Gadis cantik tinggi dan berkulit terang eksotis itu melaju dengan kecepatan tinggi. Namanya Delia. Telat, itulah kata yang dapat menggambarkan situasinya saat ini.
Untungnya ia tak tinggal tepat di kota, sarang para polisi. Kalau ia tinggal di kota, pasti sekarang ia tengah ditilang. Sudah dibawah umur, ngebut pula.
Gerbang sekolah telah ditutup. Tetapi wajah gadis itu sama sekali tak panik.
Kemudian, matanya melirik kesegala arah. Mencari siapa? Pak satpam mungkin.Pria berbaju hijau tersebut pun terlihat. Gadis itu malah meminta dibukakan gerbang. Wajar, sekolahnya bukanlah sekolah dengan peraturan ketat yang menjemur muridnya ketika telat. Ini adalah sekolah swasta.
Lalu, gadis tersebut berlari menuju kelasnya. Selama berlari, terdengar suara tadarus al-qur'an dari setiap kelas. Beruntung pelajaran belum dimulai.
Sampailah ia di depan kelasnya. Bukan kelas orang lain. Tapi kan, delia dapat menjadi orang lain bagi orang lain. Sudah, abaikan saja argumen aneh ini.
Delia menarik nafasnya panjang, lalu membuangnya dengan sedikit kasar. Pintu pun ia buka. Seketika, ia menjadi pusat perhatian bagi teman-temannya yang tidak fokus tadarus. Ia pun menuju meja guru dan bersalaman dengan walikelasnya. Kemudian, ia duduk di bangkunya dan ikut bertadarus.
+-☀-+
" Delia, Sini! " panggil sang walikelas.
Wajah Delia pun berubah. Ia sedikit panik. Tentu, ia takut dimarahi walikelasnya karena datang terlambat. Tanpa ia sadari, ia berjalan dengan perlahan. Layaknya bayi yang baru belajar berjalan.
" Eh Delia! cepet! itu bu Ara nungguin! " Syawal. Ia adalah teman sebangku Delia. Parasnya tinggi dan cantik. Ia juga rajin, maka dari itu ia pintar. Imagenya sangat bagus. Tegas dan tenang. Tapi, ia akan berubah total ketika sekitarnya sepi, dan hanya ada beberapa teman sepermainannya. Jika pertamakali melihat sisi lainnya, pasti kalian akan kaget.
Delia tersadar. Ia pun dengan segera berjalan menuju bu Ara.
" Iya bu? "
" Delia, kamu itu sudah berada disemester terakhir. Bahkan, ini adalah tahun terakhir kamu bersekolah disini. Ini juga baru hari ke 5 setelah libur akhir tahun. Jadi, usahakan datang sebelum bel masuk berbunyi "
" Baik bu "
Kemudian bu Ara meninggalkan kelas. Dan datanglah guru disiplin ke kelasnya.
+-☀-+
" Ya Allah kapan pulang.. "
" Baru juga istirahat pertama del.. kenapa si? "
" Mau eskul hehe "
" Iya sih, kangen dah lama gak saman "
" Emm.. Syaw, aku mau jajan dulu ya.. Km mau sholat dhuha kan?"
" Iya "
Lalu, Delia tidak menuju ke kantin. Melainkan ke barisan kelas anak IPS. Ia agak kebingungan mencari kelas. Untuk apa?
Karena terlalu fokus melihat setiap kelas, ia pun tersandung. Sakit tak seberapa, tetapi malunya..
" Gak papa? "
" Ga.. " ia mendongakan kepalanya. Terlihat raksasa berdiri di depannya. 'Menyeramkan' batinnya
" Bangun dong..., gw tau gw cakep tapi jangan segitunya.. "
Delia bangun. Setelah itu ia berlari dengan cepat meninggalkan tempat itu. Untungnya ia memakai baju olahraga. Karena sebelum istirahat, ia ada pelajaran pjok yang akan dilanjut setelah istirahat.
Murid-murid yang ada diluar tertawa melihat Delia lari dari lelaki itu. Tak tahu kenapa, lucu saja.
" Takut tuh cewe ama loe tang!"
" Lah? cowo cakep gini takut?? " tanya lelaki itu. Walau sebenarnya, itu bukanlah pertanyaan.
Lelaki tinggi itu adalah Lintang. Anak IPS. Kalau ia masuk IPA, tidak diterima. Namanya saja sudah menunjukan pelajaran IPS. Lintang utara selatan. Bukan nama lengkapnya kok.. Ia banyak dikenal teman teman seangkatan dan adik kelas.
Ia itu, dapat membuat siapapun ceria. Moodmaker mungkin? Siapapun pasti dapat dibuat nyaman dekat dengannya. Belum lagi, sifat humorisnya yang membuat teman temannya sampai sakit perut. Ia bagaikan matahari berjalan yang menyinari orang orang sekitarnya. Gosong dong?
+-☀-+
Delia kembali kekelas dengan terengah-engah.
" Syawal!!! " Panggil Delia sembari melirik sekelilingnya.
" Kiky? Akhirnya kamu yang kesini.."
" Kenapa sih del? " Tanya Syawal
" Tadi kan aku ke barisan kelas anak IPS, buat nyari kiky, trs aku jatoh, trs aku liat raksasa "
" Ngaco kamu del " Kiky. Teman dekat Delia. Anak ips nih..
Ia satu eskul dan.. mereka smpnya 1 sekolah 1 kelas 1 bangku. Ia eksprektif, perhatian, receh. Kalau soal paras, ia juga cantik seperti ke-duanya. Mata besar dan bulu matanya yang panjang membuatnya begitu imut dan mempesona.
" Iya.. Beneran.. untung aja kamu ke kelas aku.. Oiya, aku laper ni "
" Nih makan ini, mau ga? " Tawar Syawal sembari menyodorkan buah semangka pada Delia.
" Makasih.. Tapi gak kan kenyang. Ayo ky jajan! "
" Ok ok, Kita pergi ya syaw! "
" Iya "
Terimakasih-
Mohon maaf-
Jangan lupa vomment
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan MATAHARI ✔
Teen FictionDelia, seorang gadis cantik yang merasakan jatuh Cinta. Ia terlena oleh Cinta didasari nafsu dan berpacaran. Pacaran memang sudah dianggap hal yang wajar. Namun dalam islam, tak ada istilah tersebut. Terutama disaat lelaki dan wanita yang belum mah...