Happy Reading
Rani POV
Sembilan tahun berlalu dengan cepat
Sembilan tahun yang luar biasa
Sembilan tahun penuh suka duka
Sembilan tahun penuh cobaan
Kata orang, sepuluh tahun pertama usia pernikahan adalah yang terberat. Akan ada banyak masalah yang menimpanya.
Dan aku sudah mengalaminya di usia pernikahanku yang ke dua tahun. Badai besar yang menyerang rumah tanggaku dengan Mas Alfian.
Kini usia pernikahan kami hampir menginjak usia ke sembilan tahun.
"Mama, aku besok ulang tahun ke lima," ujar putriku sambil menunjukkan lima jarinya.
"Iya sayang, selamat ulang tahun adek cantiknya Mama," ucapku.
"Besok aja ngucapinnya Mama, kan tiup lilinnya besok," jawab Alma.
Polos banget sih putri kesayangan ku. Ya, pastinya kesayangan dong, kan kakaknya laki-laki. Jadi putra dan putri kesayangan mama dan papa.
"Ada apa nih seru-seruan?" tanya Mas Alfian yang baru saja pulang kerja.
"Besok Alma ulang tahun Papa," jawab Alma menghambur ke pelukan papanya.
"Papa masih bau lho dek, Papa mandi dulu ya," ujar Mas Alfian.
"Papa wangi kok," balas Alma.
Alamat ini mau minta yang aneh-aneh.
"Mau apa sih anak Papa yang cantik?" tanya Mas Alfian.
"Hehehehe, tau aja sih Pa. Besok jadi kan? Papa libur kan?" tanya Alma.
Tuh kan benar pasti mau menagih janji papanya.
"Papa kan kalau Sabtu libur dek, ini Mas Rendra kemana?" tanya Mas Alfian.
Aku minta tas Mas Alfian untuk di simpan di kamar. Ia melepas sepatunya.
"Di kamar Pa, katanya ada tugas. Gambar-gambar gitu," jawab Alma.
"Pa, mandi dulu sana biar segar lagi," suruhku.
"Bentar Ma, masih capek banget," jawabnya.
"Habis kamu pulang tadi, aku meeting nonstop sampai pulang ini. Makanya agak malam pulangnya," imbuh Mas Alfian.
Memang dalam lima tahun ini ada perubahan drastis pada jabatan suamiku. Pekerjaannya sebagai Akuntan lebih berat karena Mas Alfian naik jabatan menjadi Kepala Divisi Keuangan menggantikan Pak Fendy yang juga naik jabatan menjadi Kepala Cabang.
"Sini Mama pijitin biar rileks," ujarku sambil memposisikan dirinya agar rileks.
"Alma aja Ma, yang mijit," ujar Alma.
"Kalau Alma yang pijat, Papa malah bisa tidur karena nggak kerasa," balasku sambil terkekeh.
Kami bertiga pun terkekeh bersama.
"Papa baru pulang?" tanya Rendra yang tiba-tiba keluar dari kamar.
"Iya Mas, kenapa?" tanya Mas Alfian.
"Minta diantar beli cat air, mau mewarnai habis krayonnya," jawab Rendra.
Rendra memang mempunyai jiwa seni yang tinggi seperti Papanya.
"Tapi nanti aja kalau Papa udah nggak capek," imbuhnya.
Ya, karena Rendra tahu bagaimana susahnya Papa mereka bekerja demi memenuhi keinginan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Seorang Akuntan 2 ✔
ChickLit"Auditing dan Akuntansi itu selalu berkaitan dan nggak akan bisa dipisahkan," "Seperti kita," "Maksudnya?" "Kita itu akan selalu berkaitan dan nggak akan bisa terpisahkan. Yang bisa memisahkan kita hanya takdir Allah," Setiap rumah tangga pasti me...