37

712 20 1
                                    

Rara memasuki kamar miliknya sewaktu dia masih tinggal bersama kedua orangtuanya..

Dia membaringkan tubuh mungilnya sambil mengelus perutnya
Pikirannya melayang kepada jadian tadi sore .. dia senang mendapatkan lamaran dari Alex.. tapi entah kenapa egoisnya terlalu tinggi untuk mengakui bahwa dia juga masih sangat mencintai suaminya itu dan ingin kembali..

Dia menangis sambil mengelus perutnya.. sambil mencoba untuk tidur.. dia mencari posisi nyaman namun tidak bisa.. dia berbalik terus tetapi tetap saja dia tetap tidak bisa tidur.. pikirannya melayang kepada Alex.. saat ini dia sangat ingin perutnya dielus oleh suaminya itu.. tapi sebisa mungkin dia menahan diri.. karna tidak mungkin dia menyuruh Alex datang dan menemaninya tidur.. masih mencoba untuk tidur namun tidak bisa.. Rara tidak punya pilihan lagi.. dengan cepat dia memakai jaketnya dan mengambil barang yang kira-kira diperlukan olehnya..
Dengan cepat dia berjalan dan menaiki taksi.. diperjalanan dia hanya bisa meremas tangannya takut kalau Alex akan menolak dirinya karna penolakan yang dilakukannya..

Masih berperang dengan pikirannya , taksi yang dinaiki oleh ya sudah berhenti didepan rumah yang dulu ditempatinya dan yang menjadi saksi dirinya disiksa.. dengan memberanikan diri dia melangkahkan diri mendekati rumah itu dan mulai mengetuk pintu

Tok tok tok

Tak butuh lama pintu terbuka dan memperlihatkan bi Eka yang terkejut melihat kedatangan Rara
"Nyo-nyonya"
"Mm hai bi.. gimana kabar bibi?"
"Ba-baik nya"
"Bibi kok gugup gitu sih?"
"Ini beneran nyonya?"
"Yaiyalah bi.. ini beneran Rara"
"Astaga nya.. bibi kangen banget sama nyonya"
Eka langsung memeluk Rara
"Rara juga kangen bi"
Setelah melepaskan pelukannya Eka melihat perut Rara yang sudah membuncit
"Nya... Ini"
"Iya bi.. dia sehat.. dan doakan ya bi.."
"Pasti nya"
"Oya bi.. mmm.. kak Alex ada dimana?"
"Dikamar nya"

Dengan cepat Ratasya melangkahkan kakinya menuju kamar Alex.. namun nihil.. dia tidak menemukan Alex.. dia sudah mencari disetiap sudut kamar Alex namun tetap tidak ada

"Biii"
"Iya nya"
"Itu kak Alex gak ada.. bibi bilang dikamar"
"Astaga nya maaf ya bibi lupa ngasih tau nyonya.. itu tuan tidur dikamar nyonya"
"Hah?? Di kamar aku? Kok bisa bi?"
"Entahla nya.. tapi setelah kepergian tuan beliau kelihatan hancur.. dan setiap saat hanya menghabiskan waktunya di kamar nyonya"
"Mmm baikla bi.. terimakasih ya bi"
"Iya nya"

Dengan perlahan Ratasya melangkahkan kakinya menuju kamar miliknya dulu..

Ceklek

Rara membuka pintu dan berjalan dengan hati-hati menuju ranjang..
Rara membungkukkan tubuhnya sedikit untuk melihat wajah Alex.. saat dia melihat wajah Alex dia air mata Alex yang masih sedikit terlihat.. Rara yakin Alex barusaja menangis..

Dengan pelan Rara menghapus jejak air mata itu dan mengambil bingkai Poto pernikahan mereka yang dipeluk oleh Alex..

Dengan memberanikan diri Ratasya membaringkan tubuhnya di samping Alex dan menaruh tangan Alex berada diperutnya..
Ratasya tersenyum dan mulai menyusul Alex kedalam mimpi..

-
-
-

Alex bangun terlebih dahulu dan dia seperti merasa memeluk seseorang namun sesaat kemudia diabaikan olehnya dan tetap menutup matanya.. dia berfikir bahwa yang dipeluknya itu adalah guling

Namun dia semakin yakin bahwa yang dipeluknya saat ini bukanla guling.. dengan perlahan dia membuaka matanya dan melihat kearah seseorang yang sedang dipeluknya

Dengan cepat dia mendudukkan dirinya saat melihat siapa yang saat ini sedang dipeluknya

Rara yang merasa pergerakan kiat dari tempat tidur langsung membuka kedua matanya dan mendudukkan dirinya dengan wajah yang masih mengantuk.. entah kenapa saat dia tidur dengan Alex dia merasa sangat nyaman dan aman..

