Happy Reading!!!^^
"Ekhm."
Ara dan Jeno langsung menoleh. Si sulung Taeyong ternyata. Panjang umur guru itu.
Cowok itu sedang berdiri tidak jauh dari bangku taman sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Menatap kedua pemuda di depan nya dengan mata elang nya.
"Berdua mulu. Yang ketiga setan."
Ara menghela napasnya, oke mulai sekarang dirinya harus mengabaikan apapun yang berhubungan dengan Taeyong.
Wajah sendu nya kini sudah berubah setelah ia mengusap pelan wajahnya. Sekarang gadis itu ─berakting dengan raut kesal karena melihat wajah Taeyong.
"Lo setannya." Jawab Jeno sarkas.
"Jen pulang yuk. Eneg gue disini." Kata Ara langsung menarik Jeno dan berjalan begitu saja melewati Taeyong yang menatap bangku taman yang kosong.
Si bungsu Lee yang ditarik hanya melongo melihat perubahan drastis Ara.
Setelah melewati Taeyong, raut Ara kembali sendu. Bibirnya yang semula tertahan kini mengendur dengan kedua ujung bibirnya yang melengkung ke bawah.
"Awal yang bagus. Lo bisa, Ara. Lo bisa," gumam Ara. Suaranya bahkan hampir tidak terdengar.
"Bundaa!! Jeno anterin Ara pulang dulu!!" Kata Jeno sedikit berteriak dari arah ruang tamu.
Tidak lama Yoona muncul diikuti oleh Donghae dibelakangnya. "Loh kok pulang? Gak mau nginep disini nemenin Bunda?"
Mendengar itu Ara hanya tersenyum. "Gak usah aneh-aneh deh, Bun. Ada Ayah juga. Lagian Jeno gak enak bawa anak orang sampe malem banget." Jeno menjawab.
"Yaudah lain kali Ara nginep sini, temenin Bunda nya Jeno. Biar Ayah gak digangguin terus." Kata Donghae yang membuat Yoona melotot dan langsung mencubit lengan suaminya.
Ara tertawa kecil. "Iya. Lain kali Ara nginep disini deh kalo dibolehin sama Mama."
"Terima kasih banyak undangan makan malemnya. Ara pulang dulu Ayah, Bunda."
Ara membungkuk sopan lalu pergi setelah tangannya ditarik oleh Jeno karena ada Taeyong yang tiba-tiba datang dan berdiri disamping Yoona.
"Sampein salam Bunda sama calon besan ya Jeno!!!" Kata Yoona semangat. Sepertinya memang kebelet pengen punya menantu.
Setelah sampai di rumah Ara, gadis itu menoleh ke Jeno sebentar.
"Makasih Jen. Bilangin juga ke Ayah Bunda!!" Jeno mengangguk.
"Besok gue jemput kayak biasa." Ara tersenyum lalu mengangguk.
"Makasih, Jen."
"Makasih mulu perasaan." Jeno tertawa.
Lalu Ara keluar dari mobil Jeno dan melambaikan tangannya sambil tersenyum saat mobil hitam itu meninggalkan area rumahnya.
Mobil Jeno sudah tidak terlihat, senyuman nya mulai memudar. Kemudian ia menatap langit malam sambil menggenggam tali sling bag nya erat.
"Kenapa jadi kayak gini?"
.::.
"GAES KANTIN GAK?!" Teriak Somi dari ambang pintu.
"Yok Kantin yok!" Kata Herin sambil meregangkan ototnya setelah mencatat tugas rangkuman dari Pak Kyungsoo si botak.
"Duluan deh. Gue mau ngasih ini dulu ke Kak Jaehyun." Kata Ara sambil menunjukkan paper bag berisi kotak bekal dan toples cookies.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]My Teacher My Boyfie | Lee Taeyong
FanficIni bukan tentang perjodohan atau pernikahan dini. Ini tentang perjuangan Ara mendapatkan cinta manusia siluman kulkas yang penuh liku dan luka. Start : 21 April ©syucims, 2020.