Happy Reading!!!^^
Ara perlahan membuka matanya.
Tidak ini bukan kamarnya. Ini ruang UKS. Dilihat dari langit-langit nya saja Ara sudah hafal karena dulu ia sering membolos dan berakhir tidur di ruang UKS.
Kini dirinya berada di UKS tapi bukan untuk membolos.
"Ara,"
"ANJIR!" Ara dengan cepat menarik tubuhnya ke belakang karena terkejut dan berakhir kepalanya yang terbentur dinding.
"Aww.." Ara mengelus kepalanya yang sakit karena terbentur beberapa detik yang lalu.
"Hati-hati dong," Jeno dengan pelan mengelus juga kepala Ara yang terbentur.
Kepala Ara pening sekarang karena terlalu lama tertidur ditambah lagi baru saja ia terbentur.
"Mau minum?" Tawar Jeno. Ara membalasnya dengan anggukan.
Dengan cepat Jeno memberikan botol air mineral yang sudah dibelinya tadi kepada Ara. Tak lupa Jeno membantu membukanya agar Ara tidak kesusahan.
"Makasih,"
"Hm, sama-sama." Setelah itu hening. Tidak ada percakapan yang keluar dari mulut mereka.
"Sekarang jam berapa?" Tanya Ara. Dirinya baru sadar kalau saat ini ia tidak memakai jam tangannya. Di ruang UKS pun tidak ada jam dinding yang terpasang.
"Bentar lagi jam pulang. Lo lanjut tiduran aja, gue udah izin ke guru piket." Jawab Jeno lalu membantu Ara untuk kembali tertidur.
"Lo dari tadi disini?"
Jeno mengangguk. "Khaila sama Herin gue suruh masuk kelas duluan. Takut ketinggalan materi,"
"Tas sama barang-barang lo udah disini. Tadi Herin yang bawain," Ara mengangguk paham.
"Lo kok gak ikut masuk kelas?" Tanya Ara.
"Gak usah sekolah juga udah pinter gue," Jeno terkekeh begitu juga dengan Ara.
"Yeu sombhong amat mas,"
"Lo ada yang jemput gak? Kalo gak ada gue anter pul─"
"Ara, saya antar kamu pulang." Seseorang memotong pembicaraan Jeno.
Tidak hanya Jeno, Ara pun juga terkejut tiba-tiba Taeyong datang dan menyuruhnya untuk pulang bersama.
"Eung.." Ara dilanda kebingungan sekarang.
Ara tidak bisa memilih, dirinya bingung sekarang. Ia terima saja jika dirinya pulang bersama Taeyong tapi disisi lain ia tidak enak hati dengan Jeno.
Kalau bisa Ara akan memilih pulang bersama keduanya. Katakan lah Ara maruk. Terlalu mumbazir pikirnya jika salah satu ia tolak.
"Gue pulang naik bus aja,"
"Jangan!" Ucap Jeno dan Taeyong bersamaan. Ara hanya bisa menganga tidak percaya melihat itu.
Jeno menghembuskan napasnya, "Lo pulang sama Pak Taeyong aja. Gue baru inget kalo gue harus nganterin Bunda arisan,"
"Ayo saya antar sekarang."
Jeno membantu Ara untuk bangun dan turun dari ranjang UKS. Membantu memasangkan sepatu untuk Ara dan menuntun nya untuk berjalan menuju mobil Taeyong.
Setelah membantu mendudukkan Ara di kursi penumpang, Jeno memberikan tas Ara lalu merapikan seragamnya yang agak berantakan.
"Nanti kalo ada apa-apa hubungi gue," Ara membalasnya dengan anggukan. Kemudian Jeno menutup pintu mobil Taeyong.
Mesin mobil Taeyong sudah menyala. Sebelum mobil itu melesat pergi Jeno berbicara tanpa suara pada Ara,"Hati-hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]My Teacher My Boyfie | Lee Taeyong
FanfictionIni bukan tentang perjodohan atau pernikahan dini. Ini tentang perjuangan Ara mendapatkan cinta manusia siluman kulkas yang penuh liku dan luka. Start : 21 April ©syucims, 2020.