23. Terlalu Gengsi

451 35 0
                                    

Happy Reading





Author POV

Esok harinya Alfian terpaksa membangunkan istrinya yang masih terlelap. Setelah berbincang-bincang dini hari tadi, Rani memutuskan untuk tidur kembali. Ia terlalu lelah untuk begadang.

"Aku lanjut tidur ya Mas, mataku udah nggak kuat begadang," ucap Rani setelah mengungkapkan akar permasalahan rumah tangganya. 

"Sayang bangun udah subuh, shalat dulu gih," ujar Alfian sambil mengelus mesra kepala Rani.

Rani pun langsung membuka matanya.

"Udah subuh?" tanyanya bingung.

"Iya, shalat dulu gih. Aku juga mau shalat," balas Alfian.

Setelah nyawanya terkumpul, Rani bergegas menuju mushola rumah sakit.

Setibanya di ruang rawat Alfian, Rani terkejut melihat suaminya yang berusaha bangun dari tempat tidur.

"Mau kemana Mas?" tanya Rani

"Ke kamar mandi, kebelet aku yank," jawabnya.

"Aku antar ya," tawar Rani.

"Nggak perlu sayang, aku bisa sendiri kok," cegah Alfian.

"Gengsi kamu tuh gede banget ya Mas, greget aku," ujar Rani yang tak sengaja menepuk pundak suaminya.

"Awwww sakit sayang," rintih Alfian sambil menahan sakit.

"Makanya nggak usah gedein gengsi, udah aku antar aja," putus Rani.

Mereka pun jalan hati-hati menuju toilet, "Mau ikut ke dalam juga?" tanya jahil Alfian

"Apa sih Mas, udah sana masuk, aku tunggu disini," gerutu Rani.

"Nggak perlu gengsi, biasanya juga mau aku ajak masuk," goda Alfian.

"Aku tinggal nih," ancam Rani.

Alfian hanya menyengir tidak jelas lalu masuk ke dalam toilet untuk menuntaskan hajatnya.

"Mbak ngapain di depan toilet laki-laki?" tanya seorang bapak-bapak yang heran melihat Rani.

"Eh iya Pak, saya lagi nunggu suami saya lagi di dalam," jawab Rani setengah malu.

Bagaimana tidak malu? Seorang perempuan ketahuan berada di depan toilet laki-laki, sendirian pula.

"Suaminya sakit Mbak?" tanya Bapak itu.

"Iya Pak," jawab Rani.

"Kalau begitu saya permisi masuk," ujar Bapak itu lagi.

Rani pun hanya mengangguk sopan dan memberi ruang untuk Bapak tersebut masuk ke toilet.

Tak lama setelah itu Alfian muncul dengan jalan tertatih.

"Kamu godain bapak-bapak tadi ya?" tanya Alfian sok serius.

"Nggak lah, Bapak tadi cuma heran kok aku ada di depan toilet laki-laki," jelas Rani.

"Yang benar?" goda Alfian.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Rani langsung meninggalkan Alfian sendirian.

"Biarlah dia berjalan sendiri," ucap Rani dalam hati.

*****

Sesampainya di ruang rawat, Alfian duduk di ranjangnya dengan ngos-ngosan.

"Jahat banget sih istriku ini," ujar Alfian

"Ya habis kamu ngeselin sih," balas Rani sambil sibuk dengan handphonenya.

"Sayang, boleh pinjam handphone?" tanya Alfian berubah dengan serius.

Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang