.: empat belas :.

1.8K 241 7
                                    

Double update karena aku lagi seneng

Happy Reading!!!^^













"Astaga mau mati aja rasanya," Ara langsung merebahkan diri ke ranjang kesayangannya.

Baru saja ia menyelesaikan les private nya dengan tutor yang kemarin Ara maksud.

Walaupun termasuk salah satu yang terbaik dan juga harganya mahal untuk ukuran tutor satu mata pelajaran, tapi sampai saat ini tidak ada satupun materi yang masuk ke otak Ara. Seakan otak Ara alergi dengan semua materi itu.

Bukannya paham, Ara malah dilanda pusing tujuh kepalang.

"Dek," Mama masuk dengan segelas es sirup di tangan nya. Untuk mendinginkan otak Ara yang hampir saja terbakar habis.

"Gimana tutor nya?" Mama meletakkan gelas sirup itu di nakas dan beralih mengusap rambut Ara. Ara menggeleng.

"Ara gak mau belajar pake tutor itu lagi! Rasanya otak Ara kebakar setengah." Kata Ara sambil meremas kepalanya yang pusing.

Mama mengangguk paham. Tadi dirinya juga sudah berdiskusi dengan tutor itu untuk pertemuan selanjutnya tidak diadakan dulu sampai Irene menelponnya kembali.

"Tuh Mama buatin es sirup, biar kepala kamu dingin lagi." Ara meminum cairan hijau itu sambil sesekali memakan es batu yang ada di gelas itu.

"Mah gimana? Ara gak tau lagi gimana caranya biar nilai Ara bisa sempurna. Rasanya mau nyerah aja kalo gini," masalah itu, Ara sudah menceritakan semuanya ke Mama.

Mulai dari ia menyukai Taeyong sampai ia ditantang untuk mendapat nilai matematika sempurna saat ujian nanti.

Mama mulai membenarkan duduknya agar bisa berhadapan dengan anak gadisnya itu. Dielusnya rambut anaknya sebentar.

"Masa gini aja kamu udah nyerah? Emangnya kamu mau dianggap remeh sama Pak Taeyong?" Ara menggeleng pelan.

"Kamu harus bisa tunjukin kalo kamu bisa! Oke?"

Ara menghembuskan napasnya. Benar juga kata Mama. Kalau ia menyerah sekarang bisa-bisa ia dianggap remeh oleh Taeyong. Dan sudah pasti ia tidak bisa menjadi pacar seorang Lee Taeyong.

"Ayo dong semangat! Jangan loyo gini. Mana anak Mama yang petakilan dan cerewet itu?" Ara mengembangkan senyumnya lalu memeluk Mama.

Mama kembali mengelus rambut Ara lembut sambil tersenyum. "Anak Mama udah gede ternyata,"

"Ah Mama jadi keinget masa muda Mama sama Papa." Ara melepas pelukannya dan menatap Mama sambil tersenyum penuh arti.

"Ceritain dongg~"

Dan malam itu menjadi girl's talk terpanjang mereka.

.::.

Pagi ini seperti pagi sebelumnya. Ara datang lebih pagi dari yang lainnya ditemani dengan sekaleng susu dan tidak lupa buku bacaan.

Tapi kali ini bukan buku novel atau buku biografi apalagi komik. Melainkan buku tebal bertuliskan "1001 Soal Jitu Sukses Ujian Semester" yang sudah pasti isinya kumpulan soal matematika.

Sejak tadi Ara berusaha mengerjakan soal-soal itu tapi hasilnya nihil. Yang ada Ara malah mencoret-coret buku itu.

"Ngapain?" Suara bariton Jeno mengejutkan Ara. Untung saja susu kaleng yang ia pegang tidak tumpah.

"Belajar buat ujian semester, Jen." Jawab Ara dan kembali fokus pada soal-soal itu.

"Emang bisa?" Ara terdiam dan menatap Jeno tajam. Jeno hanya terkekeh dan mengusak rambut Ara pelan.

[✔]My Teacher My Boyfie | Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang