33. Klarifikasi

411 33 0
                                    

Happy Reading




Rani POV

Sudah lelah raga dan pikiran, lelah hati pula. Dua hari ini suamiku tak menggubris semua hal yang aku lakukan. Semuanya tampak salah di matanya.

Salah apalagi diriku?

Hanya karena foto yang dikirim seorang yang tak jelas, aku jadi di diamkan sama suamiku sendiri.

Mas Alfian juga kenapa nggak tanya-tanya dulu ke aku tentang kebenaran foto-foto tersebut. Gemes deh aku sama suamiku itu. 

"Mas, kamu kenapa sih diam aja? Sariawan apa gimana?" tanyaku setengah menyindir.

Tahu ekspresi suamiku??

Hanya diam dan tetap bermain dengan putra kesayangan kami.

Aku harus apa lagi coba untuk membuatnya percaya.

Siapa yang tega mengirimkan foto-foto tersebut. Awalnya aku berpikir kalau itu ulah si nenek sihir alias Sari. Tetapi bagaimana bisa ia mendapatkan semua foto diriku dan Mas Aji?

Pasti ada satu orang atau lebih yang ingin membuat diriku dan Mas Alfian terpecah belah. Entah siapa orang itu.

Aku berusaha mencari informasi siapa yang mengirim foto tersebut. Teringat aku kepada Mas Arga, karena ia yang menyerahkan amplop itu ke Mas Alfian.

Aku memutuskan untuk mengirim pesan ke Mas Arga karena ini masih jam kerja, dan aku kini berada di bakery, tidak memungkinkan untuk bertemu di toko RADCA. Dan aku ingin menyelidiki hal ini sendiri.

Me:
Assalamualaikum Mas Arga........


Sampai sepuluh menit tidak ada jawaban, akhirnya aku memilih untuk mengajak bermain Rendra. Ya, Rendra akan terus ikut kemanapun aku pergi.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang dan itu artinya Mas Arga sudah makan siang. Ku buka handphone, siapa tahu dibalas Mas Arga. Ternyata dugaanku benar.

Mas Arga:
Waalaikumsalam Ran, ada apa?

Tanpa menunggu lama, aku langsung membalas pesan tersebut.

Me:

Mas, aku mau tanya sesuatu
Tapi disana ada Mas Alfian
nggak ya?


Mas Arga:
Nggak ada kok,
Dia tadi langsung pergi entah kemana
Mau chat atau ngobrol langsung?

Ahhh kebetulan tidak ada suamiku di sekitar Mas Arga. Langsung saja aku video call untuk memastikan bahwa Mas Alfian benar-benar tidak ada.

"Udah makan Mas?" tanyaku basa-basi.

"Tumben banget nanya aku udah makan?" tanyanya heran.

"Beneran kan nggak ada Mas Al?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Nggak Ran, ini aku lagi di cafe dekat Bank, suamimu tadi langsung menghilang tanpa berkata sesuatu. Kamu mau bahas apa?" ujar Mas Arga

"Mau tanya kejadian lengkap saat kamu kasih amplop coklat tempo hari sama Mas Al, yang waktu aku telat itu lho Mas," tanyaku to the point.

"Ohh itu, jadi gini aku mau cerita tapi jangan di potong," suruhnya.

Aku langsung mengangguk setuju.

Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang