.: dua puluh sembilan :.

2K 227 28
                                    

Happy Reading!!!^^





"Lo gak mau pulang?"

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam dan Guanlin masih setia menemani Ara yang dari tadi hanya diam menatap kosong danau di hadapan nya. Ia jadi takut kalau Ara kerasukan penghuni danau ini.

Bukannya apa, semakin malam tempat ini semakin terlihat menyeramkan. Belum lagi gigitan nyamuk yang membuat kulit putihnya menghasilkan merah-merah bentol-bentol.

Ara menggeleng. "Gue nunggu orang rumah tidur."

Mendengar ucapan Ara cowok Lai itu hanya menghembuskan napasnya. Mau tidak mau dirinya harus disini lebih lama lagi sambil menepok pasukan nyamuk kurang ajar.

Tidak jarang juga ia berburu nyamuk yang beterbangan di sekitar Ara dan juga mengumpati nyamuk yang menggigit kakinya yang terbalut celana jeans.

Guanlin jadi semakin frustasi karena tidak bisa lega menggaruk kakinya dari luar celana jeans.

Sejak tadi sore Ara mengajaknya kesini, cewek itu benar-benar tidak beranjak dari kursi ini.

Untung tadi sebelum kesini Guanlin sudah take away makanam cepat saji. Setidaknya Ara dan dirinya tidak mati kelaparan berdiam diri sampai tengah malam begini.

Sepertinya Ara sudah mempersiapkan ini dengan baik, hoodie abu nya benar-benar melindungi tubuh cewek itu dari dinginnya angin malam.

"Pulang yok? Asli dah nyamuk disini pada naksir sama gue." Kata Guanlin sambil terus menggaruk kakinya dari luar jeans nya. Rasanya ingin melepas celana itu dan menggaruk kakinya hingga puas.

Tapi tidak mungkin kan ia melepas celana nya didepan Ara.

Mungkin karena kasihan dengan kawan nya yang dari tadi ricuh sendiri, akhirnya Ara mengangguk setuju. Sepertinya orang rumah juga sudah tidur.

Diperjalanan Ara masih saja diam sambil menatap sepinya jalanan. Hanya ada beberapa pengendara yang masih berkeliaran. Toko dan kafe dipinggir jalan juga sudah mematikan lampu utama mereka.

Sesampainya di rumah Ara tidak langsung turun dari mobil milik cowok Lai itu.

"Kenapa?" Tanya Guanlin. Yang ditanya hanya menggeleng.

"Gak." Kemudian Ara keluar dari mobil Guanlin.

"Thanks, Lin. Sorry gue bikin lo pulang telat," Guanlin mengangguk.

"Udah sana masuk! Emak lo ngamuk nanti. Gue pulang dulu," Kemudian Guanlin menutup jendela mobilnya dan melajukan mobilnya menuju rumahnya.

Memangnya mau kemana lagi? Dugem? Isn't Guanlin style. Mencium bau durian saja sudah mabuk bagaimana mau mampir ke tempat seperti itu?

Dirinya pasti memilih minum susu strawberry dari pada minum whiskey atau apapun itu.

"Masih inget rumah lo?" Terdengar suara Winwin saat Ara membuka pintu utama.

Kakaknya itu sedang duduk di sofa ruang tamu dengan dua tongkat di samping kanan nya. Ah apa saat ini orang itu masih bisa disebut seorang kakak?

Ini yang membuat Ara malas pulang ke rumah. Karena tadi sore Winwin sudah boleh pulang dari rumah sakit setelah mendekap di ruang rawat inap selama hampir dua minggu.

Maka dari itu sebisa mungkin Ara pergi atau datang saat orang rumah sudah tidur. Tapi sepertinya hari ini dirinya sedang tidak beruntung.

Tidak peduli dengan ucapan cowok itu, Ara langsung masuk tanpa menoleh sedikitpun. Walaupun di dalam hati Ara sangat ingin memeluk Winwin setelah sekian lama tidak bertemu.

[✔]My Teacher My Boyfie | Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang