27

370K 29.6K 2.8K
                                    

Sedari tadi siang Zella selalu menatap cemas pintu utama rumahnya. Agaknya Elvan benar-benar marah dengannya, hari ini laki-laki itu tidak datang mengunjunginya lagi. Zella menghembuskan napasnya pelan saat merasa apa yang ditunggunya benar-benar tidak akan datang. Buat apa juga ia menunggu? Jika laki-laki itu datang juga akan dipaksa untuk pulang olehnya.

"Mending gue mandi terus keluar beli makan," gumamnya pelan kemudian mulai melangkahkan kakinya meninggalkan ruang tamu untuk pergi bersiap ke kamarnya.

Empat puluh menit kemudian Zella sudah siap, ia mengunci pintu rumahnya kemudian berjalan pelan menuju depan komplek perumahan tempatnya tinggal. Sore ini sedikit berbeda dengan sore sebelum-sebelumnya. Udara sore ini terasa lebih dingin dari biasanya hingga membuat Zella mengeratkan jaket hitam yang dipakainya.

Saat sampai di dekat jalan raya, gadis itu melambaikan tangannya saat sebuah taxi akan melewatinya.

"Mau kemana mbak?" tanya sopir taxi ketika Zella sudah duduk manis di dalam mobil.

"Mall aja deh pak," jawab Zella setelah beberapa menit berpikir. Mungkin ia bisa sedikit menghibur pikirannya jika berkunjung ke gedung besar itu.

Setelah beberapa lama, akhirnya Zella sampai. Ia mulai masuk kemudian mengelilingi mall. Perlahan tapi pasti kakinya melangkah masuk ke dalam salah satu tempat makan favoritnya di sini.

"Mbak?" Zella melambaikan tangannya sehingga membuat salah satu pelayan mendekatinya dengan buku menu yang ia genggam.

"Mau pesan apa kak?" tanya pelayan wanita itu sopan.

Zella masih fokus menatap buku menu, membolak-balik halaman karena bingung ingin memesan makanan apa untuk ia makan sore ini.

"Khusus hari ini semua makanan dapat potongan harga 50% kak," ucap pelayan itu sehingga membuat kepala Zella mendongak menatap pelayan itu. Wanita mana yang tidak senang ketika mendengar potongan harga?

"Kok tumben?" tanya Zella penasaran.

Pelayan tersebut tersenyum kecil, "Hari ini pemilik cafe ini berulang tahun."

Zella mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. "Memang sekarang tanggal berapa?" tanyanya lagi, jika ponselnya masih berfungsi pasti ia tak akan menanyakan hal ini.

"28 April kak," jawab pelayan itu.

"28 April?" tanya Zella memastikan.

Pelayan itu mengangguk pelan, "Iya, jadi kakak mau pesan apa?"

Zella dengan cepat menunjuk acak makanan dan minuman di dalam buku menu itu. Setelah mencatat pesanan Zella, pelayan itu kemudian berlalu pergi meninggalkan Zella yang termenung dengan segala sesuatu yang saat ini ia pikirkan.

"Selamat menikmati."

Zella tersentak saat suara seorang laki-laki membuyarkan lamunannya. Ia menatap laki-laki yang juga sedang menatapnya ramah. Zella tersenyum kecil sehingga membuat pelayan laki-laki itu meninggalkannya. Berapa lama Zella termenung? Sampai-sampai pesanannya sudah tersaji di hadapannya tapi gadis itu tidak sadar.

Perlahan Zella memakan makanannya, manik matanya menatap sekelilingnya yang lumayan ramai. Lebih didominasi dengan pasangan muda yang mungkin sedang berkencan?

"Kakak kenapa sendirian aja?" Seorang anak laki-laki menghampirinya kemudian duduk begitu saja di depan Zella.

"Kamu siapa?" tanya Zella cepat.

"Aku anak bunda, bunda aku yang punya cafe ini," jawab anak itu.

Zella tersenyum kecil, "Nama kamu siapa?"

RAZELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang