24. Nenek Sihir Datang Lagi

480 38 0
                                    

Happy Reading




Rani POV

Alhamdulillah suamiku baik-baik saja. Meskipun masih merasa kesal karena ia hampir mengatakan kalimat laknat yang tak pernah ingin aku dengar dari mulutnya.

Akibatnya, suamiku yang kena hajar oleh kakaknya. Karena Mas Ari memang sudah menganggap diriku sebagai adik kandungnya sendiri. Sayangnya kepadaku benar-benar tulus untuk ukuran seorang kakak kepada adiknya.

Sebenarnya ia juga sangat menyayangi Mas Alfian, maka dari itu kalau Mas Ari dibuat kecewa apalagi oleh Mas Alfian, sudahlah pasti terjadi perang dunia lagi. Namun baru kali ini aku melihat Mas Ari yang sangat emosional dengan adiknya sendiri.

"Hati-hati Mas," ujarku sambil membantu Mas Alfian turun dari mobil.

Ku lihat Mas Ari masih terlalu gengsi untuk membantu adik semata wayangnya itu. Karena ia tahu yang menyebabkan adiknya babak belur ya ia sendiri.

Mas Alfian duduk di teras rumah, sedangkan aku membuka pintu depan.

"Ayo masuk Mas," ajakku yang melihat Mas Alfian tak kunjung berdiri sampai pintu terbuka lebar.

Suamiku itu hanya menggeleng dan tak mau masuk. Ada apa sih ini. Hmmmmm

"Kenapa Mas?" tanyaku lagi.

"Semalam aku sudah berjanji nggak akan masuk rumah kalau nggak bersama Rendra. Dan aku ingin menepatinya sekarang," jawabnya.

Tiba-tiba Mbak Ara datang bersama jagoan kecilku.

"Papa napa?" tanya Rendra.

"Papa jatuh sayang," jawab Mas Alfian sambil memeluk putranya itu.

"Atit Pa?" tanya Rendra lagi yang artinya "Sakit Pa?"

"Sakit sayang, tapi Papa kuat kok, yaudah sekarang kita masuk ya," ajak Mas Alfian.

Kedua jagoan ku itu pun masuk rumah sambil bergandengan tangan. Sebenarnya Mas Alfian ingin menggendong Rendra, namun aku larang karena tubuhnya belum sembuh total. Akhirnya suamiku itu menurut perkataan ku. Kan makin cinta kalau suamiku itu menurut, hehehehhe.

"Masuk dulu Mas," ajakku kepada Mas Ari.

"Nggak usah Ran, ini bubur mu," jawab Mas Ari.

"Kok tiga? Banyak banget?" tanyaku yang melihat ada tiga bungkus bubur ayam.

"Buat Rendra sama si brengsek," balasnya.

Entahlah Mas Ari masih aja menyebut nama suamiku dengan sebutan itu. Padahal jauh di lubuk hatinya aku tahu kalau kakak iparku itu menyayangi adiknya. Ia pasti juga khawatir dengan kondisi Mas Alfian tetapi lagi-lagi gengsi yang mengalahkan.

"Mas!!!" tegur Mbak Ara.

"Nggak apa-apa Mbak, yaudah aku masuk ya," ujarku.

Aku pun masuk rumah. Ternyata Rendra dan Papanya lagi menonton kartun kesukaan Rendra.

"Sayang-sayangnya Mama, makan dulu ya," suruhku.

"Pa mau makan lagi nggak?" tawarku.

"Nanti aja Ma, masih kenyang. Emang aku dibelikan sama kakak tercinta ku itu?" tanya Mas Alfian balik sambil terkekeh.

Aku hanya mengangguk sambil menyuapi Rendra.

"Kamu istirahat gih, biar pemulihannya cepat," suruhku. .

"Aku masih kangen Mama sama jagoan kecil kita," balas Mas Alfian sok merajuk.

"Yaudah lah terserah kamu," ujarku menyerah.

Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang