku tidak langsung mengirim pesan ke suamiku. Kenapa malah lewat dirinya dulu sebelum pesan itu jatuh ke tangan Mas Alfian.

Me:

Kita baik-baik saja kok Mas
Cuma aku mau bikin kejutan aja, kan nggak mungkin aku bilang ini ke Mas Al langsung, jadi aku kirim pesan ke kamu aja hehehe

Nggak sepenuhnya salah dong? Aku emang ingin memberi kejutan anniversary ke suamiku itu meskipun sedikit terlambat.

Mas Aji:

Oke, tenang aja aku bisa jaga rahasia kok hehehe

Me:

Makasih ya Mas, Assalamualaikum

Mas Aji:
Waalaikumsalam

Setelah beberapa kali bertukar pesan dengan Mas Aji, aku mulai mempersiapkan bahan-bahan tart yang akan aku buat nanti.

"Sayangnya Mama, kita buat kue buat Papa yuk," ajakku kepada Rendra.

Dengan wajah lucunya, anakku itu langsung bersemangat mendengar kata Papa. Perkembangan Rendra memang sangat pesat, di usianya yang masih satu tahun, ia sudah bisa berjalan dan berbicara satu dua kata. Pintarnya anak Papa Alfian sama Mama Rani ini.

"Assalamualaikum," sepertinya ada tamu. Segera aku menuju ke arah pintu.

"Waalaikumsalam, Mbak. Masuk yuk," ternyata Mbak Ara dan Rayhan. Rayhan memang sering mengajak bermain Rendra. Usia mereka hanya terpaut empat tahun saja, maka dari itu mereka sangat dekat.

Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang