21

363K 26.6K 485
                                    

Hari ini Zella memilih bolos pelajaran lagi. Mungkin hal seperti ini sangat sering ia lakukan, gadis itu hanya bosan jika harus berdiam diri di dalam kelas dan mendengarkan ocehan dari gurunya. Saat kakinya melangkah di sepanjang koridor yang sepi dan sedikit jauh dari ruangan kelas, ia memelankan langkahnya ketika mendengar suara seorang wanita dan laki-laki.

Zella berjalan mengendap-endap dan berusaha mengintip dari balik tembok, dan apa yang ia lihat sukses membuat matanya membelalak tak percaya. Matanya menangkap dua orang yang mungkin sedang berpacaran namun benar-benar terlihat menjijikkan. Dengan cepat tangan gadis itu meraih ponselnya kemudian membuka kamera andalannya. Ia berjalan perlahan-lahan mendekati kedua orang berbeda jenis yang bahkan belum sadar dengan kehadirannya.

"Lihat guys kelakuan anak muda ini," ucap Zella berani dengan tangan yang sedari tadi sudah mengarahkan kamera ponselnya ke arah mereka.

Sontak pasangan kekasih itu menjauhkan tubuh mereka berdua dan menatap kaget ke arah Zella. Bahkan wajah panik itu terlihat semakin panik kala melihat ponsel Zella yang mengarah ke arah mereka. Dan mereka tau pasti apa yang sedang dilalukan oleh Zella.

"Jam pelajaran bukannya belajar tapi malah pacaran disini," ucap Zella kembali.

Gadis yang Zella rekam sepertinya tak terima, ia berjalan maju dan mulai berusaha meraih ponsel Zella.

"Hapus rekamannya!" teriak gadis itu.

Zella menjauhkan ponselnya, "Gue belum selesai rekam!"

"Maksud lo apaan?!" tanya laki-laki itu yang mungkin sama kesalnya dengan pacarnya.

Zella mengabaikan mereka berdua, ia sedikit menjauhkan tubuhnya kemudian kembali merekam kedua remaja itu, "Ini tuh contoh gak baik guys, adegan tadi jangan sampai ditiru."

Merasa geram dengan sikap Zella, gadis itu mengejarnya dan sontak membuat Zella berlari menghindar.

"Zella berhenti!" teriak gadis bernama Dina itu.

"Gak mau! Gue mau aduin kelakuan kalian," jawab Zella tak kalah kencangnya.

Mereka terus berlari di sepanjang koridor, membuat keributan seperti hari-hari sebelumnya.

"Dapat!" Dina menarik kasar kerah baju Zella sehingga membuat Zella terpekik kaget.

"Lepas!" Zella menyikut perut gadis itu kemudian sedikit menjauhkan tubuhnya dari Dina.

"Hapus vidio itu sekarang juga!"

Zella memasukkan ponselnya ke saku seragamnya kemudian berkacak pinggang, "Gue gak mau!"

Dina menatap wajah Zella tajam, adik kelasnya ini suka sekali mencampuri urusan orang lain. Bahkan dia beberapa kali pernah menjadi korban kejahilan dari Zella. Dan sekarang ia tak akan tinggal diam.

"Hapus!"

"Lo takut ya?" tanya Zella cepat. "Gua bakal aduin ke Bu Ratna, biar mereka semua tau ada yang lebih busuk dari gue."

Mendengar ancaman Zella tentu Dina merasa takut, bagaimana jika benar vidio itu diterima oleh para guru? Mau ditaruh dimana wajahnya?

"Jangan coba-coba lakuin itu!" teriak Dina keras, mungkin ia lupa kalau sekarang mereka berada dimana.

Zella tersenyum mengejek kemudian mengambil ancang-ancang untuk kembali berlari membawa berita bagus untuk guru kesayangannya itu. Namun nampaknya Dina lebih cekatan, ia menjegal kaki Zella sehingga gadis itu terjatuh di lantai. Dengan cepat ia meraih ponsel Zella kemudian tanpa bersalah melemparnya jauh ke arah lapangan.

Zella membulatkan matanya melihat ponselnya melayang bebas kemudian tergeletak begitu saja di lapangan basket. Ia dengan segera berdiri lalu berlari mendekati ponselnya. Sudah tidak harapan, ponselnya hancur. Zella menatap tajam gadis yang tersenyum senang di koridor yang terletak beberapa meter di depannya.

"Ganti ponsel gue!" teriak Zella kencang.

Dina membalikkan badannya berniat pergi, ia rasa tugasnya sudah selesai. Tapi Zella tak akan membiarkan gadis itu pergi begitu saja.

"Heh!" Zella menarik rambut gadis itu sehingga terhuyung ke belakang, "ganti ponsel gue!"

Dina memberontak berusaha melepaskan diri tapi rasanya sia-sia, Zella lebih kuat darinya.

"Gue gak mau! Itu balasan karena berani-beraninya main-main sama gue!"

Zella mengencangkan tarikannya, "Cabe-cabean gatau diri!"

Dina tak terima dikatai seperti itu, ia menginjak kaki Zella kemudian mendorong tubuh gadis itu.

"Lo harusnya ngaca!"

Zella melipat tangannya di depan dada, "Untungnya gue gak semurah lo kan? Sering dibayar berapa sih?"

"Jaga ucapan lo!" bentak Dina.

Mereka berdua bahkan tidak peduli dengan bel istirahat pertama yang sudah berbunyi dan beberapa siswa/siswi yang mulai mengelilingi mereka berdua. Siapa yang tidak senang setelah beberapa jam otak dipaksa untuk menerima beberapa pelajaran lalu sekarang mendapat tontonan menarik seperti ini?

"Emang bener kan?" tanya Zella santai.

"Murahan!" lanjutnya.

Plak

Satu tamparan mendarat mulus di pipi Zella, ternyata Dina ingin bermain-main dengannya? Beberapa orang menganga melihat keberanian Dina, apa ia tidak tau akibatnya akan seperti apa? Zella mulai berjalan mendekati Dina. Sedangkan Dina perlahan-lahan memundurkan tubuhnya, ia merutuki dirinya sendiri yang sudah bersikap seperti tadi kepada Zella.

"Tangan lo ini udah berani kurang ajar!" bisik Zella pelan sambil meremas kuat pergelangan tangan Dina. Bahkan ringisan kecil dari bibir gadis itu tak ia pedulikan.

Plak

"Ini karena lo berani-beraninya rusakin ponsel gue!"

Plak

"Ini karena berani-beraninya lo nampar gue!"

Dina menangis. Ia tidak kuat menahan perih yang menjalar pada pipinya. Bahkan semua orang yang menonton mereka tidak berani berbuat apa-apa.

Zella menjambak kuat rambut Dina, "Kenapa nangis hmm?"

Shireen yang melihat temannya sudah tidak berdaya segera maju memecah kerumunan. Gadis itu menjauhkan tubuh Dina dari amukan adiknya.

"Lo apa-apaan sih?" tanya Shireen.

"Jangan ikut campur!" bentak Zella kepada Shireen.

Shireen melirik ke ujung koridor kemudian tersenyum senang, sepertinya rencananya akan berhasil.

"Ini sekolah, lo gak malu bersikap kayak gitu?"

Oh ayolah, Zella benar-benar bingung kenapa gadis ini menceramahi dirinya? Biasanya ia maju dan ikut bertengkar dengan Zella.

"Urusan gue cuma sama temen lo yang murahan itu, jadi lo silakan pergi!"

"Gak! Lo harus ke ruangan BK sekarang juga!" Shireen menarik tangan Zella namun segera ditepis oleh gadis itu.

"Gue gak mau!"

Shireen menatap wajah Zella serius, "Lo udah melakukan tindakan bullying!"

Zella tertawa kecil, "Jangan sok suci deh lo!"

Shireen kembali menarik tangan Zella, "Ikut gue sekarang juga!"

"Urusan gue sama dia belum selesai, mending lo pergi!" Zella mendorong tubuh Shireen pelan tetapi gadis itu malah terjatuh. Apa Zella mendorong terlalu kuat atau memang gadis itu yang hari ini sedikit lemah?

Zella menatap Shireen yang menundukkan kepalanya namun di detik berikutnya ia memilih tak peduli. Zella kembali mendekati Dina yang menatapnya takut-takut.

"Lo mau ngapain Zel?" tanya Dina pelan.

"Ikut ke ruangan saya sekarang juga!"

Sebelum Zella berhasil mendekati Dina, langkahnya terhenti bahkan tubuhnya menegang mendengar suara itu. Zella masih membeku di tempatnya. Bahkan bukan hanya Zella, tapi seluruh siswa/siswi yang menonton kejadian tersebut ikut terdiam.

^^^

Ada yang bisa tebak siapakah 'seseorang' itu?

RAZELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang