Prolog

1.2M 46.9K 8.5K
                                    

"Satu..Dua..Tig--"

"ZELLA!!"

Teriakan dari beberapa siswi yang ada di toilet membuat seorang gadis cekikikan. Ia segera turun dari kursi yang dinaikinya tadi agar bisa merekam suasana di dalam bilik toilet yang ada di sebelahnya. Jika kalian berpikir bahwa dia sedang merekam sesuatu yang tidak senonoh, jawabannya salah besar. Nyatanya gadis itu hanya merekam detik-detik bagaimana tepung yang sengaja ia pasang sedemikian rupa di atas pintu toilet jatuh tepat di atas kepala siswi-siswi itu.

Tak tanggung-tanggung, ia bukan hanya memasang jebakan di satu bilik tapi di semua bilik yang ada di toilet kecuali di bilik tepatnya bersembunyi tentunya. Bagaimana bisa para siswi itu terkena jebakan secara bersamaan? Karena hari ini kelas XII IPS 2 mendapatkan jadwal pelajaran olahraga dan Zella sudah mengawasi jadwal kelas ini jauh-jauh hari demi keberhasilan misinya.

"Zella gue tau ini ulah lo ya!"

Gadis yang dipanggil Zella itu segera mengunci pintu toilet lalu menutup mulutnya berusaha tidak berisik agar tidak ketahuan. Setelah dirasa siswi-siswi itu sudah pergi keluar meninggalkan toilet, Zella keluar lalu berlari mencoba menghindari amukan mereka. Ia berhenti sejenak di pinggir lapangan dengan napas yang tak beraturan. Beberapa detik kemudian Zella menaikan ponselnya tinggi-tinggi.

"Gimana guys? Seru gak prank nya?" tanyanya berlagak seperti seorang youtubers.

Suara langkah kaki yang terdengar begitu gaduh diiringi dengan teriakan kesal siswi-siswi itu kembali membuat Zella berlari. Sial! Mereka menemukan Zella. Di sepanjang lapangan basket yang sepi, Zella tak henti-hentinya tertawa. Ia membalikan badannya lalu berlari mundur dengan tujuan agar mendapat rekaman wajah beberapa siswi-siswi itu.

"Lihat guys! Korban gue lagi emosi nih," ucapnya diselingi tawa yang tak bisa ia tahan.

Semua siswi itu sontak menutup wajahnya, "Jangan rekam kita, Zella!"

Zella berlari berputar-putar di lapangan. Ia kembali menaikan ponselnya tinggi-tinggi agar semua siswi yang mengejarnya itu bisa terekam oleh kamera ponselnya.

"Segini dulu prank gue hari ini, besok-besok gue prank mereka lagi," ucapnya menahan tawa kala melihat siswi-siswi itu semakin kesal. "Jangan lupa like, coment, and subscribe. See you on the next video. Gak ada pesan kesan sebelum gue matikan nih?" tanyanya kepada siswi-siswi yang masih mengejarnya dengan susah payah.

Sejujurnya gadis itu tak bersungguh-sungguh menjadi seorang youtubers. Ia hanya senang merekam semua kejahilannya dan berpura-pura menjadi seorang youtubers sungguhan.

"Zella berhenti! Lo bener-bener minta di jambak ya?!" geram salah satu gadis dibelakangnya.

Zella segera menghentikan rekamannya kala merasa siswi-siswi itu benar-benar marah. Ia memasukan ponselnya ke saku seragamnya lalu berlari ke arah koridor yang masih sepi karena jam pembelajaran masih berlangsung.

Suara gaduh langkah kaki membuat siswa/siswi yang bosan di dalam kelas serentak menolehkan kepalanya ke arah jendela. Mereka tau di luar sana pasti sedang terjadi sesuatu yang dilakukan oleh gadis pembuat onar itu. Beberapa dari mereka sudah mulai mencuri-curi pandang ke arah keluar kelas.

"Tolong! Gue dikejar betina ngamuk," teriak Zella kencang.

Beberapa guru di dalam kelas sudah mulai keluar untuk mengecek situasi. Siswa/siswi juga sudah berdesakan di jendela dan pintu kelas hanya karena ingin melihat drama pagi hari ini. Lumayan untuk menyegarkan pikiran mereka.

"ZELLA!"

Bentakan lantang menggema di sepanjang koridor sekolah. Gadis yang menjadi alasan bentakan itu terdengar sontak menghentikan langkahnya. Dalam hatinya ia sudah berdoa semoga saja hari ini ia selamat dari amukan wanita yang sedari dulu menjadi musuhnya.

"Apa yang kamu perbuat hari ini Zella?!"

Seorang wanita dewasa berambut pendek menatap marah ke arah Zella. Meskipun gadis itu sudah menghentikan langkahnya tapi tetap saja tatapan wanita tersebut benar-benar tidak bersahabat.

"Dia bikin kita kayak gini Bu," adu salah satu siswi yang berdiri di belakang Zella.

"Mereka bohong Bu, saya cuma bikin konten dan mereka katanya mau bantu saya," kilah Zella membela diri.

Guru wanita itu memijit pangkal hidungnya, "Kamu gak ada capek-capeknya Ibu hukum ya?"

Zella menatap mata guru itu berani, "Ibu capek gak hukum saya terus?"

"Jelas saya capek mengurusi siswi nakal seperti kamu!"

"Kalau begitu jangan hukum saya lagi,  kita jadi sama-sama enak kan, Bu?" tanya Zella menaik turunkan alisnya.

"Kalau saja sekolah ini bukan milik orang tuamu, saya pastikan kamu sudah keluar dari sini dari dulu," geram guru itu.

"Kalau saja saya jahat, saya pastikan Ibu sudah keluar dari daftar nama guru pengajar di sekolah ini," jawab Zella penuh kemenangan.

Guru wanita itu gelagapan, ia berusaha memasang mimik sesantai mungkin. Matanya beralih menatap sekelilingnya yang masih ramai.

"Apa yang kalian jadikan tontonan? Cepat masuk kelas dan lanjutkan pembelajaran!"  titah Bu Ratna tak terbantahkan.

Seluruh siswa/siswi mendesah kecewa kala mereka harus kembali duduk tenang di atas kursi dan berteman dengan buku-buku tebal di ruangan bernama kelas itu.

Setelah sekelilingnya kembali kondusif, pandangan Bu Ratna beralih menatap siswi-siswi yang dipenuhi tepung dan mengotori mulai dari kepala hingga baju olahraga mereka, "Kalian cepat bersihkan diri, biar Zella Ibu yang urus."

"Biarin aja Bu, saya ngejailin mereka kan karena mereka jelek," celetuk Zella membuat siswi-siswi itu memandangnya tajam.

Kembali Bu Ratna menatap Zella garang, "Apa alasan kamu membuat mereka seperti ini? Apakah mereka sempat mencari masalah denganmu?"

Ditanya seperti itu membuat Zella menggelengkan kepalanya santai, "Saya sudah bilang kalau mereka itu jelek."

Hembusan napas kasar jelas terdengar dari wanita dewasa itu, entah bagaimana lagi caranya mengurusi siswi nakal satu ini.

"Kalian silakan bersihkan badan lalu kembali ikuti jam pelajaran selanjutnya!" titah Bu Ratna kepada siswi-siswi itu.

Setalah mereka pergi, Bu Ratna menatap Zella yang asik memelintir rambutnya dengan jari telunjuk, "Kamu ikut saya sekarang juga!"

"Kemana Bu?"

"Ke tempat yang mungkin bisa bikin kamu jera," jawab Bu Ratna seadanya.

"Saya gak akan pernah jera Bu, udahlah Ibu nyerah aja."

Bu Ratna menatap Zella garang, di detik berikutnya ia menarik telinga gadis itu. Mendengar Zella berteriak kesakitan, Bu Ratna sama sekali tak peduli.

Kata orang Zella itu pembuat onar, beberapa dari mereka berkata bahwa Zella mengesalkan. Gadis itu memang terlihat begitu, tapi apakah mereka tahu bagaimana diri Zella sesungguhnya? Apa mereka tahu bagaimana kehidupan Zella sesungguhnya? Gadis itu punya ceritanya tersendiri.

Raqueenla Razella nama lengkapnya. Dan ini kisahnya.

^^^

Halo:)

Gimana komentar pertama kalian tentang Zella?
Lanjut jangan?

Salam manis,
Niaawd

RAZELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang