17. Kecewa

481 38 0
                                    

Happy Reading

Rani POV

Jangan salahkan aku kalau aku bisa bertindak di luar pemikiran Mas Alfian. Aku menepati janji yang ku buat sendiri, kalau Mas Alfian tidak datang aku akan melakukan hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya. Dan ia pun menyanggupi waktu itu, namun sekarang nyatanya suamiku itu kembali membuat diriku kecewa. Mana yang katanya ia akan melindungi keluarga kecil kami? Kalau nyatanya ia berulang membuatku kecewa.

Siapa suruh ia datangnya telat, aku sudah memberi tenggat waktu sampai jam empat sore. Bahkan sampai jam setengah lima sore masih aku tunggu. Kurang baik apa coba diriku yang berharap suaminya akan kembali ke istana kecil kami.

Karena aku sudah tak sabar, akhirnya aku membawa Rendra pergi. Pergi jauh dari rumah kami. Upss maksudku rumah Mas Alfian, Papanya Rendra. Betul dong, karena rumah ini status hak milik masih dengan nama Alfian.

Kalian pasti berpikir kalau aku kabur dari rumah?

Sejujurnya aku kecewa dengan suamiku, tetapi aku tidak akan nekad melakukan hal itu. Tindakan yang akan semakin memperkeruh keadaan rumah tanggaku. Aku ingin permasalahan ku dengan Mas Alfian segera terselesaikan. Agar kami dapat hidup bahagia seperti sedia kala. 

Saat di tengah perjalanan, aku mendapat pesan dari kakak iparku, Mbak Ara.

Mbak Ara:

Alfian baru aja ke rumah

Tapi udah pergi lagi sama temannya pakai mobil

Me:

Makasih infonya Mbak


Ternyata suamiku menepati janjinya meskipun sedikit terlambat.

"Mbak, nanti Mbak Rani ikut menginap di penginapan kami atau langsung ke rumah Buleknya Mbak Rani?" tanya Tiara, salah satu karyawati bakery ku.

Memang aku sedang melakukan perjalanan ke Sidoarjo untuk urusan bakery. Bakery dan cateringku mendapatkan order di Sidoarjo. Sebenarnya Mbak Ara yang akan berangkat, namun bersamaan dengan outbondnya Rayhan. Jadilah aku yang menggantikan Mbak Ara kali ini. Sekalian untuk menguji sikap Mas Alfian, akan terpengaruh atau tidak dengan tindakanku ini. Aku tahu sekali lagi aku keluar dari rumah tanpa izin suamiku, tapi mau bagaimana lagi ia yang tak menepati janjinya.

"Ikut kalian dulu aja, besok habis acara baru aku ke rumah Bulek," jawabku sambil memangku Rendra.

Niatku untuk memberi waktu Mas Alfian pulang tidak lain untuk mengajak suamiku itu ikut ke Sidoarjo. Kalau Mas Alfian ikut, Rendra bisa bersama papanya dulu selagi aku bekerja. Dan pemikiran itu pun sudah mendapat izin dari Pak Fendy. Karena secara tidak langsung, aku meminta izin untuk kami berdua.

"Pak, saya mau izin nggak masuk satu minggu kedepan. Ada keperluan di luar kota," izinku kepada Pak Fendy.

"Sama Alfian?" tanyanya.

"Belum tahu Pak, dia bisa ikut atau tidak," jawabku jujur.

"Saya mengijinkan kalau kalian izin. Masa iya yang berangkat cuma kamu," canda Pak Fendy.

Tetapi nyatanya suamiku itu malah tak datang tepat waktu. Ya sudahlah, mau bagaimana lagi.

*****

Di tempat penginapan, aku menempati kamar yang tak terlalu luas namun cukup untuk diriku dan anakku. Terpaksa Rendra aku bawa. Kalau tidak, mau dititipkan ke siapa? Kalau hanya satu atau dua hari tidak masalah aku titipkan ke orang tuaku atau mertuaku. Lha ini satu minggu aku berada di Sidoarjo. Aku tidak mau merepotkan orang tuaku dan mertuaku. 

Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang