28

370K 31.1K 2.7K
                                    

"Gue datang lagi kan?" Elvan tersenyum kecil menatap Zella yang juga sedang menatap dirinya.

Zella berjalan mendekati laki-laki itu, "Lo gak marah sama gue?"

"Marah untuk apa?" tanya Elvan bingung.

Zella menundukkan kepalanya, "Karena gue kemarin maksa lo pulang."

Elvan tertawa kecil, ia menarik dagu Zella agar kembali menatapnya, "Gue gak marah."

Laki-laki itu merogoh saku jaketnya yang sedikit basah karena air hujan kemudian mengeluarkan sebuah korek api, ia menyalakannya tepat di depan wajah Zella.

Elvan tersenyum tulus, "Happy birthday, Rain."

Zella menatap wajah Elvan terkejut, "Lo tau?"

Elvan berdecak kesal, "Gue kan udah pernah bilang kalau gue tau semua tentang hidup lo."

"Cepet make a wish, tangan gue udah panas," lanjutnya.

Zella menganggukkan kepalanya pelan kemudian memejamkan matanya. Setelah selesai, gadis itu membuka matanya dan langsung meniup api dari korek itu.

Tanpa diperintah, Elvan segera masuk ke dalam kamar Zella kemudian mendudukkan dirinya di pinggir ranjang milik Zella.

"Siapa yang izinin buat masuk kamar gue?" tanya Zella kesal.

"Gak ada," jawab Elvan sekenanya.

Elvan menatap tubuh Zella dari atas hingga bawah, membuat Zella yang ditatap seperti itu merasa benar-benar risih.

"Apa liat-liat?" tanya Zella garang.

"Jangan coba-coba buat macem-macem ya!" Peringat Zella.

Tanpa menjawab ocehan tidak jelas dari gadis itu, Elvan menarik paksa tangan Zella sehingga membuat gadis itu duduk tepat di sebelahnya.

"Kenapa?" tanya Elvan datar.

Zella mengerutkan keningnya bingung, "Kenapa apanya?"

"Kenapa lo bohongin gue?"

Zella meneliti pakaiannya, gadis itu lupa bahwa sekarang ia hanya memakai piyama dengan model celana pendek hingga memperlihatkan kakinya dan tentu beberapa lebam akibat kejadian beberapa hari yang lalu.

"Lo tadi kehujanan? Biar gue ambilkan handuk ya?" Zella segera bangkit hendak meninggalkan Elvan namun terhenti karena sekarang pergelangan tangannya sudah dicekal oleh laki-laki itu.

"Gak perlu!"

"Tetep duduk di sini dan jangan kemana-mana!" titahnya kemudian berjalan kembali ke balkon kamar Zella.

Beberapa menit kemudian Elvan kembali dengan sebuah paper bag di tangannya. Mata laki-laki itu menatap gadis yang sekarang sedang menundukkan kepalanya dan memainkan jari-jari tangannya.

"Gue lagi gak pengen debat," ucapnya setelah kembali duduk di sebelah Zella.

"Hari ini lo ulang tahun kan?" tanya Elvan mencoba berbasa-basi.

"Iya," jawab Zella pelan.

"Maaf gue cuma bisa bawa korek api, kue gak begitu penting kan?" tanya Elvan tenang.

Zella mendongakkan kepalanya menatap laki-laki tampan yang sekarang duduk di sebelahnya, "Gapapa kok."

"Gue bawa sesuatu," ucap Elvan dengan senyum manisnya.

Zella mengumpat di dalam hati, ia benar-benar kesal dengan jantungnya. Hanya dengan senyum laki-laki itu mampu membuat jantungnya kembali berdegup tidak normal. Yang Zella takutkan adalah kalau Elvan ternyata bisa mendengar degupan jantungnya yang semakin menggila.

RAZELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang