.: dua puluh :.

2K 218 11
                                    

Happy Reading!!!^^






Pagi ini Ara terlihat murung tidak seperti biasanya. Iyalah biasanya pagi-pagi sudah petakilan dan adu mulut dengan Somi, lah ini malah hampir tidak mendengar suara Ara.

Bisa dibilang Ara happy virus nya kelas 12-7. Jadi kalau Ara sedang tidak masuk atau sedang sedih seperti ini, rasanya kelas ini seperti tidak ada kehidupan. Terkesan alay tapi memang benar adanya.

Membuat Khaila dan Herin bingung harus berbuat apa. Bukan hanya mereka berdua, sekelas pun juga ikutan bingung dengan perubahan Ara.

Tadi malam mereka bertiga sempat video call an. Ara bercerita semua. Benar-benar semua.

Entah kemarin Ara menangis berapa kali saat video call dengan kedua sahabatnya itu.

Setelah bercerita bukannya kembali ceria ini malah semakin murung karena Khaila yang marah-marah soal dirinya terlalu suka sama Taeyong.

"Kan udah gue bilang, mau sekeras apapun lo deketin si Taeyong itu tetep aja gak bakal luluh. Liat lo sendiri kan yang sakit?!"

Begitu kata Khaila tadi malam. Disini Khaila yang paling tidak suka kalau Ara terus-terusan mendekati Taeyong. Walaupun ia tidak terlalu menunjukan karena takut sahabatnya ngambek.

Tapi lihat kan sekarang? Jadi Ara sendiri kan yang sakit hati.

Sebenarnya hari ini Ara sudah berniat untuk tidak masuk, lagi. Masih belum siap lahir dan batin untuk bertemu Taeyong.

Tapi kelas tambahan untuk ujian kelulusan memaksanya untuk tetap masuk.

Ara masih ingin lulus. Jadi mau tidak mau dirinya harus masuk.

Sudah satu jam sejak Pak Baekhyun masuk dan mulai menjelaskan materi serta contoh soal untuk ujian kelulusan nanti. Sejak tadi Ara mencoba untuk tetap fokus tapi tidak bisa.

Ara menenggelamkan wajahnya di sela lengan kanannya yang terlipat. Tidak ada materi yang masuk ke otaknya. Padahal ia sangat membutuhkan ini.

"Ara, kamu sakit?" Tanya Pak Baekhyun saat memergoki Ara. Sontak membuat Ara langsung menegakkan badannya dan menggeleng cepat.

"Nggak pak! Saya gak papa!"

"Tetep fokus ya!" Ara mengangguk dan Pak Baekhyun melanjutkan materi yang terpotong tadi.

Ara menghela napas dan kembali menopang kepalanya. Pikiran nya kacau sekarang.

"Lo beneran gak papa?" Jeno berbisik dari bangkunya. Membuat Ara menoleh dan mengangguk untuk meyakinkan Jeno.

"Gak papa." Kata Ara tanpa suara.

Soal Ara, Jeno sudah tau. Khaila yang cerita tadi. Sempat kecewa juga karena alasan Ara untuk giat belajar kemarin hanya untuk Taeyong. Tapi rasa kecewa itu mendadak hilang saat melihat wajah sendu Ara.

Jeno cepat-cepat membuang rasa kecewa itu. Misinya saat ini hanya membahagiakan orang yang dia sayang. Jeno tidak tega melihatnya terlalu lama tenggelam dalam kesedihan.

"Kalo lo butuh sandaran. Gue selalu siaga, Ra." Ara mengangguk lagi dan menyuruh Jeno untuk kembali memperhatikan Pak Baekhyun.

.::.

Akhirnya setelah berabad-abad Ara dibujuk, akhirnya gadis itu mau makan siang.

Sepertinya semua teman kelasnya harus berterima kasih kepada bapak ketua kelas yang tidak lain dan tidak bukan adalah Huang Renjun.

Setelah bicara empat mata dan memberi Ara siraman rohani juga iming-iming lima bungkus es krim, akhirnya Ara luluh.

Sekarang Ara, Herin, Khaila, Somi, Jeno, Hyunjin, Renjun, dan Chenle sedang duduk di salah satu bangku kantin.

[✔]My Teacher My Boyfie | Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang