36. Pengakuan Aji

506 37 0
                                    

Happy Reading





Aji POV

Aku akui memang diriku pernah menyukai seorang perempuan yang bernama Maharani Putri Nugraheni, alias Rani istri sahabatku, Alfian.

Berbicara tentang Alfian, aku kenal juga gara-gara Rani. Pertemuan pertama kami yaitu saat aku mewakili Bank kantor cabang Karanganyar yang ingin meeting di kantor cabang Solo.

Awalnya aku saling sapa dengan Rani saja karena memang aku hanya mengenal Rani waktu itu. Dan lama kelamaan aku jadi sering berurusan dengan Alfian. Aku sempat berpikir kalau Rani dan Alfian tidak ada hubungan apa-apa mengingat kedekatan mereka di Bank yang tidak pernah terlihat, namun perkiraanku salah, Rani dan Alfian sedang mempersiapkan pernikahan mereka. Sudah pupus harapanku untuk memiliki Rani. Padahal salah satu mimpiku adalah menikah dengan Rani.

Toh aku masih bisa dekat dengan Rani sebagai seorang kakak dan adik. Aku dan suami Rani, Alfian juga semakin dekat. Apalagi sekarang aku menjadi kaki tangannya Alfian dengan menjadi sekretaris pribadi Alfian.

Namun tak ku sangka, persahabatan kami sedang diuji sekarang. Ada yang menuduh diriku selingkuh dengan Rani. Padahal aku sama sekali tak mempunyai niat tercela seperti itu.

Darimana aku tahu?

Pastinya dari Rani dong.

Flashback on

Rani tiba-tiba mendatangi ruanganku. Awalnya sih ia mencari suaminya. Padahal aku dan Alfian hubungannya agak renggang. Aku tak tahu mengapa Alfian sedikit menjaga jarak denganku. Karena aku merasa tidak sedang membuat kesalahan apapun dengan Alfian.

"Mas Al ada nggak Mas?" tanyanya.

"Pergi tadi, nggak tahu kemana. Sama Arga kayaknya," jawabku.

"Mas Al nyuekin kamu nggak Mas akhir-akhir ini?" tanyanya lagi.

Sepertinya Rani tidak hanya berniat mencari suaminya deh. Ada suatu hal yang penting yang ingin ia tanyakan kepadaku.

"Masih ngomong sih, cuma dia jaga jarak aja. Nggak seperti biasanya," jawabku. 

Rani menyerahkan foto-foto yang ada di amplop berwarna coklat. Aku tak tahu apa isinya. Ku buka saja, ternyata foto-foto lama diriku dan Rani.

"Kok kamu bisa dapat ini foto-foto?" tanyaku bingung.

Ada apa sih ini??

"Ada seseorang yang dengan sengaja mengirim foto ini ke suamiku. Dan malam saat kamu ke rumah untuk menitipkan flashdisk, dan kita bincang-bincang sebentar sama Mas Ari, itu ternyata ada yang memanfaatkan dan memfoto kita," jelasnya.

"Astaghfirullah,"

Aku benar-benar terkejut dengan cerita Rani. Pantas saja Alfian akhir-akhir ini terlihat menghindariku.

"Terus Alfian salah paham sama kita?" tanyaku lagi

Rani mengangguk

"Aku curiga sama orang Mas, teman kuliah juga sih. Aku butuh bantuan kamu untuk membuktikan kalau apa yang aku pikirkan ini benar dan bukan hanya sekedar suudzon saja," ujar Rani.

Siapa coba yang mencoba memfitnah dan mengadu domba kami bertiga.

"Apa perlu aku ngomong langsung sama Alfian?" tanyaku.

Karena aku pikir, aku harus menjelaskan semua ini dengan Alfian. Aku tak mungkin bermain belakang dengan istrinya. Meski dulu aku pernah punya perasaan dengan Rani.

Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang