29. Hujat Aku!!!!!

361 24 1
                                    

Happy Reading







Sari POV

Haii readers tercinta.......

Kangen nggak sama Sari yang cantik membahana ini?

Pastinya kangen dong.........

Aku tahu kok kalau aku tuh orangnya ngangenin........

Masa iya sih nggak kangen sama akuuu.........

Hahahahaha

Kangen dengan kecantikan aku atau kangen mau menghujat aku???

Duh duh kalian tuh admin lambe turah ya??

Sukanya kok menghujat orang.

Tapi...........

Silahkan kalau kalian mau menghujat diriku.

Ngomong-ngomong tentang hujat menghujat, pasti kalian team Rani-Alfian bahagia yakkk

Hahahahaha sudah kuduga.

Kalian pikir aku jahat dengan merebut suami teman??

Ha?? Teman??

Mantan teman kali ahhh.........

Iya, aku akui emang aku jahat tetapi semua itu ada alasan tersendiri. Mau tahu nggak alasanku melakukan itu??

Beneran mau tahu aja atau mau tahu banget??

Menghancurkan rumah tangga temanku sendiri. Its wowwwww

Kayak di sinetron-sinetron yaaa yang ada pelakor-pelakornya gitu...........

Dan satu rahasia yang perlu kamu tahu, sebenarnya aku sudah nggak minat-minat banget sama suami temanku itu. Siapa lagi kalau bukan Alfian Putra Himawan.

Mending cari yang lebih fresh, bukan bekas orang yang sudah mengecewakan diriku berulang kali.

Kali ini aku ingin menceritakan tentang kisah ku dulu dengan Alfian dan Rani.

Flashback on

Saat itu adalah hari dikumpulkannya anak-anak calon peserta didik baru yang lolos lewat beasiswa berprestasi. Kepala sekolah memanggil nama kami satu per satu.

"Maharani," panggil kepala sekolah ku.

Karena nama panjang ku adalah Maharani Sari Ayu, ya otomatis aku berdiri dong. Tetapi ada satu siswi lagi yang berdiri. Semua bingung kok ini bisa terjadi.

Kemudian kepala sekolahku berkata, "Oh ada dua to, ini yang Maharani Putri,"

Okee itu bukan namaku. Tetapi nama siswi tadi.

Setelah itu, kami ditempatkan di kelas yang sama. Awalnya aku dan Rani sama-sama masuk kelas IPS dan ditempatkan dalam satu kelas, namun kami berhasil placement test dan masuk ke IPA.

"Eh, kamu kan yang waktu itu kan?" tanyaku kepada Rani.

Ku lihat ia masih malu-malu dan sangat pendiam.

"Iya," jawabnya.

Dan setelah itu kami jadi akrab karena sering bertemu. Saat sudah masuk IPA pun kelas kami berdampingan dan setiap pelajaran agama, pasti selalu jadi satu kelas karena kelas kami adalah kelas campuran dengan anak-anak Nasrani.

Pertemanan kami lanjut saat aku dan Rani sama-sama mengikuti kegiatan untuk menjadi pengiring pengibaran bendera saat upacara 17 Agustus. Kami bertemu hampir setiap hari karena harus latihan sepulang sekolah.

Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang