Ada yang nungguin ga?
Happy Reading!!!^^
Siang-siang begini enaknya duduk di kantin sambil menyeruput minuman es yang sangat menyegarkan. Bukannya berkutat dengan soal kuis begini!
Di bangkunya Ara sudah merengut kesal. Pasalnya dari 15 soal tidak ada yang bisa ia jawab!
Bahkan dari tadi Ara mencoba untuk menyontek tapi tidak bisa karena Taeyong selalu mengawasi layaknya cctv.
"Ini jawabannya apa sih? Pusing gue astaga." Ara meremat rambutnya frustasi.
"Psst.... psst..." Ara menoleh dan melihat Chenle yang memanggil dengan was-was.
"Apaan?"
"Bukan lo anjir! Jeno! Jeno!" Kata Chenle tanpa suara sambil menunjuk orang di belakangnya.
"Ohh.. bilang dong." Bukannya memanggil Jeno, gadis itu malah memainkan pulpennya sekarang.
"Anjir bukannya dipanggilin juga," cibir Chenle.
"Jen! Jeno!" Chenle masih berusaha memanggil Jeno yang tampak fokus dengan soal-soal itu, sesekali membenarkan letak kacamatanya.
"Psst.. Jeno! Lee Jeno!" Rupanya masih belum menyerah anak konglomerat ini.
"Jeno!" Akhirnya cowok itu menoleh sambil menatap "apa?"
Chenle meliat situasi sebentar. Mumpung Taeyong sedang memainkan ponselnya, kesempatan bagus!
"Nomor 5-15." Tidak tanggung-tanggung.
Di tempatnya Jeno mencari kertas tapi tidak kunjung ia temukan. Sebenarnya bisa mengambil di tas, tapi karena ia masih ingin hidup jadi Jeno mengurungkan itu.
"Gak ada kertas, Le. Kerjain sebisa lo aja." Chenle memandang Jeno datar lalu kembali stres di tempatnya.
"5 menit lagi." Kata Taeyong.
"Mampus lah gue masih kosong sebelas nomor!!"
Merasa pasrah dengan kuis kali ini akhirnya Ara mengisi lembar jawaban dengan asal.
Waktunya mengumpulkan. Semua siswa nampak pasrah dengan soal kuis kali ini. Raut wajah mereka sama semua.
Kecuali empat siswa ini.
Felix dengan raut wajah kacau dan beberapa jejak khas orang bangun tidur di pipi kanannya. Dan jangan lupakan sisa air liurnya yang masih ada di ujung bibirnya.
Mark dengan raut wajah sumringah karena kertas contekannya tidak terdeteksi oleh manusia yang disebut guru itu.
Jeno dengan wajah yakinnya karena ia bisa mengerjakan semua soal kuis. Yah walaupun ada beberapa nomor yang ragu sih. Yang penting yakin dulu.
Yang terakhir sudah pasti Ara. Ia menjadi siswa terakhir yang mengumpulkan kertas jawaban. Alasannya agar ia bisa menatap Taeyong lebih lama.
"Ngapain masih disini?"
"Saya mau liat wajah ganteng bapak, hehe." Taeyong tidak menggubris dan bertingkah seolah tidak ada orang di depannya.
"Pertemuan selanjutnya akan saya umumkan hasil kuis hari ini. Sekian, selamat siang."
.::.
"ARA DIPANGGIL KE RUANGAN PAK TAEYONG!!" Teriak Chaeryeong dari ambang pintu.
Ara yang sedang gibah manja dengan Herin dan Khaila pun otomatis menoleh mendengar kata 'Taeyong'.
"Serius lo?! Gue? Sendiri?!" Chaeryeong mengangguk mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]My Teacher My Boyfie | Lee Taeyong
Fiksi PenggemarIni bukan tentang perjodohan atau pernikahan dini. Ini tentang perjuangan Ara mendapatkan cinta manusia siluman kulkas yang penuh liku dan luka. Start : 21 April ©syucims, 2020.