7. Ancaman Gaesss

582 45 0
                                    

Happy Reading.....





Rani POV

Aku kira pertengkaran dan adu mulut semalam sudah selesai, ternyata masih berlanjut pagi ini.

Sebenarnya aku mempunyai janji temu dengan klien di bakery yang tak lain tak bukan adalah sahabatku sendiri, Betari yang akan membuat syukuran ulang tahun anaknya yang ke-1 tahun. Terpaksa aku menunda pertemuan itu karena tak mendapat ijin keluar oleh suamiku.

Aku beralasan kalau ada acara mendadak dan tidak bisa ditunda. Untung saja Betari tidak keberatan kalau janji temunya aku undur besok. Karena acaranya memang masih lama, jadinya kalaupun diundur tidak masalah, kata Betari.

Aku memang sedang mode diam dengan suamiku, namun aku tetap menghormatinya dan mematuhi apa yang dikatakannya. Kalau tidak diijinkan keluar rumah, aku pasti akan mematuhinya. Karena memang tak diperbolehkan seorang istri bepergian tanpa izin dari suaminya. Aku tak mau menjadi seorang istri yang durhaka kepada suaminya.

Kami masih melanjutkan adu mulut semalam. Sebenarnya aku mempercayai suamiku itu, tetapi rasa cemburu itu yang masih menutupi akal sehatku. Bagaimana tidak cemburu, wanita ular alias nenek sihir itu terang-terangan menyatakan perasaannya untuk suamiku. Kalau kalian jadi aku, apa yang akan lakukan untuk memberentas wanita macam itu?

Saat kami masih beradu mulut, Mas Alfian tiba-tiba berlari ke pintu depan. Entah apa yang sedang terjadi. Mungkin Sari yang datang.

Aku pun tak mengubah posisiku, masih duduk di taman belakang sambil melamun. Entah sejak kapan Mas Alfian datang lagi, tiba-tiba ia menepuk pundak ku sambil berkata, "Sari mau ketemu kamu, katanya mau pesan di bakery," ucapnya.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, aku langsung beranjak dari kursi dan membasuh wajah ku yang ada jejak air mata akibat menangis tadi. Aku tak mau dianggap cengeng oleh sainganku sendiri. Meskipun aku yakin kalau Mas Alfian tetap akan memilihku.

"Mau apa ketemu sama aku?" tanyaku kepada Sari tanpa basa-basi.

"Selow dong Ran, aku kesini dengan baik-baik lho," katanya.

"Aku mau pesan kue-kue di bakery mu. Tadi aku sudah kesana tetapi kamu tidak ada, yaudah aku kesini aja," jelasnya.

"Sebentar aku ambil katalog dulu," pamitku untuk mengambilkan katalog kue-kue yang aku jual di bakery.

Sungguh malas aku bersandiwara baik di depan Sari.

Setelah beberapa saat ia memilih, namun hanya membolak-balik halaman katalog tersebut. Karena geram, aku langsung merebut katalog itu dan kubuang sembarang tempat.

"Nggak perlu basa-basi Sar, aku tahu tujuan kamu kesini buat ketemu suamiku kan?" tanyaku langsung.

Dengan senyum yang cerah namun meremehkan ia berkata, "Kamu tuh ternyata pintar menebak pikiranku ya, hahahaha,"

"Mau apa kamu mendekati suamiku lagi?" tanyaku.

"Aku ingin memilikinya. Nggak adil kalau aku yang dekat dengannya dulu tetapi kamu yang menikah dengannya," katanya sambil menahan amarah.

Ohh jadi selama ini ia menahan cemburu karena yang menjadi istri Mas Alfian adalah diriku?

Apa yang aku takutkan kejadian juga. Sari masih menginginkan suamiku. Dia benar-benar terbawa suasana kala dekat dengan mas Alfian sewaktu SMA.

"Semua sudah takdir Sar, dan aku yakin kalau kamu bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik daripada Mas Alfian," kataku mencoba menyadarkan Sari kalau yang ia lakukan ini salah.

"Tetapi aku hanya ingin Mas Alfian," bentaknya.

Karena tak terima dibentak aku balas dengan membentaknya, "Itu nggak akan terjadi!!"

Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang