.: dua puluh delapan :.

1.9K 224 8
                                    

Happy Reading!!!^^










"Adek gak ngantuk? Udah larut loh," Mama mencondongkan kepalanya, lalu masuk dengan segelas coklat panas dan menghampiri Ara yang sibuk sendiri dengan laptop dan antek-antek nya.

Sekarang sudah tengah malam dan anak bungsu dari Kim Suho itu masih betah terjaga, padahal besok hari sekolah.

"Nanggung, Mah." Mama meletakan gelas coklat dengan gambar karakter Brown di sisi meja belajar Ara.

"Thanks, Mom."

Hening tercipta selama beberapa menit. Hanya ada suara mouse dan helaan napas dari mulut Ara.

Mama yang ada di sampingnya hanya diam sambil sesekali melirik apa yang sedang dikerjakan oleh anak gadisnya ini.

"Kakak lusa udah boleh pulang." Ucapan Mama membuat Ara menghentikan aktivitasnya. Raut wajahnya yang tadinya sudah datar, jadi semakin datar sekarang.

"Gak seneng ya?"

"Biasa aja." Kata Ara singkat lalu melanjutkan acara memindah foto dan video yang kemarin ia ambil dari kamera digital dan ponsel ke dalam laptopnya.

"Maafin kakak ya," Ara kembali menghentikan aktifitasnya dan kini gadis itu menatap Mama lamat.

Kemudian Ara menggenggam tangan lembut Irene, "Ara udah bilang, Mama gak perlu minta maaf. Biar Kakak sendiri yang minta maaf ke Ara."

"Makanya Ara ngumpulin semua bukti ini biar Kak Winwin sadar, pacarnya itu bukan cewek baik-baik."

"Mau sekasar apapun Kak Winwin, Ara tetep gak bisa diem aja liat Kakak di jahatin kayak gini." Ara menundukan kepalanya.

Mata dan hidungnya mulai perih. Ara juga menggigit bagian dalam mulutnya untuk menahan isak tangis.

Mama menatap anaknya sendu. Lalu beralih memeluk tubuhnya dan mengelus bahu rapuh yang sudah terlalu banyak memikul beban masalah.

"Persetan sama Pak Taeyong. Ara cuma gak mau Kak Winwin makin dibutakan sama cewek gak tau diri itu." Lirih Ara. Air matanya kembali lolos dari mata cantiknya.

"Mama percaya semua usaha kamu gak bakal sia-sia."

.::.

Bel masuk bunyi dengan lantang nya. Dan tepat sekali siswa 12-7 baru saja menyelesaikan makan dan misi utama mereka, apalagi kalau bukan memoroti ATM berjalan mereka ─tuan muda Chenle yang terhormat.

Sekarang mereka sedang berjalan rombongan menuju kelas.

"Ara lo sakit? Diem mulu dari tadi," tanya Herin yang baru saja selesai mencuci tangan.

"Nggak. Gue gak papa, cuma males ngomong aja."

Akhir-akhir ini Ara memang jadi sering berbohong. Bukan apa, hanya saja ia tidak mau orang lain jadi khawatir dengan kondisi nya.

Beberapa hari terakhir kondisinya juga sedang tidak baik-baik saja. Suhu badan nya terkadang mendadak naik dan lagi kepalanya selalu pusing.

Mungkin karena terlalu lelah menjadi paparazi dadakan.

Dan sekarang kepalanya mendadak pusing lagi setelah mendengar teriakan maut Chenle yang sedang bertengkar dengan Felix.

"Felix! Chenle! Diem napa!! Pusing gue denger lo berdua ribut tiap hari!!" Teriak Ara yang sudah mulai muak dengan pertengkaran mereka. Yang diperingati hanya bisa diam, tapi sedetik kemudian mereka kembali bertengkar.

[✔]My Teacher My Boyfie | Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang