Happy Reading
Alfian POV
Semua masalah telah usai, kini aku dan istriku, Rani sudah move-on dari masa-masa menyebalkan itu. Bagaimana tidak, hanya karena satu orang yang istriku sebut dengan "nenek sihir" yang ingin menghancurkan rumah tangga ku, aku hampir saja melepaskan istri tercintaku. Kalau sampai itu terjadi, aku benar-benar menyesal dan tidak bisa memaafkan diriku sendiri.
Untung saja ada Mas Ari yang berusaha keras untuk mencegahku. Ya meskipun cara yang dilakukan sedikit salah karena menghajar ku gila-gilaan sampai menginap di rumah sakit satu malam. Aku tahu kalau itu semua kesalahan diriku sendiri, bertindak gegabah tanpa pikir panjang apa akibat dari kelakuan ku.
Setelah pulang dari villa Tawangmangu, aku dan Rani berencana untuk membuat usaha bersama. Ya, untuk usaha sampingan sih karena aku dan Rani masih terikat kontrak dengan Bank. Ada beberapa orang lagi yang kita ajak kerja sama. Karena dari dulu kami memiliki cita-cita membangun usaha sendiri atau biasa disebut dengan berwirausaha, menghasilkan lapangan pekerjaan bagi orang lain.Selain aku dan Rani, ada juga Mas Ari, Mbak Ara, Aji, Mas Cahyo, Arga, dan Disa. Mereka mempunyai jobdesknya masing-masing. Kami ingin membuat usaha fashion dari segala umur. Dari mulai bayi sampai lanjut usia. Maka dari itu, tim kami mempunyai banyak personel agar tidak keteteran sendiri nantinya.
"Jadi, ini yang buat desain aku, Mas Ari, sama Mas Cahyo?" tanyaku memastikan.
Bukannya sombong, memang sudah terbukti kalau kami bertiga ahli dalam mendesain sesuatu. Meskipun aku bukan lulusan yang berbau gambar-menggambar atau desain dan kawan-kawannya, tetapi aku suka menggambar atau mendesain apapun.
Upss, akuntansi kan juga ada menggambarnya, yaitu menggambar grafik dan tabel. Hehehehe
Hari ini kami memang mengadakan rapat sambil pengumpulan modal. Kami memang sepakat tentang iuran modal dari seluruh personel dengan nominal yang sama.
"Iya, nanti biar jahitan dan produksi aku dan Disa yang urus, kita kan banyak kenalan penjahit-penjahit profesional," jawab Mbak Ara yang diangguki oleh Disa.
"Terus bagian manajemen sama marketing aku serahkan ke Aji sama Arga ya," ujar Mas Ari.
"Siapp komandan," jawab Aji dan Arga serempak.
Semua telah mendapat jobdesknya, tinggal kita bahas pelaksanaan dari operasi produk baru kami.
"Terus aku ngapain?" tanya Rani tiba-tiba.
Dengan mendengarkan perkataan Rani tadi, menyebabkan semua orang tertawa. Polos banget sih kamu Rani sayanggggggggg.
hahahahaha
Memang sih semua sudah dibagi jobdesknya kecuali Rani yang nggak disebut Mas Ari tadi.
"Ihhh kok pada ketawa sih aku tanya serius nih," rajuknya dengan memberengut.
"Kamu tuh urusin duit aja Ran," timpal Mas Cahyo yang langsung diangguki semua orang.
Mas Cahyo dan Rani memang sebelumnya sudah kenal dan dekat. Mereka tergabung dalam satu organisasi sewaktu kuliah. Mas Cahyo menjabat sebagai presiden mahasiswa (Ketua BEM) waktu itu dan Rani menjabat sebagai Humas BEM. Otomatis mereka memang selalu berkoordinasi, maka dari itu mereka menjadi dekat sampai sekarang.
"Accountingnya?" tanyanya memastikan.
"Iya Rani.........," teriak kami semua.
Rani langsung menekuk wajahnya, namun tak berselang lama mengeluarkan tawa renyahnya.
Kami pun tertawa bersama. Senangnya bisa berkumpul dengan kawan-kawan seperti ini.
"Tapi Mas Alfian, kalau penjahitnya kurang, kita harus cari orang lagi dong?" tanya Disa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔
ChickLit"Auditing dan Akuntansi itu selalu berkaitan dan nggak akan bisa dipisahkan," "Seperti kita," "Maksudnya?" "Kita itu akan selalu berkaitan dan nggak akan bisa terpisahkan. Yang bisa memisahkan kita hanya takdir Allah," Setiap rumah tangga pasti me...