"Ada apa kak?" Tanya Rara dengan wajah tanpa bersalah
"Ka-kamu? Ra-ratasya?" Tanya Alex sambil memukul-mukul pipiny tidak percaya
Ratasya yang menyadari kebodohannya dengan cepat menahan tangan Alex
"Kak..budah jangan pukul pipi kakak terus" Alex mengantikan kegiatannya dan melototkan matanya tidak percaya
"Astaga.. kayaknya gue lagi mimpi atau menghayal ini.. sadar Lex sadar...gak mungkin Ratasya ada disini.." Alex lagi lagi memukul pipinya untuk menyadarkan dirinya

"Kak" Alex melihat kearah Rara

"Ini nyata"
"Bener?"
"Iya"
"Kamu gak bohong?"
Rara menggelengkan kepalanya
Dengan cepat Alex menerjang tubuh Rara.. dia memeluk Ratasya dengan sayang

"Kak sesak"
"Ahh maaf-maaf kakak terlalu senang"
"Iya gak papa kak"
"Kamu kenapa kok bisa disini?"
"Maaf kak.. kalo Rara lancang masuk kerumah kak Alex"
"No.. bukan.bukan .. bukan itu maksud kakak.. maksud ku.. kamukan semalam i-" belum selesai Alex melanjutkan kata-katanya Rara langsung memotong perkataan Alex

"Maaf kak.. Maaf karna aku terlalu egois.. maaf karna aku cuman mikiri diri aku sendiri.. harusnya aku juga mikiri perasaan kakak.. dan juga anak kita" sahut Rara sangat pelan saat diujung kata-katanya
Alex yang senang mendengar ucapan Rara seketika dia ingin menggoda wanitanya itu

"Apa? Kamu tadi bilang apa ?"
"Hm? Aku ? Aku tadi bilang maaf"
"Bukan.. bukan itu"
"Lalu?"
"Itu yang terakhir kali kamu ucapkan" seketika wajah Rara memerah
"A-anak kita"
"Lebih keras Ra"
"Iss kak Alex"

"Hehe maaf..trus apa keputusan kamu sekarang?"
"Hm?"
"Aku tau kamu tadi pasti denger apa yang aku bilang.. giamana hm?"
"Mmm ak-aku .. mmm aku...itu..mmm"
"Yang jelas sayang" wajah Rara tambah merah mendengar ucapan Alex
"Aku mau ngasih kakak kesempatan lagi"

Alex terkejut mendengar ucapan Rara
"Kamu serius?"
Rara hanya mengangguk, Alex spontan langsung memeluk Rara..
"Makasih sayang makasih"
"Tapi aku punya syrat"
"Apa itu ?"
"Itu aku punya teman saat di Bandung.. aku mau kak Alex ngasih dia kerjaan dikantor kak Alex"
"Wanita ?"
"Iss tentu saja"
"Hahah baikla"
"Awas kalo berani macem-macem"
"Kamu tenang aja aku gak akan macem-macem cukup satu macam sayang" ucap Alex sambil mengedipkan sebelah matanya

"Isss dasar" Alex tertawa melihat wajah kesal Rara yang menurutnya sangat imut

"Tapi kalo kakak ngelakuin hal kayak dulu lagi.. aku gak bakalan pernah maafin kakak dan gak akan pernah mau ketemu sama kak Alex lagi" ancam Rara dengan wajah yang dibuat seseram mungkin

"Iya sayang aku gak akan pernah janji.. karna aku takut tidak bisa menepatinya.. tapi aku akan berusaha untuk membuktikannya" sahut Alex sambil meranik Rara kedalam pelukan
Ratasya tersenyum mendengar perkataan Alex yang menurutnya begitu romantis
"Tapi kak.. Qisha gimana?"
"Entah lah aku juga tidak tau dia ada dimana. Setelah aku tau semuanya.. aku menyuruh dia untuk tidak muncul lagi dihadapan aku.. dan aku juga tidak peduli"
"Tali kan dia juga mantan kakak.. dan juga sahabat baik aku"
"Mck kamu ini Uda disakiti tali masih aja peduli sama dia"
"Aku gak papa kok kak.. aku menganggap itu semua pelajaran untuk aku.. buktinya aku merasa sekarang kalo aku itu sedikit lebih dewasa"
Alex menarik pelan hidung Rara
"Kamu bukan sedikit dewasa tali kamu sangat dewasa dan seksi dengan perut membuncit seperti itu"
Rara memukul lengan Alex dengan sedikit kuat
"Awww ternyata tenaga BUMIL kuat juga ya"
"Kak Alex"
"Oke oke sayang.. sori dan makasih uda ngasih aku kesempatan kedua.. makasih sayang.."

"Iya.. ini itu karna anak kamu.. tadi malam itu dia pengen banget tidur sama ayahnya.. dan mau tidak mau aku harus kesini"
"Jadi kamu kesini karna terpaksa?"
"Bu-bukan gitu.. maks-"
"Hahahah sayang.. kamu lucu banget sih..aku becanda" Alex membungkukkan tubuhnya dan mengabaikan Omelan dari istrinya itu
"Sayang makasih ya .. Uda mau bujuk bunda buat maafin ayah.. ayah bakalan buktiin sama kalian kalo ayah bakalan buat kalian bahagia dan tidak menyesal karna udah balik lagi sama ayah.. ayak sayang smaa kamu dan bunda" sahut Alex sambil mencium perut buncit Rara.
Ratasya yang melihat itu meneteskan air matanya karna senang melihat Alex yang dapat menerima bayi nya

CRUEL MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang